Apakah saat ini Bapak/Ibu sedang menunda sesuatu? Atau jangan-jangan Bapak/Ibu sedang membaca artikel ini untuk menunda pekerjaan yang lain? Jika iya, Bapak/Ibu dapat mencermati dan mempraktikan isi artikel ini, untuk menghilangkan sifat mnunda-nunda yang tidak diinginkan.
Pertama, sebelum membahas tips menghindari sifat menunda-nunda pernahkah Bapak/Ibu bertanya mengapa kita sering menunda-nunda, padahal kita tahu bahwa hal itu bertentangan dengan keinginan kita? Banyak penelitian telah dilakukan mengenai hal ini dan dari berbagai penelitian tersebut ada beberapa tips yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk menghindari kebiasaan menunda-nunda.
Ketahui Alasan Mengapa Kita Menunda-menunda?
Salah satu hal pertama yang perlu Bapak/Ibu ketahui adalah penundaan merupakan kondisi alami manusia. Menurut Piers Steel, penulis The Procrastination Equation, sekitar 95% orang mengaku pernah menunda pekerjaan. Adapun fenomena menunda sesuatu adalah "reaksi emosional yang murni mendalam terhadap sesuatu yang tidak ingin kita lakukan," (Tim Pychyl, in Solving the Procrastination Puzzle). Oleh karena itu, semakin Bapak/Ibu enggan melakukan tugas semakin besar kemungkinan Bapak/Ibu untuk menunda-nunda.
Menurut studi yang dilakukan oleh Pychyl terdapat tujuh pemicu yang membuat kita enggan mengerjakan tugas. Sekarang coba Bapak/Ibu pikirkan tugas yang pernah ditunda, lalu apakah tugas tersebut memiliki karakteristik berikut?
- Membosankan
- Membuat frustrasi
- Sulit
- Ambigu/Tidak Jelas
- Tidak terstruktur
- Tidak bermanfaat/Tidak Menyenangkan
- Tidak berarti untuk diri pribadi
Jika iya, maka Bapak/Ibu dapat mempraktikan beberapa tips berikut untuk mengatasi sifat “menunda-nunda” tugas atau pekerjaan
1. Ubah mindset tentang hal yang memicu penundaan
Sebelumnya Bapak/Ibu telah mengetahui beberapa karakteristik tugas yang memicu sifat menunda-nunda. Selanjutnya Bapak/Ibu dapat mengubah cara berpikir atau mindset tentang tugas tersebut, hal ini akan membuat gagasan menyelesaikan tersebut lebih menarik.
Misalkan Bapak/Ibu harus membuat RPP. Jika Anda merasa ini pekerjaan yang membosankan bapak/ibu dapat membuatnya lebih menarik dengan menganggap ini sebagai tantangan untuk menyelesaikan setiap modul dalam kurun waktu tertentu dan memberikan reward setiap menyelesaikan beberapa modul.
2. Lakukan tugas sesuai batas kemampuan
Katakanlah bapak/ibu harus membaca sebuah buku untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Bisakah Anda fokus selama satu jam? Jika Anda tidak yakin maka kurangi menjadi 30 menit, dan jika masih belum berhasil kurangi hingga batas di mana Anda merasa nyaman dalam melakukan tugas tersebut kemudian lakukan secara konsisten.
3. Memulai dengan melakukan sesuatu
Sering kali kita melakukan penundaan karena kesulitan untuk memulai suatu pekerjaan. Oleh karena itu, mulai melakukan suatu hal kecil seperti menyiapkan meja atau tempat untuk mengerjakan tugas dapat menjadi langkah awal yang akan memicu keinginan untuk melanjutkan tugas tersebut. Hal ini terjadi karena saat kita memaksa diri kita untuk memulai sesuatu maka alam bawah sadar kita akan mulai menilai ulang tentang pekerjaan tersebut, di mana mungkin saja ternyata tugas yang akan kita kerjakan tidak seberat apa yang kita pikirkan.
4. Membuat daftar konsekuensi penundaan
Meskipun terkesan seperti membuang-buang waktu menuliskan hal apa saja yang mungkin akan Bapak/Ibu rasakan ketika menunda-nunda suatu pekerjaan, namun hal ini cukup efektif agar Anda dapat mengetahui konsekuensi apa yang harus diterima ketika tugas tersebut tidak selesai tepat waktu dan mentrigger diri kita untuk bersegera melakukan pekerjaan tersebut.
Contoh sederhana ketika Bapak atau Ibu berencana menikmati piknik bersama keluarga di akhir pekan namun ada banyak sekali tugas dalam minggu tersebut yang harus dikerjakan, maka dengan menulis konsekuensi bahwa “apabila tugas-tugas tersebut tidak selesai sebelum akhir pekan maka piknik bersama keluarga akan gagal” akan memberikan motivasi agar Bapak/Ibu bisa segera menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
5. Jauhkan distraksi
Tidak dapat kita pungkiri bahwa sebagian besar orang merasa bahwa distraksi terbesar dalam melakukan pekerjaan mereka berasal dari gawai atau smartphone, baik itu dari sosial media, games, dan berbagai aplikasi lainnya. Oleh karena itu, salah satu upaya yang paling efektif untuk menghentikan pikiran untuk menunda pekerjaan adalah dengan menjauhkan gawai tersebut dari diri kita atau memutuskan koneksi internet dari gawai tersebut agar notifikasi dari aplikasi yang dapat mendistraksi kita dapat terputus.
Kesimpulan
Ada berbagai cara yang dapat kita lakukan untuk menghindari sifat menunda-nunda, namun berbagai cara tersebut tidak akan berguna jika kita tidak memulai untuk mlelakukannya. Jadi mulailah mengerjakan apa yang seharusnya kita kerjakan saat ini!
Segera perluas koleksi sumber daya pembelajaran Anda dengan mengunduh dokumen pembelajaran gratis melalui platform GuruInovatif.id. Dapatkan akses mudah ke berbagai materi berkualitas yang dapat meningkatkan pengajaran Anda. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mengembangkan kreativitas dan efektivitas dalam proses belajar mengajar. Ayo, kunjungi sekarang dan nikmati manfaat luar biasa dari dokumen pembelajaran gratis kami. Unduh sekarang dan buat perbedaan dalam pendidikan!
Penyunting: Putra