Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku manusia yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar berperan dalam perkembangan, kebiasaan sikap, keyakinan, sebuah tujuan, dan kepribadian manusia. Dengan kata lain, belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa dan raga dalam interaksi aktif dengan lingkungan. Tujuan belajar adalah untuk memperoleh suatu perubahan berdasarkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan hidup yang baru.
Dalam kegiatan belajar mengajar tentu akan muncul adanya masalah. Masalah dalam belajar ialah ketika muncul ketidaksesuaian antara harapan dalam belajar dan kenyataan saat proses belajar terjadi. Ada yang berpendapat bahwa masalah belajar adalah tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang. Selain itu, masalah belajar juga dapat diartikan sebagai suatu hal yang dapat menghambat seseorang dalam mencapai sebuah tujuan.
Permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar tidak selalu terjadi ketika di dalam kelas, namun bisa juga dari luar kelas. Permasalahan tersebut muncul karena adanya berbagai macam penyebab yang jika dibiarkan secara terus menerus akan mengganggu proses belajar mengajar di dalam kelas. Permasalahan yang sering dihadapi oleh murid adalah kesulitan belajar dalam suatu mata pelajaran tertentu. Idealnya, jika ada permasalahan dalam kelas, maka guru harus mencari cara menyelesaikan permasalahan tersebut. Menurut Elliot dalam karyanya yang berjudul Panduan Penelitian Tindakan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di dalam kelas, antara lain:
Ketidakpuasan adalah tanda adanya masalah
Ketika sesuatu sudah tidak sesuai dengan jalurnya maka hal tersebut sudah bisa dikatakan bermasalah. Untuk merasakan hal tersebut seorang guru harus merasakan ketidakpuasan terhadap praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan. Manakala dalam praktik sebenarnya terdapat banyak hambatan, namun guru tidak mengetahui dan merasa puas dengan apa yang dilakukan, maka sulit bagi guru untuk memunculkan adanya masalah. Oleh karena itu, guru harus melatih kepekaan terhadap hal-hal yang menjadi kendala dalam praktik pembelajarannya. Selain itu, guru harus jujur mengenai praktik pembelajaran dari sisi-sisi lemah yang masih dihadapinya.
ketidakpuasan dalam kegiatan belajar mengajar dapat menimbulkan hal tidak menyenangkan dan merasa ada yang kurang pengajaran. Permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar dapat membuat keadaan kelas tidak kondusif. Keadaan tersebut dapat dirasa ketika murid sudah mulai ramai sendiri atau sibuk sendiri dengan teman sebangku. Maka dari itu guru harus mampu membuat suasana belajar yang menyenangkan.
Dengan kata lain, guru harus mampu merefleksi, dan merenungkan secara lebih seksama mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar guru dapat mengidentifikasi sisi-sisi lemah yang mungkin ada. Sebab, dalam proses perenungan itu, terbuka peluang guru untuk menemukan kelemahan-kelemahan dalam praktik pembelajaran.
Identifikasi masalah
Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah identifikasi masalah. Guru harus menyusun beberapa pertanyaan yang terjadi di dalam benaknya, adapun beberapa pertanyaan tersebut antara lain:
- Apa yang sedang terjadi sekarang?
- Apakah yang terjadi itu mengandung permasalahan?
- Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasinya?
Apabila pertanyaan tersebut telah terjawab, langkah selanjutnya adalah:
- Saya berkeinginan memperbaiki ……
- Saya memilih untuk menentukan cara baru untuk mengatasi masalah yang saya hadapi. Dan seterusnya
Dari beberapa pertanyaan tersebut maka guru akan dapat mengidentifikasi sebuah permasalahan, sebab pertanyaan tersebut akan menunjukkan apa yang belum beres dengan kelasnya
Analisis masalah
Setelah melakukan identifikasi masalah, tahap selanjutnya adalah guru harus menilai manakah masalah yang paling mendesak untuk dipilih. Ada sejumlah petunjuk untuk memilih masalah, yaitu
(a) pilih masalah yang dirasa penting oleh guru sendiri dan muridnya, atau topik yang melibatkan guru dalam rangkaian aktivitas yang memang diprogramkan oleh sekolah.
(b) jangan memilih masalah yang berada di luar kemampuan dan kekuasaan guru untuk mengatasinya.
(c) pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas,
(d) usahakan bekerja secara kolaboratif dalam mengembangkan fokus masalah
Observasi permasalahan
Jika sudah dapat menganalisis masalah tersebut maka langkah selanjutnya adalah observasi. Observasi permasalahan dilakukan dengan kepentingan untuk melihat seperti:
- Bagaimana permasalahan tersebut muncul,
- Mengapa masalah tersebut terjadi,
- Apa penyebab dari permasalahan tersebut muncul.
Observasi permasalahan dapat menjadi sebuah gambaran bagaimana cara menyelesaikan masalah yang muncul. Dari gambaran itu guru dapat mencari cara bagaimana mengatasi permasalahan yang muncul. Jika masalah tersebut berkaitan dengan sistem atau sebuah kebijakan, maka guru dapat melakukan sebuah langkah kecil yang tidak merugikan murid dan juga instansi pendidikan.
Dari cara yang telah disampaikan di atas maka dapat dikatakan bahwa permasalahan yang muncul dalam suatu proses pembelajaran bisa terjadi kapan saja. Maka dari itu, untuk mengatasi sebuah permasalahan yang muncul perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat dalam menanggapinya. Permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar wajar terjadi karena banyaknya faktor. Oleh karena itu, guru dan murid harus bekerja sama dalam menghadapi permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar agar suasana kelas menjadi kondusif sehingga prestasi belajar murid dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Samudra, G. B., Suastra, I. W., & Suma, K. (2014). Permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa SMA di kota singaraja dalam mempelajari fisika. Jurnal pendidikan dan pembelajaran IPA Indonesia, 4(1).
Suwarsih Madya, 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.
Wibawa, B. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, 2721-2572.
721-2572.
Penulis: Khairul Ilham
Editor: M. Rezky Alvianto