[Yogyakarta, 9 Agustus 2025] GuruInovatif.id kembali menyelenggarakan webinar nasional Guru Inovatif Class ke-142 yang inspiratif untuk diikuti oleh guru di seluruh penjuru Indonesia. Dalam webinar kali ini, GuruInovatif.id menghadirkan narasumber Noralia Purwa, M.Pd dengan topik pembahasan mengenai “Perancangan Kegiatan Kokurikuler dalam Penguatan Program 7 KAIH (7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat).”
Di awal sesi, Noralia mengajak peserta untuk memahami terlebih dahulu perbedaan mendasar antara pembelajaran intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler. Menurutnya, ketiga jenis kegiatan ini memiliki fokus dan tujuan yang berbeda, namun saling melengkapi dalam membentuk lulusan yang berkarakter dan kompeten.
Memahami Hakikat dan Fleksibilitas Kegiatan Kokurikuler
Kemudian Noralia menjelaskan bahwa kegiatan kokurikuler memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Jika pada P5 terdapat tema-tema yang sudah ditentukan untuk setiap jenjang, seperti tema khusus untuk SD, PAUD, maupun SMA/SMK, maka pada kegiatan kokurikuler, guru dan sekolah memiliki keleluasaan penuh untuk mengembangkan topik sesuai kebutuhan.
1. Berbasis project based learning (PjBL)
Kegiatan kokurikuler tetap berlandaskan pada project based learning. Bedanya, tidak ada tema baku yang membatasi. Panduan yang ada hanya mematok jenis kegiatan yang bisa dipilih, dan sekolah berhak menyesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan.
Misalnya, Bapak/Ibu guru dapat menyelenggarakan projek kolaboratif lintas disiplin ilmu, seperti IPA, Informatika, Seni Budaya, dan IPS, yang bersatu menggarap satu tema besar.
2. Mengintegrasikan Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Selain proyek lintas mata pelajaran, kegiatan kokurikuler juga dapat diarahkan untuk memperkuat Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.Nilai-nilai yang terkandung dalam program ini bisa diintegrasikan dalam aktivitas proyek agar tujuan pembentukan karakter siswa semakin kuat.
Baca juga:
Kemendikdasmen Luncurkan Program “Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” sebagai Langkah Penguatan Karakter Utama Bangsa
3. Mengakomodasi kebutuhan dan tantangan sekolah
Sekolah juga memiliki opsi untuk mengembangkan projek berdasarkan kebutuhan nyata yang teridentifikasi, misalnya dari rapor pendidikan, evaluasi guru, atau hasil refleksi semesteran. Bentuknya bisa berupa projek literasi, penguatan kearifan lokal, hingga kegiatan yang fokus pada pengembangan karakter siswa.
Noralia menekankan bahwa esensi dari kegiatan kokurikuler adalah kebebasan dan relevansi. Guru memiliki ruang untuk memilih kegiatan, menentukan tema, dan merancang topik yang paling sesuai dengan kondisi sekolah serta kebutuhan murid.
Panduan yang ada bersifat mengarahkan, bukan membatasi sehingga kegiatan kokurikuler dapat menjadi wadah kreatif, kolaboratif, dan bermakna bagi perkembangan siswa.
4 Kriteria Kegiatan Kokurikuler
Noralia mengungkapkan bahwa agar pelaksanaannya tepat sasaran dan berdampak positif, kegiatan kokurikuler perlu memenuhi sejumlah kriteria yang berfungsi sebagai panduan bagi sekolah dan guru untuk merancang kegiatan yang relevan, terukur, dan selaras dengan tujuan pendidikan nasional.
1. Menguatkan profil lulusan
Kegiatan harus mendukung delapan dimensi profil lulusan, selaras dengan tujuan pembelajaran melalui sinergi intra, ekstra, dan kokurikuler.
2. Tema kontekstual
Tema dirancang sesuai karakter murid dan konteks sosial-budaya sekolah, sehingga pembelajaran terasa relevan dan bermakna.
![GI Class #142] | Perancangan Kegiatan Kokurikuler dalam Penguatan Program 7 KAIH (7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat)](https://guruinovatif.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/editor/hVwGsr0iKXJOyuQXazQ86Qt4H4lYVin674I0uUYW.jpg)
3. Waktu fleksibel
Pelaksanaan menyesuaikan struktur kurikulum dan kalender akademik, memberi ruang untuk adaptasi kebutuhan pembelajaran.
4. Perencanaan terstruktur
Mulai dari tujuan, langkah pelaksanaan, hingga asesmen disusun matang agar mudah dipantau dan dievaluasi.
Dengan kriteria ini, kegiatan kokurikuler menjadi lebih dari sekadar pelengkap pembelajaran tatapi dapat membentuk karakter, mengasah potensi, dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan.
Tahapan Kerja Merencanakan Kokurikuler
Merancang kegiatan kokurikuler yang efektif tidak bisa dilakukan secara mendadak. Dibutuhkan perencanaan yang matang, tim yang solid, dan analisis kebutuhan yang tepat. Dalam hal ini, Noralia memaparkan beberapa tahapan penting yang dapat menjadi panduan guru dan sekolah.
