GI Academy #56 | Perancangan Asesmen Digital Berbasis AI: Strategi Praktis untuk Analisis Data, Refleksi Siswa, dan Umpan Balik Bermakna - Guruinovatif.id

Diterbitkan 04 Agu 2025

GI Academy #56 | Perancangan Asesmen Digital Berbasis AI: Strategi Praktis untuk Analisis Data, Refleksi Siswa, dan Umpan Balik Bermakna

Guru Inovatif Academy kembali diselenggarakan oleh GuruInovatif.id pada tanggal 1-2 Agustus 2025 yang lalu. Workshop nasional ke-56 ini membahas topik “Perancangan Asesmen Digital Berbasis AI” yang dibawakan oleh Agita Violy, S.S., M.Pd., dari trainer GuruInovatif.id.

Pelatihan Guru

Event Guru Inovatif

Kunjungi Profile
249x
Bagikan

[Yogyakarta, 1-2 Agustus 2025] GuruInovatif.id menyelenggarakan workshop nasional bersertifikat Guru Inovatif Academy ke-56 yang membahas mengenai topik “Perancangan Asesmen Digital Berbasis AI: Strategi Praktis untuk Analisis Data, Refleksi Siswa, dan Umpan Balik Bermakna” bersama Agita Violy, S.S., M.Pd.

Di awal sesi, Agita mengajak peserta untuk kembali memahami makna dari asesmen itu sendiri. Ia menjelaskan bahwa asesmen tidak hanya sebatas alat ukur hasil belajar (assessment of learning), tetapi juga mencakup proses pembelajaran (assessment for learning) dan bagian dari pembelajaran itu sendiri (assessment as learning).

Ketiganya memiliki peran penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang utuh dan bermakna bagi peserta didik.

Lebih lanjut, Agita juga menyoroti tantangan guru dalam menyusun asesmen di tengah perubahan kurikulum yang begitu cepat. Ia menegaskan bahwa untuk menjawab tantangan ini, guru perlu memanfaatkan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), untuk menciptakan asesmen yang lebih fleksibel, relevan, dan kontekstual.

Mengapa Asesmen Digital Berbasis AI Semakin Relevan di Kelas?

Kemudian Agita memberikan kilas balik mengenai transformasi dari asesmen konvensional menuju asesmen digital bukan sekadar perubahan media, tetapi juga pendekatan. Dulu, proses asesmen identik dengan kertas, pensil, dan tumpukan lembar jawaban yang harus dikoreksi manual. Kini, dengan dukungan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI), Bapak/Ibu guru dapat memanfaatkan tools seperti Google Form, Quizizz, Kahoot, hingga MagicSchool AI untuk menyusun asesmen yang lebih interaktif dan cepat dianalisis.

Keunggulannya menurut Agita, selain nilai langsung muncul, guru juga bisa mendapatkan insight mendalam terkait kemampuan siswa, bagian mana yang sudah dikuasai, serta topik mana yang masih perlu ditingkatkan. Bahkan, AI dapat memberikan umpan balik otomatis kepada siswa secara real time, memberikan pengalaman belajar yang lebih personal dan bermakna.

Tak hanya teks, asesmen digital kini juga bisa menggabungkan gambar, video, hingga audio menyesuaikan dengan gaya belajar siswa pasca pandemi yang lebih visual dan multimodal. Hasil belajar pun tidak lagi dinilai sekadar berdasarkan intuisi, tapi berdasarkan data yang konkret. Ini adalah bentuk asesmen yang bukan hanya efisien, tapi juga lebih adil dan transparan.

Baca juga:
Gunakan 3 Aplikasi Asesmen Diagnostik Ini untuk Tingkatkan Kualitas Pembelajaran di Kelas

Menguasai AI untuk Asesmen Digital, Mulai dari Tools hingga Strategi Prompting

Di tengah maraknya berbagai tools berbasis AI, muncul satu pertanyaan penting, apakah kita harus menguasai semuanya? Agita menegaskan bahwa kuncinya bukan terletak pada kuantitas tools yang dikuasai, melainkan pada efektivitas penggunaannya. “Kalau menurut saya pribadi, Canva itu sudah cukup powerful untuk kebutuhan desain. Lalu, yang paling wajib dikuasai tentu saja ChatGPT,” jelasnya.

