Buat Tanpa Tapi, Lakukan Tanpa Nanti
Buat Tanpa Tapi, Lakukan Tanpa Nanti. Kalimat ini seharusnya menjadi pemantik bagi kita para guru yang selama ini merasa enjoy di zona nyaman. Merdeka belajar yang digaungkan saat ini sebenarnya awal sebuah kebangkitan dari terpuruknya kualitas pendidikan di Indonesia. Mulai dari Quo vadis profesionalisme guru penerima Tunjangan Profesi Pendidik (TPP), hasil survey Pisa tahun 2018 yang menempatkan Negara Indonesia di urutan 10 terbawah dari 79 negara yang berpartisipasi dengan indikator sains, matematika dan literasi serta dominasi pembelajaran yang berbau lembar kerja sehingga menurunkan daya kritis dan kreatif anak. Bisa dipastikan daya saing anak didik di Indonesia masih sangat jauh di bawah negara lain.
Tidak dapat dipungkiri hal ini terjadi karena kita para pendidik belum move on dari budaya konvensional dalam menerapkan berbagai strategi pembelajaran dan mengadopsi hal-hal inovatif dalam pembelajaran. Terlebih, seringkali ketika akan melakukan sebuah perubahan kita dihadapkan pada persoalan lemah dalam self control sehingga munculnya keraguan: tapi jangan-jangan ini salah, tapi ini nanti biasa-biasa aja hasilnya, sepertinya ini sudah pernah dilakukan dan gagal, tapi jangan-jangan saya saja yang melakukan ini atau nanti sajalah jika sudah diminta kepala sekolah atau pengawas. Kalimat-kalimat ini yang kemudian melemahkan sehingga semangat perubahan itu meredup dan surut.
Makna “ Buat Tanpa Tapi, Lakukan Tanpa Nanti” sangatlah esensial. Sehingga yag musti dilakukan adalah : 1) tancapkan niat dengan kuat untuk tidak mencari pembenar sehingga kita urung atau enggan melakukan perubahan dengan kata “tapi” dan “nanti”, 2) tetap berpikir positif bahwa perubahan sekecil apapun akan bernilai dan nikmati prosesnya, 3) trial and error adalah sebuah proses menuju kesuksesan, dan 4) lakukan dengan segera tanpa menunda, karena waktu adalah pedang dan terkadang peluang yang datang tidak akan sama dengan peluang sebelumnya atau bahkan hanya akan datang sekali seumur hidup kita. Jadi tunggu apa lagi? Segera lakukan perubahan untuk pendidikan Indonesia yang berkualitas dan bermartabat.