Baca juga:
HUT ke-80 RI, Pemerintah Berikan 3 Kado untuk Guru
1. Membentuk tim kerja kokurikuler
Tahap pertama adalah membentuk tim kerja kokurikuler. Tim ini terdiri dari koordinator kokurikuler (posisi wajib ada), tim perancang modul, pelaksana kegiatan, dan pendamping.
Pembagian peran ini sangat penting agar beban kerja lebih terdistribusi. Bahkan, idealnya tim perancang modul dibedakan per tingkat kelas, misalnya kelas VII, VIII, dan IX, agar fokus dan efektif.
2. Melakukan analisis kebutuhan satuan pendidikan
Sebelum menentukan tema atau jenis kegiatan, sekolah perlu memahami kebutuhan yang paling mendesak. Analisis ini bisa dilakukan melalui rapor pendidikan, evaluasi guru, maupun masukan dari wali murid.
Contoh hasil analisis:
Jika literasi masih rendah, kegiatan dapat difokuskan pada penguatan literasi.
Jika penguatan karakter menjadi prioritas, maka proyek bisa diarahkan ke sana.
Jika ingin mengintegrasikan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, itu pun sangat memungkinkan.
3. Menyusun rencana kegiatan
Setelah tim terbentuk dan kebutuhan terpetakan, langkah berikutnya adalah menyusun rencana secara detail. Rencana ini mencakup:
Tema dan tujuan kegiatan
Langkah-langkah pelaksanaan
Alokasi jam pelajaran (JP) sesuai struktur kurikulum
Instrumen asesmen seperti rubrik penilaian, LKPD, atau alat ukur lainnya
Perencanaan yang baik akan memudahkan proses pelaksanaan sekaligus meminimalisir kendala di lapangan.
4. Menentukan jenis kegiatan
Jenis kegiatan kokurikuler dapat dipilih sesuai hasil analisis kebutuhan sekolah, misalnya:
Pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu
Proyek penguatan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Program berbasis kearifan lokal atau penguatan literasi
Dengan mengikuti tahapan ini, kegiatan kokurikuler tidak hanya menjadi formalitas, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang bermakna, relevan, dan berdampak jangka panjang bagi peserta didik.
Membuat Perencanaan Berdasarkan Hasil Analisis
Pada penjelasan berikutnya, Noralia juga menjelaskan terkait tahap perencanaan yang menjadi kunci keberhasilan kegiatan kokurikuler, terutama jika melibatkan kolaborasi lintas disiplin ilmu.
Menurut Noralia, langkah pertama adalah menentukan dimensi profil pelajar Pancasila (DPL) yang akan dibidik. Penentuan ini dapat didasarkan pada hasil rapat pendidikan atau analisis asesmen awal, untuk melihat dimensi mana yang perlu diperkuat.
Misalnya, jika kreativitas siswa cenderung menurun dibanding tahun sebelumnya, maka dimensi tersebut bisa dijadikan fokus kegiatan.
Setelah dimensi dipilih, guru dapat menentukan tema yang relevan. Tema ini nantinya menjadi payung bagi kolaborasi antar mata pelajaran.
Sebagai contoh, tema “Kelestarian Energi” bisa melibatkan IPA (materi sumber energi), IPS (sumber daya alam), Matematika (perhitungan), dan Informatika (rangkaian teknologi energi). Kolaborasi ini membantu siswa melihat keterkaitan materi antar mata pelajaran secara nyata.
Langkah selanjutnya adalah menyusun modul pembelajaran bersama. Modul ini berisi tujuan pembelajaran, strategi pelaksanaan, hingga asesmen. Karena salah satu dimensi yang dikuatkan adalah kolaborasi, proses penyusunan pun dilakukan bersama antar guru mata pelajaran terkait.
Pelaksanaan kegiatan kokurikuler tidak berhenti di tahap perencanaan saja. Refleksi dan evaluasi perlu dilakukan secara berkala, misalnya setiap minggu pada awal pelaksanaan, lalu secara bertahap menjadi dua minggu atau sebulan sekali.
Refleksi ini membantu mengidentifikasi hambatan, memperbaiki strategi, dan memastikan tujuan pembelajaran tercapai.
Dengan perencanaan yang matang, kolaborasi antar mata pelajaran yang efektif, serta evaluasi berkelanjutan, kegiatan kokurikuler dapat menjadi sarana yang kaya untuk mengembangkan kompetensi siswa secara utuh.
Noralia memberikan beberapa contoh aktivitas pembelajaran kokurikuler juga dalam webinar ini loh! Ingin tahu seperti apa tips-tipsnya? Yuk, simak tayangan ulang webinar Guru Inovatif Class ke-142 dalam tautan berikut ini.
Tertarik dengan materi-materi yang serupa? Yuk, bergabung menjadi membership GuruInovatif.id untuk mendapatkan berbagai akses materi pengembangan kompetensi guru lainnya.

Akses materi pengembangan kompetensi lainnya disini!
Penulis: Faqih| Penyunting: Putra