Career & Life Plan: To Win the Global Competition - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 15 Sep 2021

Career & Life Plan: To Win the Global Competition

Why we need to plan?

Refleksi

Williams Rahaditama

Kunjungi Profile
1231x
Bagikan

Career & Life Plan: To Win the Global Competition

Why we need to plan?

  • To reduce much necessary time & effort to achieve the goal
    • Mengapa waktu lebih berharga dari uang? Karena uang yang anda habiskan belanja masih dapat anda cari lagi uangnya. Tapi kalo waktu yang sudah anda habiskan selama, ia tidak bisa kembali lagi
  • Plan is like a map. Anda ke kota atau tempat yang belum anda kenal saja butuh google map agar bisa tahu jalan dan cepat sampai. Bagaimana dengan masa depan anda yang belum anda ketahui?
    • With map/plan you can see progress and how far you from destination. So you can make decision where to go and what to do next.
  • 80/20 rules: Untuk kegiatan yang anda lakukan namun tidak terstruktur dan terencana, 80% dari yang anda lakukan hanya memberi 20% hasil (valuable outcome).
  • It is better and much easier to adjust your plan to avoid or smoothen a coming crisis than to deal with the crisis when it comes unexpected.

Why we need career development plan & life plan?

  • Great careers don’t happen by accident. It comes by talent, hard work, a bit of luck, and strategy / plan.
  • Will help you clarify most important priorities à have you make a list of importance?
  • Will enable you to maintain balance. à you will have excellent marriage, health & succesful career with plan.

 Kenapa Kompetisi?

  • Ketika anda, misalkan sedang berburu di hutan bersama teman-teman anda, lalu kemudian dikejar oleh beruang/macan, maka yang anda lakukan bukanlah harus berlari melebihi kecepatan si macan/beruang. Yang perlu anda lakukan adalah berlari lebih cepat dibanding teman-teman anda yang lain maka anda akan selamat dari kejaran macan tersebut.
  • Begitu pula halnya dengan untuk mendapatkan sebuah promosi jabatan, kenaikan pangkat, diterima di tempat kerja yang baik, diterima di perguruan tinggi yang baik, teman kencan, perlombaan, semuanya dapat anda raih jika anda berkompetisi dan memenangkannya.
  • Saya mau cerita, di almamater saya, UGM Yogyakarta, pada tahun 2015 lalu yang mendaftar masuk sebanyak 231.929 orang. Tapi anda tahu, berapa yang diterima? Hanya 8.188 mahasiswa baru Atau hanya 3,5 % saja yang diterima. Ini berarti, setiap 200 orang yang daftar, yang diterima hanya 7 orang. 7 bersaing melawan 193.
  • Anda tahu jumlah pendaftar PNS tahun 2014? Jumlahnya 2,6 Juta orang. Tau berapa yang diterima? Hanya 100 ribu orang atau 3,8% saja yang diterima. Setiap 200 orang, yang diterima hanya 7.
  • Untuk itu, kompetisi merupakan suatu keniscayaan. Kompetisi/persaingan juga merupakan fitrah manusia. Dua orang kakak beradik bersaing untuk mendapatkan perhatian dari ortunya. Anak-anak di sekolah bersaing untuk dapat nilai tertinggi di sekolah.
  • Saya mau tunjukkan satu fakta lagi. Sebuah riset di Amerika yang dilakukan oleh Harvard University menungkapkan bahwa, “they’d prefer to live in a world where the average salary was $25,000 and they earned $50,000 than one where they earned $100,000 but the average was $200,000.” 
  • Kompetisi mengajrkan kepada kita untuk selalu berfikir kreatif. Gil Atkinson, pencipta alat penyemprot otomastis, pengusaha Amerika abad ke-19 pernah berkata. “Thank God for competition. Aku bersyukur atas kompetisi/persaingan. Di saat pesaing kita mengacak dan mengalahkan rencana kita, mereka membuka kesempatan yang terbatas untuk kita bekerja dengan kemampuan kita sendiri.” –
  • Kompetisi akan melahirkan pertumbuhan. if you want to compete with someone else you have to grow. There is no way around it. Itulah kenapa, kalo kita mau jadi juara kelas kita harus berteman dengan temen-temen yang pintar. Karena mau tidak mau kemampuan kita akan dituntut untuk bertumbuh agar bisa berkompetisi dengan mereka.

