Pendidikan sendiri memiliki salah satu fungsi dan tujuan untuk menciptakan dan membangun kemampuan siswa dalam berbagai aspek agar mampu mewarisi dan mengembangkan kebudayaan serta membangun peradaban masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, siswa tidak hanya mampu untuk menjadi insan yang berpendidikan, melainkan juga mampu menjadi pribadi yang memiliki nasionalisme kuat dan mampu melestarikan kebudayaan lokalnya.
Namun, melihat perkembangan digital yang semakin masif, hal ini terasa sulit untuk dilakukan. Di satu sisi, hal ini mendatangkan keuntungan karena siswa semakin dipermudah untuk mengakses berbagai informasi sehingga semakin luas juga pengetahuan para siswa. Namun, di sisi lain, siswa pun turut terpapar dengan ragam budaya luar yang berpotensi mampu melunturkan rasa nasionalisme dan krisis kultural pada diri siswa.
Untuk mencegah hal ini terjadi, guru harus melakukan transformasi sistem pendidikan dan pola ajar, yaitu dengan mengombinasikan media pembelajaran berbasis teknologi dengan materi pendalaman budaya lokal. Dengan menggunakan media yang sudah dekat dengan siswa, yaitu produk teknologi, pembelajaran terkait budaya lokal berpeluang untuk mudah dipahami dan melekat pada diri siswa.
Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Generasi yang sudah melekat dengan teknologi, tentu memerlukan pendekatan pembelajaran yang berbasis teknologi juga. Hal ini sudah dapat dianggap sebagai kebutuhan belajar mereka. Keterlibatan produk digital dalam pembelajaran, menjadi kunci dalam mencapai efektivitas kegiatan belajar mengajar untuk generasi saat ini.
Penggunaan teknologi tidak hanya membantu sebagai media pembelajaran yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan pesan, tetapi juga membantu untuk menstimulasikan siswa agar mampu lebih memahami materi. Hal ini dikarenakan mayoritas individu akan lebih mudah untuk menangkap informasi melalui gambar atau grafis di bandingkan verbal.
Maka dari itu, terdapat beberapa penggunaan jenis teknologi yang mampu diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Penggunaan teknologi audio visual Penggunaan teknologi audio visual pada pembelajaran dapat berupa penayangan video (presentasi, tutorial, kuis, dll), animasi materi, atau film. Dengan melibatkan media audio-visual dalam proses pembelajaran, mampu memberikan ruang interaktif baik antar sesama siswa maupun siswa dengan guru. Siswa dapat diberikan sesi diskusi setelah menyaksikan tayangan serta dapat menyumbangkan pendapat pribadi kemudian.
2. Penggunaan teknologi berbasis audio Media pembelajaran berbasis audio sudah sejak lama diterapkan dalam pembelajaran di luar negeri, dikenal sebagai listening comprehension. Dalam sesi pembelajaran ini, siswa akan diberi kesempatan untuk mendengarkan cerita atau percakapan yang didengarkan di kelas, kemudian siswa harus menjawab lembar pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru sebelum sesi dimulai. Metode pembelajaran seperti ini membantu dalam meningkatkan fokus dan daya tangkap siswa karena mereka dituntut untuk mampu menyerap dan mengingat seluruh informasi saat audio diputar agar mampu menjawab lembar pertanyaan.
3. Penggunaan teknologi berbasis visual Media pembelajaran visual sebenarnya sudah banyak diterapkan oleh para guru saat ini. Mulai dari penayangan materi melalui visual ilustrasi, presentasi, hingga kuis interaktif. Hadirnya media pembelajaran yang berbasis visual, mampu membantu untuk meningkatkan antusiasme dan daya tarik siswa. Hal ini mampu mengubah stigma pada siswa bahwa pembelajaran hanya bersifat monoton layaknya ceramah saja. Semakin banyak media visual dalam pembelajaran, maka siswa akan lebih berminat dan cermat dalam menyaksikan setiap materi yang disajikan.
Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Budaya Lokal Film dokumenter menjadi salah satu bentuk pemanfaatan teknologi untuk mempelajari budaya (Gambar: YouTube/Netflix) Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dapat menjadi salah satu metode dalam memperkenalkan dan menanamkan pemahaman akan budaya lokal kepada siswa. Hal ini dapat dinilai sebagai bentuk upaya untuk menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal di tengah gempuran globalisasi yang lebih banyak menyajikan budaya luar.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengombinasikan pembelajaran berbasis teknologi dan pemahaman budaya untuk para siswa generasi ini adalah:
1. Film/dokumenter sejarah atau budaya Salah satu media pembelajaran yang mengombinasikan teknologi dan budaya adalah dengan menayangkan film ataupun dokumenter yang mengangkat isu sejarah ataupun budaya Indonesia. Beberapa rekomendasi film yang dapat ditayangkan adalah sebagai berikut:
Film sejarah Indonesia:
SOEKARNO
Battle of Surabaya
Tjokroaminoto
Kartini
Jenderal Soedirman
Film budaya Indonesia:
Ranah 3 Warna
Ngeri-Ngeri Sedap
Laskar Pelangi
Buya Hamka
Onde Mande
Deretan film ini dapat diakses melalui platform seperti Netflix, VIU, Vidio, Prime Video, dan lain-lain.
2. Virtual Museum Tour Salah satu terobosan terbaru dari pemanfaatan teknologi untuk budaya yang berhasil dibuat oleh bangsa Indonesia adalah dengan menciptakan virtual museum tour. Museum Nasional Indonesia telah berhasil menciptakan program ini untuk menyajikan layanan kepada masyarakat agar lebih mudah dalam mengenal kebudayaan Indonesia yang tersedia pada museum ini dimanapun dan kapanpun. Virtual tour ini menampilkan Museum Nasional Indonesia dengan 360 derajat, sehingga Anda dan siswa dapat menyaksikan secara keseluruhan dengan jelas hanya melalui website .
Dengan begitu, anak didik mampu mengenal lebih banyak peninggalan sejarah dan
budaya Indonesia. Hal ini akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan kecintaan anak terhadap budaya bangsa. Anda dapat mengakses Virtual Museum Tour Indonesia di sini!
3. Digital storytelling Salah satu bentuk metode pembelajaran lain yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran adalah menyajikan cerita rakyat. Anda pasti sudah familiar dengan beragam cerita rakyat karena anak-anak Indonesia di generasi sebelumnya sudah diperkenalkan cerita rakyat sedari kecil. Namun, berbeda dengan generasi saat ini yang dari kecil justru mendapatkan paparan teknologi.
Oleh karena itu, cerita rakyat dapat diperkenalkan dengan menggunakan media yang dekat dengan mereka, yaitu teknologi. Hal ini dapat ditempuh dengan digital storytelling. Anda dapat menemukan berbagai storytelling cerita rakyat yang tersedia pada YouTube.
Anda dapat memutar cerita rakyat ini di kelas, lalu mengajak para siswa untuk menceritakan ringkasan cerita dan pesan moral yang didapatkan melalui cerita tersebut. Hal ini akan membuat siswa mampu memahami kultur hingga budaya etika di Indonesia.
Untuk mampu memahami lebih dalam mengenai hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengintegrasikan teknologi dan budaya lokal sebagai proyeksi pendidikan masa depan Indonesia, Anda dapat bergabung dalam Innovation School Leaders and Teachers Forum atau ISTLF yang ke-59. Program talkshow dan diskusi ini akan mengangkat topik “Ekosistem Pembelajaran Inovatif: Peran Pendidik dalam Mengintegrasikan Teknologi dan Budaya Lokal untuk Mewujudkan Pendidikan Berkelanjutan Menuju SDGs 2030.”
Wujudkan pendidikan Indonesia yang inovatif dan berkelanjutan agar mampu menciptakan ekosistem yang berkualitas serta melahirkan generasi yang kompeten dan produktif. Jangan lewatkan kesempatan semas ini dan segera daftarkan diri Anda dengan klik di sini .
Referensi: Model Pembelajaran Karakter di Indonesia Berbasis Teknologi untuk Melestarikan Budaya Lokal di Era Globalisasi Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi
Penulis: Audrey Abigail | Penyunting: Putra