Catatan Guru Inovatif : Adaptasi di Masa Pandemi - Guruinovatif.id

Diterbitkan 09 Mei 2022

Catatan Guru Inovatif : Adaptasi di Masa Pandemi

Era revolusi industri 4.0 dan era Society 5.0 menjanjikan transformasi digital information and communications technology (ICT) tidak hanya pada sektor industri, namun juga pendidikan. Era dimana manusia dan teknologi hidup berdampingan saling bertumbuh dalam meningkatkan taraf hidup manusia yang berkelanjutan. Momentum disrupsi ini mengalami percepatan saat terjadi pandemi Covid-19 kurang lebih dua tahun belakangan ini. Para pemangku kebijakan dituntut memiliki kesadaran akan tantangan masa depan. Visi inilah yang mendorong Penulis untuk terus meng-upgrade kompetensi dengan mengikuti berbagai aktivitas. Tidak hanya kompetensi memaksimalkan berbagai platform digital penunjang pembelajaran, hal yang tidak kalah penting ada kompetensi pedagogi seorang pendidik profesional dalam menyongsong era Merdeka Belajar.

Cerita Guru

Sholahuddin Al Ayubi, SEI

Kunjungi Profile
368x
Bagikan

Era revolusi industri 4.0 dan era Society 5.0 menjanjikan transformasi digital information and communications technology (ICT) tidak hanya pada sektor industri, namun juga pendidikan. Era dimana manusia dan teknologi hidup berdampingan saling bertumbuh dalam meningkatkan taraf hidup manusia yang berkelanjutan. Momentum disrupsi ini mengalami percepatan saat terjadi pandemi Covid-19 kurang lebih dua tahun belakangan ini. Para pemangku kebijakan dituntut memiliki kesadaran akan tantangan masa depan. Visi inilah yang mendorong Penulis untuk terus meng-upgrade kompetensi dengan mengikuti berbagai aktivitas. Tidak hanya kompetensi memaksimalkan berbagai platform digital penunjang pembelajaran, hal yang tidak kalah penting ada kompetensi pedagogi seorang pendidik profesional dalam menyongsong era Merdeka Belajar.

Praktis, hampir semua kegiatan pembelajaran dan interaksi sosial dilaukan secara virtual selama pandemi. Kerisauan akan learning lost dan character lost menuntut para pendidik dapat merancang proses pembelajaran jarak jauh secara efektif. Oleh karena itu, motivasi intrinsik Penulis mendorong secara aktif mengikuti berbagai program sertifikasi pendidik dalam pemanfaatan platform digital, diantaranya : Google Certified Educator (GCE), Assemblr Certified Trainer (ACE), VR Ambassador Millealab, Quizizz School Trainer. Selain itu, meski belum bisa lanjut ke Level 4, Penulis juga antusias mengikuti tahapan PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) Pusdatin Kemendikbudritek. Program peningkatan kompetensi TIK guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru UNESCO. 

Latar belakang keikutsertaan Penulis dalam program Google Master Trainer (GMT) hingga menjadi GCE adalah optimalisasi akun belajar.id yang dirilis Kemendikbudristek akhir tahun 2020 lalu. Rilis program ini dimaksud untuk memudahkan para pendidik dan peserta didik dalam mengakses berbagai layanan pembelajaran dari rumah saat pandemi. Melalui REFO Indonesia, mitra Google for Education, para GMT diharapkan mampu mendesiminasikan kemampuanya dalam memanfaatkan Google Workspace for Education menggunakan akun belajar.id kepada para pendidik dan peserta didik.

Tergabung dalam komunitas Pendidik Belajar.id Jabar, Penulis dan para GCE lainnya menjalin kerjasama dengan para pemangku kebijakan di tingkat daerah untuk melakukan pendampingan aktivasi akun belajar.id dan menautkannya ke SIM PKB sesuai Surat Edaran Dirjen GTK Nomor 0697/B.B5/GT.01.15/2022, sebagaimana disebutkan bahwa pemanfaatan akun pembelajaran akan dioptimalkan menjadi layanan satu akun untuk semua dengan konsep Single Sign On (SSO) pada Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIMPKB). Namun secara nasional, per 9 Mei 2022, tercatat pada Dashboard Aktivasi Akun Pembelajaran Daerah, tingkat aktivasi akun belajar.id baru mencapai 26,69% (https://bit.ly/bid-dashboard-dinas ). Data ini tentunya perlu pengkajian lagi jika terkait tingkat pemanfaatan akun belajar.id menggunakan Google Workspace for Educatioan dalam kegiatan sehari-hari.