Mengapa ChatGPT? Karena tools ini bisa menjadi asisten pribadi guru yang super cerdas, mulai dari menjawab pertanyaan, membantu membuat soal, menyusun cerita, hingga memberikan ide kreatif. Namun, Agita mengingatkan bahwa kunci dari pemanfaatan AI bukan hanya pada teknologinya, tetapi pada cara kita memberikan perintah, atau yang disebut sebagai prompt.

Prompt adalah instruksi yang kita berikan kepada AI agar dapat menghasilkan output yang sesuai dengan harapan. Semakin jelas dan detail prompt yang kita buat, semakin akurat hasil yang diberikan. “Bayangkan saja prompt itu seperti resep masakan. Kalau bahannya lengkap dan takarannya pas, hasilnya pasti lebih enak,” ujar Agita.

Lalu, bagaimana tips membuat prompt yang efektif? Agita membagikan tiga kunci utama, yaitu spesifik, kreatif, dan berani bereksperimen. Artinya, Bapak/Ibu guru perlu menjelaskan secara detail tujuan asesmen yang ingin dicapai, mengeksplorasi berbagai gaya pendekatan, dan tidak ragu untuk mencoba berulang kali sampai menemukan hasil terbaik. Jangan langsung puas dengan jawaban pertama dari AI, karena harus di evaluasi dan di gali terus potensinya.

Dengan pendekatan yang tepat, tools seperti ChatGPT, MagicSchool AI, maupun ZBizz dapat meringankan beban guru sekaligus meningkatkan kualitas asesmen digital. Di sinilah AI berperan tidak sekadar sebagai teknologi bantu, tetapi sebagai mitra aktif dalam proses pembelajaran yang lebih reflektif dan bermakna.

GI Academy #56 | Perancangan Asesmen Digital Berbasis AI: Strategi Praktis untuk Analisis Data, Refleksi Siswa, dan Umpan Balik Bermakna

Tips Maksimal Menggunakan ChatGPT untuk Asesmen Digital

Di pembahasan selanjutnya, Agita menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi dalam pendidikan kini semakin berkembang, dan ChatGPT menjadi salah satu tools yang paling sering digunakan untuk mendukung asesmen digital. Berikut beberapa tips yang bisa Bapak/Ibu guru terapkan:

1. Tentukan tujuan penggunaan

Sebelum mulai chatting dengan ChatGPT, tentukan terlebih dahulu tujuannya. Apakah untuk menyusun soal, merancang rubrik penilaian, atau membuat umpan balik otomatis untuk siswa.

2. Susun prompt yang spesifik

Semakin jelas dan lengkap prompt-nya, semakin akurat hasil yang diberikan. Sebutkan jenjang kelas, topik, dan capaian pembelajaran. Misalnya: “Buatkan 5 soal pilihan ganda matematika kelas 6 SD tentang pecahan, lengkap dengan kunci jawaban.”

3. Gunakan gaya bahasa sesuai jenjang siswa

Sesuaikan gaya bahasa dengan tingkat pemahaman siswa. Gunakan bahasa sederhana untuk jenjang rendah dan lebih kompleks **untuk jenjang menengah ke atas.

4. Manfaatkan format yang beragam

Minta ChatGPT menampilkan hasil dalam bentuk tabel, poin-poin, atau rubrik agar lebih mudah dibaca dan diterapkan.

5. Jadikan ChatGPT sebagai co-designer

Gunakan AI ini sebagai mitra untuk brainstorming ide soal, merancang asesmen, atau mengeksplorasi variasi skenario pembelajaran.

6. Evaluasi dan sesuaikan hasilnya

Setelah mendapatkan hasil dari ChatGPT, baca ulang dan modifikasi agar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa di kelas Anda.

Baca juga:
Resmi Tidak Ganti Kurikulum! Inilah Isi Lengkap Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025

Desain Asesmen Digital Menggunakan Bantuan AI

Agita kemudian menjelaskan bagaimana AI khususnya ChatGPT dapat di gunakan secara maksimal dalam merancang asesmen digital yang adaptif dan bermakna. Salah satu strategi yang disorot adalah penggunaan asesmen formatif dan sumatif berbantuan AI.

Asesmen formatif adaptif

Agita juga memberikan kilas balik bahwa asesmen formatif dapat dilakukan di tengah proses pembelajaran, bukan di akhir. Misalnya, dalam pembelajaran topik pecahan, guru tidak langsung memberikan soal kompleks seperti “2/3 + 1/2 = ?” tanpa tahapan. Sebaliknya, proses dimulai dari konteks konkret, seperti potongan apel atau pizza hingga ke perhitungan. Pada tahapan ini, ChatGPT dapat dimanfaatkan untuk menyusun soal dengan berbagai tingkat kesulitan dan menyesuaikan dengan perkembangan siswa.

ChatGPT juga dapat memberikan umpan balik otomatis, yang tidak hanya menilai jawaban benar atau salah, tetapi juga memberi penjelasan yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Misalnya, guru bisa mengetikkan prompt seperti:

Buatkan soal pilihan ganda tentang ekosistem untuk siswa SD, dengan tiga tingkat kesulitan (mudah, sedang, sulit), lengkap dengan umpan balik untuk setiap jawaban.

Dengan pendekatan ini, asesmen menjadi lebih personal, dan guru bisa lebih fokus pada pendampingan siswa sesuai kebutuhan.

Asesmen sumatif berbasis AI

Sementara itu, untuk asesmen sumatif yang diberikan di akhir pembelajaran AI dapat digunakan untuk menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai. Agita menunjukkan bahwa ChatGPT mampu membantu guru menyusun bank soal berbasis level pemahaman, merancang soal-soal HOTS, dan bahkan menghasilkan soal esai reflektif lengkap dengan rubrik penilaiannya.

Contohnya, guru bisa mengetikkan prompt:

Saya ingin mengukur pemahaman siswa SMP tentang perubahan iklim. Buatkan tiga soal esai berbobot tinggi yang menilai kemampuan berpikir kritis, lengkap dengan rubrik penilaiannya.

Agita juga menyoroti pentingnya mencantumkan capaian pembelajaran dalam prompt untuk memastikan hasil yang dihasilkan AI tetap relevan dan terarah.

Asesmen non-tes adaptif

Tak hanya asesmen tertulis, Agita juga memperkenalkan konsep asesmen non-tes adaptif bentuk evaluasi yang mengandalkan observasi terhadap aktivitas siswa seperti proyek, diskusi, atau presentasi. Dengan bantuan AI, guru bisa memberikan instruksi seperti:

Evaluasi tugas proyek ekosistem siswa berdasarkan rubrik berikut.

AI akan membantu menilai kedalaman pemahaman, relevansi isi, dan memberi masukan yang membangun. Bahkan, AI dapat digunakan untuk merancang peer assessment sederhana agar siswa bisa saling menilai dengan pedoman yang jelas. Misalnya, membuat daftar ceklis penilaian untuk presentasi video, atau memberikan pertanyaan refleksi seperti:

Apa hal terbaik dari presentasi temanmu?”

Apa yang bisa ditingkatkan?

Saya suka cara kamu menjelaskan karena…

Dengan dukungan ini, proses asesmen tidak hanya menjadi lebih efisien, tetapi juga mendorong kolaborasi, refleksi, dan partisipasi aktif dari siswa.

Simak penjelasan lebih lengkap mengenai perancangan assesmen digital berbasis AI dalam tayangan ulang workshop nasional berikut ini!

Tertarik dengan materi-materi yang serupa? Yuk, bergabung menjadi membership GuruInovatif.id untuk mendapatkan berbagai akses materi pengembangan kompetensi guru lainnya.

Akses materi premium GuruInovatif.id

Gabung membership GuruInovatif.id disini


Penulis: Faqih | Penyunting: Putra

0

0

Loading comments...

Memuat komentar...

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Webinar "Belajar Coding" sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Pembelajar di Dunia Pendidikan
0 sec
Webinar "Kepemimpinan dan Supervisi Pembelajaran sebagai Bentuk Akselerasi Kurikulum Merdeka"
0 sec
GI Academy #15 : Kupas Tuntas Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka
0 sec
Aspek dan Prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi yang Harus Guru Ketahui
0 sec
ISLTF #58 | Merangkai Harmoni dalam Keragaman: Setiap Anak Berhak Mendapatkan Kesempatan Belajar di Era Society 5.0 Menuju SDGs 2030
0 sec
Ajari Siswa Mengenali Emosi dan Interaksi Sosial dengan Pembelajaran Sosial Emosional
0 sec
Komunitas