 

Dan kompetisi kita saat ini, lebih berat lagi. Wadah kompetisi tersebut dinamakan “ASEAN Economic Community”. Dengan berlakunya AEC, kita bukan lagi berkompetisi antara kita dan orang lain saja. Tapi, kompetisi antara negara kita dan negara lain..

Mari kita lihat data dan fakta di slide berikut..

  • Negara kita memiliki PDB terbesar se-ASEAN. PDB adalah jumlah pendapatan seluruh penduduk dalam suatu negara dalam 1 tahun. PDB kita bahkan mencapai 878 milliar dollar per tahun. Banggakah kita? Tunggu dulu, PDB tidak dapat dijakdikan patokan sebagai ukuran kemakmuran suatu bangsa. Karena faktor jumlah penduduk yang banyak juga bisa meningkatkan PDB secara keseluruhan, tapi tidak secara rata-rata per penduduk.
  • Lihatlah Pendapatan per kapita atau pendapatan per orang Indonesia per tahunnya, yaitu sekitar $ 5.000 per tahun, atau sekitar Rp 65 juta atau Rp 5,4 Juta per bulan secara rata-rata.
  • Coba bandingkan dengan Singapura, Thailand, dan bahkan Malaysia. Kita masih jauh tertinggal. Singapura tertinggi di ASEAN, mencapai $61.000 per tahun atau Rp 793 juta / Rp 66 juta per bulan.
  • Pendapatan per kapita mencerminkan tingkat produktivitas kita masih rendah. Kualitas SDM juga masih rendah. Sebab, hanya manusia yang berkualitas yang bisa menghasilkan produk (barang dan jasa) yang berkualitas dalam jumlah yang banyak, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan nasional.
  • Melalui MEA, ada potensi besar bagi kita untuk bertumbuh. Jumlah penduduk yang menjadi Potensi pangsa pasar ASEAN mencapai 608 juta penduduk. Yang mana 40% nya adalah WNI
  • Lihat pula grafik kebutuhan tenaga kerja di ASEAN. lihat jumlah berapa pesaing anda dalam berkompetisi di MEA

 

So, are you ready for competition? Are you ready for success? The key to success is to start before you ready.

The Key to Win Competition is TRANSFORMATION. Bertransformasi dari kondisi sebelumnya ke kondisi yang lebih baru. You have to transform yourself to become more better than before…

Apa yang harus di transformasi? Pola fikir. Ada sebuah ungkapan berbunyi seperti ini: “the only thing you can control in the world is the way you think” satu-satunya yang dapat anda kontrol di dunia ini adalah cara anda berfikir. Anda tidak bisa mengendalikan cara berfikir orang lain. 

Untuk itu, if you change the way you think, you change your life. Maka anda harus mulai merubah pola fikir jika ingin sukses.

 

How to Transform Yourself? How to make Career & Life Plan?