Hal yang paling membanggakan adalah ketika salah satu praktik baik pembelajaran Penulis menggunakan platform digital mengantarkan Penulis menjadi satu diantara 50 guru Indonesia mengikuti program The 2021 ALCoB ICT Volunteer (AIV) ICT Virtual Training, hosted by Ministry of Education, Republic of Korea, organized by Institute of APEC Collaborative Education (IACE) bekerjasama dengan Balitbang dan Perbukuan Kemendikbudristek selaku focal point APEC Human Resources Development Working Group (HRDWG) Indonesia. Mengangkat  tema Building resilience in education against the COVID-19 pandemic by enhancing digital and cultural literacy of teachers in the APEC region, training juga diikuti para pendidik perwakilan dari negara Malaysia, Filipina dan Thailand.

Pada sisi lain, agar bijak dalam memanfaatkan berbagai perangkat digital di atas, Penulis juga mengasah wawasan pedagogi yang harus dimiliki seorang pendidik profesional. Selain tergabung dalam komunitas Pendidik Belajar.id Jabar, Penulis juga aktif dalam berbagai komunitas pendidik profesional lainnya, baik sebagai pengurus maupun anggota. Salah satu komunitas yang sangat membantu proses pengembangan kompetensi pedagogi Penulis adalah dengan bergabung menjadi HAFECS Representatif. Sebagai lembaga training guru, HAFECS berupaya untuk mendorong percepatan transformasi pendidikan Indonesia melalui pengembangan metode pengajaran di kelas dan metode pembelajaran serta pengembangan kurikulum sekolah. Selain berperan mengenalkan lembaga, para HAFECS Representatif juga mendapatkan berbagai keuntungan diantaranya akses training yang lebih mendalam dari para trainer internal maupun eksternal sebagai penunjang kinerja.

Menariknya, semua proses ini Penulis ikuti bersamaan dengan aktivitas mengikuti pendidikan Strata Dua (S2) di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Indraprasta PGRI dan Program Guru Penggerak Angkatan 1 Kemendikbudristek. Meski dipenghujung masing-masing program mendapat tantangan social distancing, kedua prioritas target ini dapat Penulis kelola dengan baik dan meraih hasil yang memuaskan.

Hal utama yang Penulis amati dari berbagai kendala yang menghambat percepatan disrupsi teknologi ini adalah kurangnya perhatian para pemangku kebijakan dalam mengantisipasi perkembangan zaman. Pada berbagai sektor, masih ditemukan leader yang terjebak dengan rutinitas tugas yang monoton dan kurang membuka ruang berfikir kritis. Berbagai upaya harus dilakukan agar terciptakan ruang kolaborasi yang kompetitif bagi para pendidik. Merangsang daya kritis para pendidik agar lebih inovatif dalam menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik. Keluar dari zona nyaman, menjadi pendidik hakiki dengan terus belajar meningkatkan kompetensi diri.

Mengutip pendapat George Couros,  “Teknologi tidak akan menggantikan guru hebat, tapi teknologi di tangan guru hebat akan transformasional.”
 

 

 

 

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Pentingnya Self-Regulated Learning dan Kecerdasan Emosional Siswa
Launching Buku Antologi dengan judul "Untaian Kata Teruntuk Orangtua" karya siswa-siswi kelas 3 MI M

Dimas edy pratama

Jul 31, 2022
1 min
Cerita dibalik perjuangan menyelenggarakan pendidikan non formal untuk pemerataan pendidikan

Een Irawati, S.Pd

May 09, 2022
1 min
Semarak Edufair 2024 SMPN 3 Cileunyi Sebagai Wujud Sukses Kolaborasi Praktik Baik Implementasi Kurikulum Merdeka

Lina Herlina

Jun 30, 2024
3 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar