GI Class #151 | Empat Kompetensi Guru dalam Membangun Pembelajaran Berdiferensiasi - Guruinovatif.id

Diterbitkan 10 Nov 2025

GI Class #151 | Empat Kompetensi Guru dalam Membangun Pembelajaran Berdiferensiasi

GuruInovatif.id kembali menyelenggarakan webinar nasional inspiratif di awal November ini dengan judul “Empat Kompetensi Guru dalam Membangun Pembelajaran Berdiferensiasi.” Webinar ini menghadirkan Agita Violy, S.S., M.Pd. sebagai narasumber.

Pelatihan Guru

Event Guru Inovatif

Kunjungi Profile
48x
Bagikan

[Yogyakarta, 7 November 2025] – GuruInovatif.id kembali membuka bulan November dengan rangkaian webinar dan workshop inspiratif yang ditujukan bagi para pendidik di seluruh Indonesia. Mengawali agenda bulan ini, diselenggarakan webinar bertajuk “Empat Kompetensi Guru dalam Membangun Pembelajaran Berdiferensiasi”, bersama narasumber Agita Violy, S.S., M.Pd.

Di awal sesi, Agita mengajak para peserta untuk melakukan refleksi sederhana melalui pertanyaan yang menggugah:

“Guru yang kompeten itu seperti apa? Dan apakah kita sudah menguasai kompetensi tersebut?”

Pertanyaan ini langsung memancing respons dari para peserta. Salah satu guru menjawab bahwa guru yang kompeten adalah mereka yang mampu menciptakan pembelajaran berkualitas. Agita pun menyetujui pendapat tersebut, seraya menambahkan bahwa kualitas pembelajaran yang baik merupakan kunci untuk meningkatkan skor PISA dan kemampuan literasi siswa Indonesia agar mampu bersaing di kancah global.

Lebih lanjut, Agita menjelaskan bahwa guru yang berkompeten bukan hanya menguasai materi ajar, tetapi juga memahami kebutuhan belajar siswanya. Setiap kelas memiliki kondisi, karakter, dan tantangan yang berbeda—karena itu, guru perlu mampu menyesuaikan metode pembelajaran agar setiap siswa mendapat pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

Peran Pendidik di Zaman Now

Agita menjelaskan bahwa peran guru di era sekarang telah mengalami perubahan besar dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu, proses belajar di kelas berlangsung satu arah: guru berbicara, siswa mendengarkan. Guru datang ke kelas, menjelaskan materi, menuliskannya di papan tulis, dan siswa mencatat sambil menghafal. Pola ini menjadikan pembelajaran cenderung berfokus pada hafalan semata, tanpa benar-benar menumbuhkan pemahaman yang mendalam.

Namun, zaman telah berubah. Saat ini, guru dituntut untuk lebih dari sekadar menyampaikan materi. Guru berperan sebagai perancang pengalaman belajar—menciptakan ruang bagi siswa untuk bereksplorasi, berkolaborasi, serta mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Guru masa kini ibarat arsitek pembelajaran, yang memiliki tanggung jawab untuk:

  • Menyusun tujuan belajar yang jelas dan bermakna,

  • Memilih strategi serta metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa,

  • Menyediakan berbagai media dan sumber belajar yang menarik, dan

  • Merancang pengalaman belajar lintas bidang agar siswa dapat melihat keterkaitan antarmateri.

Baca juga:
Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Salah Satu Strategi untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Siswa

Agita menegaskan, sudah bukan zamannya lagi guru “menyuapi” siswa dengan informasi. Peran guru kini adalah sebagai pemantik, yang mendorong siswa untuk berpikir mandiri, menganalisis, serta mengembangkan kreativitas mereka dalam menemukan makna dari setiap proses belajar.

Kerangka Kompetensi Guru di Abad ke-21

Peran guru di abad ke-21 tidak hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menjadi fasilitator, pembimbing, sekaligus inspirator bagi peserta didik. Untuk mampu menjalankan peran tersebut, guru perlu menguasai empat kompetensi utama yang menjadi fondasi profesionalisme pendidik masa kini.

Menurut Agita, empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru di semua jenjang—mulai dari PAUD, TK, hingga SMA/SMK/sederajat—adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik

Kompetensi ini mencerminkan kemampuan guru dalam merancang dan mengelola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Seorang guru dituntut untuk mampu menciptakan pengalaman belajar yang tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada proses—melibatkan pemahaman konseptual, penerapan nyata, serta refleksi bermakna terhadap apa yang telah dipelajari.

Melalui penguasaan kompetensi pedagogik, guru diharapkan mampu menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, membimbing mereka berpikir kritis, dan membantu mereka menghubungkan teori dengan praktik di kehidupan sehari-hari.

2. Kompetensi sosial

Guru tidak bekerja dalam ruang yang terisolasi. Ia berperan sebagai jembatan yang menghubungkan peserta didik dengan lingkungan sosialnya. Kompetensi sosial mencakup kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif, inklusif, serta empatik—baik dengan siswa, sesama guru, orang tua, maupun masyarakat luas.