1st: Reinvent Yourself

  • Mengapa perlu reinventing diri? Para ahli dalam Reinventing mengatakan, kita perlu menemukan kesesuaian antara apa yang benar-benar penting untuk diri kita dan tujuan apa yang kita kejar. Namun sering kali rencana masa depan kita terlalu terpengaruh oleh masukan orang lain. Tekanan-tekanan dari luar dapat melepaskan kita dari nilai utama diri kita. Kita perlu hati-hati dalam hal ini. Setidaknya ada 2 hal yang kemungkinan terjadi pada diri kita kalau kita terlalu terpengaruh oleh orang lain: 1. Menyalahkan orang lain ketika apa yang kita dapat tidak sesuai yang kita harap, dan 2. Merasa tidak puas pada diri sendiri karena apa yang dilakukan bukan bagian dari passion-nya.
  • Bagaimana kita “menemukan kembali” diri kita? mari kita lihat gambar di slide. Temukan kembali Diri Anda yang SESUNGGUHNYA. Pisahkan hal-hal yang Sebenarnya adalah diri sejati Anda dan hal-hal yang bukan sebenarnya diri Anda
  • Sekarang mari kita coba lakukan assesment untuk menilai apakah kita benar-benar kenal pada diri kita sendiri atau tidak. Silahkan kerjakan form tentang 5 Questions To Know More About Yourself (10 menit).

 

2nd: Design Your Future

  • “Cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya.”
    -Peter Drucker
  • Neil Weinstein, seorang profesor psikologi dari Rutgers di dalam penelitiannya menemukan bahwa banyak mahasiswa mengharapkan di masa depannya selalu tetap sehat, memiliki usia pernikahan yang lama, dan lebih sering berlibur ke Eropa daripada mempridiksi bagaimana gaya hidup yang mereka lakukan saat ini. Hal ini selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Peg Streep, penulis Mastering the Art of Quitting, "Kita berharap bahwa ketika masa depan muncul, diri kita yang terbaik akan muncul". Sebaliknya, kita mendapatkan keseharian kita, masih secara konsisten memiliki sifat dan kebiasaan yang kontraproduktif seperti rasa takut, kemalasan, kebiasaan menunda-nunda yang secara konsisten terus berulang.
  • Untuk tetap bersikap positif dalam menatap masa depan sehingga dapat termotivasi untuk meraihnya, carilah cara untuk menelusuri keberhasilan Anda selama anda melakukannya. Penelitian telah menunjukkan bahwa jika Anda menuliskan tujuan Anda dengan jelas, Anda akan lebih mudah untuk mencapainya. Para peneliti dari McGill University and the University of Toronto meminta 85 mahasiswa berjuang untuk menyelesaikan program intensif  penyusunan penetapan tujuan; setelah empat bulan para mahasiswa ini melakukan jauh lebih baik dibandingkan mahasiswa lain.
  • Sekarang mari kita mencoba mendesign masa depan kita. (10 menit)
  • Pertama, mari kita lihat gambar ini. disitu tergambar kondisi kita saat ini, 5 hingga 20 tahun kedepan Dan pada saat umur kita 40an tahun (20 tahun dari sekarang).
  • Disebelahnya ada 3 competitiveness (daya saing) yang harus kita bangun: organisasi, industri, dan bangsa/negara
  • 1-5 tahun kedepan à membangun daya saing organisasi / membuat organisasi/tempat kerja lebih maju
  • 5 – 20 tahun kedepan à membangun daya saing industri / kumpulan dari orgnssi di tingkat lokal dan regional
  • 20 tahun setelah itu à daya saing bangsa mulai terbentuk, saatnya berkontribusi nyata bagi bangsa di level tinggi

 

3rd: Know your hope & motivation

  • Tentukan, mimpi besar apa yang ingin Anda wujudkan (Harapan). 
  • Usahakan pencapaian-pencapaian kecil namun lebih konkret sehingga mendekatkan Anda ke mimpi besar tersebut (motivasi)
  • Carilah ALASAN yang kuat dibalik apa yang Anda sedang atau akan kerjakan untuk meraih apa yang diinginkan. Gali dan selalu bertanya lebih dalam pada diri sendiri atas alasan mengapa kita memutuskan melakukan sesuatu.
  • Apa Cita-Cita Paripurna Anda? Coba kaitkan cita-cita Anda tersebut dengan pembangunan bangsa?

