Saya guru swasta yang lahir dan dibesarkan kampung. dimana cara pandang, karakter dan kepribadian saya 70 persen dipengaruhi oleh lingkungan. Sebelum memberikan trik dan tips berinovatif di kota, saya ingin sedikit berbicara tentang iklim di sekolah kampung tempat saya mengajar. Saling sikut, dan menjatuhkan demi memunculkan nama baiknya di hadapan kepala sekolah sudah menjadi hal yang lumrah. Wali murid disana tidak mendukung adanya perkembangan dalam kemajuan pembelajaran anaknya. Karena itu semua dianggap merepotkan dan menyusahkan. Selain sibuk berladang, dan mencari ikan di laut mereka juga tidak mengerti bagaimana cara menyiapkan kebutuhan yang diperlukan untuk perkembangan belajar anaknya. Mungkin karena faktor pendidikan mereka yang rata rata hanya sampai tingkat SD. Bukan hanya sampai itu saja, semangat dan motivasi belajar anak-anak di sana sangat rendah. Banyak sekali faktor-faktor yang membuat semangat dan motivasinya rendah. Diantaranya sarana prsana untuk menunjang pembelajaran yang kurang menyenangkan sehingga semangatnya juga rendah.
Singkat cerita saya diboyong ke kota, dan mengajar pada sekolah swasta juga. Kali ini iklim sekolah di kampung berubah 360 derajat. Seperti yang saya jelaskan diawal bahwa saya dipengaruhi oleh lingkungan. Sehingga di tempat mengajar yang baru saya tertantang untuk berinovasi, terlebih ketika pandemi.
Dengan berbekal kemudahan teknologi dan dukungan dari steake holder saya berusaha mengimplementasikan pembelajaran yang selalu bervariasi dengan pendekatan yang beragam mulai dari pembelajaran berbasis sains, teknologi yang sifatnya aplikatif sehingga membantu anak-anak untuk mempermudah urusannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pembelajaran saya juga berbasis kesenian ( art) dan matematika.
Saat mengimplementasikan pembelajaran yang bervariasi saya tanamkan lebih banyak rasa percaya diri saya, bahwa saya dan saya dapat melakukannya dengan baik sehingga memberikan hasil yang maksimal. Namun ternyata tidak mudah, meski pembelajaran yang bervariasi dengan beragam pendekatan telah saya lakukan tetap saja ada kendala. Di sana saya munculkan strategi-strategi kreatif dalam pembelajaran agar variasi ragam pendekatan pembelajaran dapat terlaksana dengan sesuai harapan. Saya mengukur keberhasilan tersebut dengan menggunakan skala kepuasan murid dalam menerima dan memahami pelajaran.
Bagi saya trik mengajar inovatif yang tidak kalah penting adalah membuat materi yang diajarkan menjadi mudah dan menyenangkan. Sehingga saya berusaha menjadikan materi pelajaran mudah dipahami dengan cara yang menyenangkan. Dan itu semua tidak mudah. Saya mengkaji banyak hal untuk menetapkan dan memilih metode pembelajaran yang tepat. Mulai dari mengukur kemampuan siswa dengan menggunakan tes diagnostik untuk mengetahui tingkat kesulitan materi sampai mempertimbangkan karakteristik murid.
Tiada Hari Tanpa Belajar. Bagi saya belajar adalah sebuah keniscayaan untuk seorang guru. Apa jadinya jika seorang guru tidak belajar? Sedangkan murid-murid yang dihadapi sekarang adalah generasi native digital. Bagaimana saya dapat mengimplementasikan pembelajaran dengan ragam variasi jika saya tidak belajar?
Berkolaborasi dibalik matangnya pembelajaran yang menggunakan pendekatan bervariasi, ada kolaborasi yang harmoni antara saya sebagai guru, murid, wali murid dan kepala sekolah. Tiga komponen tersebut saya satukan demi terciptanya kemajuan dan perkembangan pembelajaran murid secara holistic. Saya tidak bisa bekerja sendiri, maka dari itu kolaborasi sangat penting
Setelah semua berjalan dengan baik mulai dari implementasi pembelajaran dengan beragam pendekatan sampai berkolaborasi terlaksana dengan baik di sana saya menemukan talenta-talenta anak-anak yang menakjubkan. Talenta tersebut saya pupuk dan kembangkan sehingga murid-murid sudah tau titik potensinya yang siap dilejitkan