Melalui kompetensi ini, guru diharapkan mampu membangun kerja sama yang harmonis, menumbuhkan kepercayaan, serta menjadi agen perubahan yang mendorong kolaborasi antara sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.

GI Class #151 | Empat Kompetensi Guru dalam Membangun Pembelajaran Berdiferensiasi

3. Kompetensi kepribadian

Kompetensi ini berkaitan dengan karakter dan integritas diri seorang guru. Guru perlu memiliki kepribadian yang berakhlak mulia, arif, berwibawa, dan mampu menjadi teladan bagi peserta didiknya.

Selain itu, guru yang profesional juga harus terbuka terhadap perubahan, memiliki pola pikir bertumbuh (growth mindset), serta berkomitmen untuk terus belajar sepanjang hayat. Melalui refleksi diri yang berkelanjutan, guru dapat memperbaiki kualitas pengajaran sekaligus memperkuat nilai-nilai moral yang ditanamkan kepada siswa.

4. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional menuntut guru untuk memiliki penguasaan materi pelajaran yang luas dan mendalam. Dengan pemahaman yang kuat terhadap bidang yang diajarkan, guru dapat menyusun tujuan pembelajaran yang relevan, mengorganisasikan konten secara sistematis, dan menyesuaikan pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa.

Lebih dari itu, guru juga perlu mampu memahami, menerapkan, serta mengembangkan kurikulum secara adaptif dan kontekstual sesuai dengan perkembangan zaman. Kompetensi ini menjadikan guru tidak hanya pengajar, tetapi juga inovator dalam proses pendidikan.

Dengan menguasai keempat kompetensi tersebut, guru akan mampu menghadapi tantangan pendidikan di abad ke-21 sekaligus menjadi motor penggerak dalam menciptakan generasi pembelajar yang kreatif, kritis, dan berkarakter.

Baca juga:
Optimalisasi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Guru Harus Tahu!

Mewujudkan Pembelajaran Berdiferensiasi di Ruang Kelas

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan yang dilakukan guru untuk menyesuaikan proses belajar di kelas agar dapat memenuhi kebutuhan setiap individu siswa. Melalui pendekatan ini, guru tidak hanya mengajar secara umum, tetapi juga secara sadar merencanakan strategi agar semua siswa merasa terlibat, dihargai, dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.

Seperti yang dikatakan Albert Einstein,

“Setiap orang jenius, namun jika Anda menilai ikan dari kemampuannya memanjat pohon, maka seumur hidupnya dia akan menganggap dirinya bodoh.”

Kutipan tersebut menjadi pengingat penting bagi para pendidik bahwa setiap anak memiliki potensi dan cara belajar yang unik. Karena itu, guru perlu menghindari penilaian yang seragam dan memberi ruang bagi setiap anak untuk menunjukkan keunggulannya dengan cara masing-masing.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Agita menegaskan pentingnya empat prinsip utama dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi:

  1. Sesuai dengan kemampuan anak,

  2. Sesuai dengan kebutuhan anak,

  3. Sesuai dengan konteks kehidupan anak, dan

  4. Sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Keempat prinsip ini selaras dengan empat kebutuhan dasar manusia, yakni kebutuhan untuk menguasai sesuatu, merasa bahagia, dicintai dan diterima, serta memperoleh kebebasan dalam berekspresi dan bertindak.

Dalam webinar yang diselenggarakan GuruInovatif.id, Agita juga membagikan berbagai strategi praktis untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di ruang kelas. Ia menceritakan bagaimana guru dapat mengelola kelas yang beragam tanpa harus merasa kewalahan, serta berbagi pengalaman nyata dari praktik yang telah diterapkannya.

Ingin mengetahui bagaimana penerapannya secara langsung?

Simak penjelasan lengkapnya dalam webinar nasional GuruInovatif.id melalui tautan berikut ini.

Jika Anda melewatkan topik webinar atau workshop sebelumnya, jangan khawatir! Anda tetap bisa menontonnya kembali dengan bergabung sebagai membership di GuruInovatif.id.

Dengan menjadi member, Anda akan mendapatkan akses ke ratusan tayangan ulang webinar dan workshop, serta berbagai online course yang dirancang untuk membantu Anda meningkatkan kompetensi sebagai pendidik profesional di abad ke-21.

Mari bergabung menjadi membership GuruInovatif.id

Mari bergabung dengan membership GuruInovatif.id


Penulis: Eka | Penyunting: Putra

0

0

Loading comments...

Memuat komentar...

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

GI Class #135 | Perencanaan Pembelajaran Berbasis Data & AI
0 sec
Webinar "Kepemimpinan dan Supervisi Pembelajaran sebagai Bentuk Akselerasi Kurikulum Merdeka"
0 sec
GI Class 83 "Kiat Menulis Best Practice untuk Meningkatkan Profesionalisme"
0 sec
GI Academy #43 | Student Engagement: Outdoor Activity dengan Pendekatan Konstruktif Berbasis Masalah
0 sec
GI Class #115 | Persiapan E-Kinerja Menuju 100% dan Pelaporan RHK
0 sec
Webinar “Cakap Bahasa Inggris Menggunakan ELSA” Sebagai Penunjang Kualitas Pendidikan di Indonesia
0 sec
Komunitas