4th: Always Improve your  Expertise & Life Skill

  • Without specific expertise, you can’t win competition. Apakah anda sudah menemukan, dimana ekspertis anda? Kalo belum, segeralah cari dan temukan. Kalo sudah, perdalam, lakukan continue secara terus menerus hingga anda menjadi ahli di bidang nya. Perhatikan 10.000 hours law, atau hukum 10.000 jam, maksudnya anda akan dapat dikatakan ahli, kalo sudah punya jam terbang mencapai 10.000 jam, kalo 1 hari = 8 jam anda kerja, maka 10.000 : 8 = 1.250 hari. Kalo dalam 1 tahun anda bekerja 300 hari, maka 1.250:300 = 4,1 tahun.
  • Asah terus soft skill & hard skill. Selain punya ekspertis atau keahlian di suatu bidang, jangan lupa untuk mengasah terus soft skill dan hard skill. Soft skill: leadership, public speaking, negotiation skill, self-development, entrepreneurship, dll. Hard skill: ilmu-ilmu teknis yang terkait dengan bidang anda. Jika anda memilih untuk ahli di bidang akuntansi, maka jangan hanya berpuas dengan ilmu yang sudah didapat di bangku kuliah dan pengalaman kerja saja. Selalu ikuti keahlian tambahan, seperti bahasa inggris, sertifikasi auditor international, dan lain-lain. Dengan memiliki soft skill dan hard skill, itu dapat meningkatkan nilai jual diri anda
  • Investasi pada seminar/ workshop/ training. Pelatihan-pelatihan non formal meruapakan wahana untuk anda memerbarui ilmu dan informasi serta keahlian (soft/hard skill). Maka, jangan pelit dalam berinvestasi pada pelatihan-pelatihan maupun seminar seperti yang kita lakukan hari ini.
  • Always think positive! You are what you think. Kualitas diri anda ditentukan berdasarkan kualitas berfikir anda. Harus pintar-pintar memilah informasi/ilmu yang akan masuk ke dalam otak kita. Harus jeli dalam memilih sumber info dari sosmed anda. Kalo menemukan kira-kira berita berisi fitnah, gosip, konten negatif, hasutan untuk membenci, mending di scroll ke bawah aja, jangan di klik.
  • Hindari Negative thinking & Nagative attitude!

 5th: Building Legacy 

  • At last, I want to tell you that SUCCESS is not an object (benda mati). Success is a subject (benda “hidup”). Jadi, jangan konotasikan kesuksesan itu dengan jumlah uang, tingginya jabatan dan pangkat, rumah mewah, jet pribadi. Memang bagus-bagus aja jika anda memiliki itu semua, tapi itu bukan jaminan bahwa anda sudah sukses dan hidup bahagia.
  • Ambil contoh Bill Gate, orang terkaya di dunia selama 2 dekade. Dia telah melepas jabatannya di microsft sebagai CEO. Dia juga telah melepas sahamnya berangsur-angsur untuk disumbangkan ke yayasan miliknya, Bill & Melinda Gates Foundation yang dipergunakan untuk bantuan kemanusiaan dan kesehatan di seluruh dunia.
  • Telah banyak riset membuktikan, sukses itu ditentukan dengan sudah seberapa besar impact/dampak/manfaat yang telah anda buat bagi sesama manusia. Sudah berapa besar nilai diri anda yang telah memberikan manfaat bagi orang lain. Success person is who has the highest performance and widest impact.
  • So, ingin dikenang sebagai apa jika anda nanti telah meninggalkan dunia ini?

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Ragam Ketakutan yang dapat Menghambat Aktivitas dan Tips untuk Menghadapinya
6 min
Pentingnya Positive Parenting bagi Anak
3 min
Perfeksionis, Prokrastinator, atau Pecandu Rasa Nyaman? Mengenal 5 Tipe Orang yang Menunda Pekerjaan
4 min
Apa itu Uninvolved Parenting? Pola Asuh Tidak Ada Ikatan Emosional!
2 min
Peran Literasi Digital dalam Profil Pelajar Pancasila
2 min
10 Ucapan Hari Raya Idul Fitri 2024 M /1445 H Penuh Makna untuk Guru
4 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB