Dalam dunia yang penuh dengan keragaman individu dan tantangan unik, muncul istilah tunadaksa sebagai sebuah konsep yang merangkul perbedaan dan menghadapi kenyataan bahwa setiap individu memiliki perjalanan yang unik. Artikel ini akan membahas apa yang dimaksud dengan tunadaksa, mengeksplorasi ciri-ciri pengidap tunadaksa, dan mengulas jenis-jenis dari tunadaksa untuk memberikan pandangan yang lebih luas tentang konsep yang berharga ini.
Apa yang Dimaksud dengan Tunadaksa? Tunadaksa merupakan istilah yang merujuk pada individu yang memiliki keterbatasan dalam mengendalikan gerakan tubuhnya. Keterbatasan ini dapat bersifat fisik, sensori, atau bahkan kognitif. Konsep tunadaksa berfokus pada memahami dan mendukung individu-individu ini dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka dengan penuh martabat dan kemandirian.
Keterbatasan dalam hal mobilitas dan fungsi fisik merupakan ciri utama dari tunadaksa. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu dengan tunadaksa memiliki keunikan dan potensi yang berbeda-beda. Mereka adalah bagian integral dari masyarakat yang beragam, dan tunadaksa merangkul inklusi dan penghargaan terhadap perbedaan.
Ciri-ciri Pengidap Tunadaksa Pengidap tunadaksa dapat memiliki beragam ciri-ciri yang meliputi:
Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh Terbatas dalam melakukan gerakan Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa Terlihat ada cacat pada alat gerak Jari tangan yang kaku atau tidak dapat untuk menggenggam Sulit saat duduk, berdiri, hingga berjalan serta menunjukkan sikap tubuh yang tidak biasa/normal Hiperaktif/tidak dapat tenang Ciri-ciri ini mungkin mudah dilihat bagi guru, namun belum bisa sampai memahami jenis tunadaksa apa yang diidap.
Jenis-Jenis dari Tunadaksa Konsep tunadaksa mencakup berbagai jenis yang mencerminkan keragaman individu. Berikut adalah beberapa jenis dari tunadaksa:
1. Tunadaksa serebral Seorang anak dapat dikategorikan ke dalam jenis ini jika penyebab kondisinya adalah gangguan sistem saraf pusat yang berada di otak atau sumsum tulang belakang.
Karena terjadi gangguan di sistem saraf pusat, hal ini akan memengaruhi kesadaran, kecerdasan, hingga kemampuan motorik kasar dan halus seorang penderita tunadaksa. Oleh karena itu, derajat kecacatan fisik tunadaksa ini terbagi lagi menjadi:
Tunadaksa ringan: Penderita dapat berjalan tanpa menggunakan alat bantu, berbicara dengan jelas, serta dapat menolong diri sendiri dalam kehidupan sehari-hariTunadaksa sedang: Penderita memerlukan latihan khusus untuk melakukan aktivitas seperti berjalan, berbicara, hingga mengurus dirinya sendiri. Contohnya menggunakan kruk atau tongkat sebagai alat bantu untuk berjalanTunadaksa berat: Penderita ini seperti dalam kondisi lumpuh otak atau cerebral palsy, sehingga tidak bisa hidup mandiri.Penderita tunadaksa serebral dapat digolongkan berdasarkan dari banyaknya anggota tubuh yang lumpuh antara lain:
Monoplegia: Hanya satu anggota gerak yang lumpuhHemiplegia: Kelumpuhan hanya dialami pada anggota gerak atas dan bawah di sisi tubuh yang samaParaplegia: Kedua tungkai kaki mengalami kelumpuhanDiplegia: Kedua tangan atau kedua kaki lumpuhQuadriplegia: Kelumpuhan pada seluruh anggota gerakJika penderita tunadaksa digolongkan berdasarkan kelainan otak dan fungsi gerak, dapat terbagi menjadi:
Spastik: Kekakuan pada otot baik hanya sebagian maupun keseluruhanAthetoid: Sering mengalami gerakan tubuh yang tidak terkontrolAtaxia: Hilangnya keseimbangan saat berdiri atau berjalanTremor: Gerakan kecil yang terus-menerus terjadi pada mata, tangan, atau kepalaRigid: Gerakan tubuh tidak luwes karena terjadi kekakuan ototTipe campuran: Menunjukkan dua atau lebih jenis kelainan di atas2. Tunadaksa karena kelainan pada sistem otot dan rangka Tunadaksa ini merupakan penderita yang memiliki kelainan pada anggota tubuh, seperti kaki, tangan, sendi, dan tulang. Berikut ini jenis-jenisnya:
Poliomielitis: Otot yang mengecil karena serangan virus polo, sehingga anak menjadi lemah dan tidak bertenagaDistrofi otot: Kelumpuhan otot pada anak yang bersifat progresif atau kelumpuhan otot yang semakin buruk seiring bertambahnya usia anakSpina bifida: Kondisi tulang belakang dan sumsum tulang belakang yang tidak terbentuk dengan sempurna dari lahir.Tunadaksa (Sumber gambar: Freepik) Menghargai Nilai dan Potensi Tunadaksa adalah konsep yang mengajarkan kita untuk menghargai nilai setiap individu dan potensi yang mereka bawa. Setiap orang memiliki perjalanan hidupnya sendiri, dengan tantangan dan kemenangan yang unik. Melalui inklusi, dukungan, dan pemahaman, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih berempati, inklusif, dan beragam.
Seperti yang telah diuraikan, tunadaksa mencakup berbagai jenis dan ciri-ciri. Keterbatasan fisik, sensori, dan kognitif mungkin tampak berbeda pada setiap individu. Oleh karena itu, penting untuk menghormati kebutuhan dan preferensi masing-masing individu dalam upaya kita untuk menciptakan lingkungan yang inklusif.
Baca juga: Tunagrahita: Memahami Gangguan Intelektual yang Kompleks
Kesimpulan Dalam dunia yang semakin kompleks, tunadaksa mengingatkan kita akan keunikan setiap individu dan peran kita dalam membangun masyarakat yang inklusif. Dengan memahami apa yang dimaksud dengan tunadaksa, mengenali ciri-ciri pengidap tunadaksa, dan mengetahui jenis-jenis dari tunadaksa, kita dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang memberikan dukungan, penghargaan, dan kesempatan kepada semua individu.
Sumber:
Tuna Daksa Adalah Kelainan pada Tubuh, Kenali Ciri-Ciri dan Jenisnya
Kemampuan Guru Dalam Melakukan Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusi
Pengertian Tunadaksa, Jenis, dan Karakteristiknya
Upgrade kemampuan pengajaran 2 bulan penuh dalam rangkaian event Guru Inovatif Conference senilai 300JP. GRATIS!
Penulis: Eka | Penyunting: Putra