“… bila engkau tidak mampu menikmati segarnya humor, awan kelabu kehidupan yang serius akan menghancurkan dirimu” – Abu Hayan At-Tauhidi.
Kesehatan mental guru adalah fondasi penting dalam dunia pendidikan yang kerap diabaikan. Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik akan lebih mampu memberikan pembelajaran yang berkualitas dan menginspirasi murid-muridnya. Namun, kenyataannya, menurut sebuah penelitian oleh RAND Corporation pada tahun 2022 mengungkapkan realitas pahit: dari 1.500 guru yang menjadi subjek penelitian, 72% di antaranya merasakan beban stres dalam tingkat sedang hingga berat. Angka yang sangat tinggi ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk beban kerja yang tinggi, ketersediaan sumber daya yang terbatas, dan peningkatan tuntutan profesional.
Stres dan burnout dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan fisik guru. Guru yang mengalami stres dan burnout lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan tidur, gangguan pencernaan, dan gangguan jantung. Selain itu, mereka juga lebih rentan untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri atau orang lain. Tentu saja, kenyataan ini menciptakan tanda tanya besar mengenai bagaimana para guru dapat menjaga kesehatan mental mereka dalam menghadapi beban kerja yang semakin meningkat. Di tengah tekanan ini, muncul sebuah elemen luar biasa yang dapat menjadi penyegar: humor. Peran humor muncul sebagai alternatif yang mampu mengatasi kelelahan dan tekanan yang dialami para guru. Bukan hanya sebagai hiburan semata, tetapi humor juga dapat berperan sebagai katalisator yang menjaga kesegaran mental mereka.
Humor sebagai Pengurai Stres
Aulia Hanifah (2017) dalam penelitiannya menemukan fakta menarik tentang hubungan antara sense of humor dengan stres dan burnout pada guru. Hasilnya menggambarkan bahwa guru yang memiliki sense of humor tinggi memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami burnout. Ini menandakan bahwa kemampuan untuk menertawakan diri sendiri atau melihat sisi lucu dari situasi sulit dapat menjadi pelindung alami bagi kesehatan mental.
Rahayu (2020) turut menyumbangkan pemahaman baru dengan penelitiannya yang menyoroti peran humor dalam mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan psikologis guru. Guru yang memasukkan elemen humor dalam proses pengajaran mereka ternyata memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan merasakan kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang kurang memanfaatkan humor.
Humor tidak hanya sebagai pengurai stres, tetapi juga dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan suasana di kelas. Guru dapat menciptakan momen-momen lucu dengan menggunakan lelucon yang berkaitan dengan materi pelajaran atau berbagi anekdot lucu yang terkait dengan topik pembelajaran. Melibatkan murid-murid dalam situasi yang mengundang tawa tidak hanya menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan, tetapi juga membantu menciptakan hubungan yang lebih dekat antara guru dan murid.
Humor sebagai Mekanisme Koping
Dengan mempertimbangkan temuan-temuan ini, jelas bahwa humor bukan hanya sekadar pemanis dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga merupakan mekanisme koping yang efektif bagi para pendidik. Dalam menghadapi tekanan pekerjaan dan tuntutan tugas yang semakin kompleks, kemampuan untuk menemukan keceriaan di tengah-tengah kesulitan dapat menjadi kunci menjaga kesehatan mental. Guru dapat meresapi humor dalam berbagai konteks, baik dalam kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan maupun dalam aktivitas sehari-hari untuk menghadapi dinamika kehidupan. Melibatkan diri dalam situasi yang mengundang tawa bersama rekan sejawat atau pun dengan peserta didik, dapat menjadi solusi sederhana namun berdampak besar.
Sebagaimana dikatakan Abu Hayan At-Tauhidi, memahami segarnya humor adalah kunci untuk melawan awan kelabu kehidupan yang serius. Sebab, di situlah kita menemukan kekuatan untuk tetap berdiri tegar dan menginspirasi generasi penerus. Jadi tertawalah para guru, karena tawa adalah ekspresi yang paling jujur dan tulus.
Referensi
Hanifah, Aulia. (2017). Humor sebagai Mekanisme Koping Burnout pada Guru. Jurnal Psikologi Pendidikan, 15(1), 1-12.
Rahayu, R. (2020). Pengaruh Humor terhadap Stres dan Kesejahteraan Psikologis Guru. Jurnal Psikologi Pendidikan, 18(1), 1-12.
RAND Corporation. (2022). Stres Guru di Indonesia: Survei Nasional. Santa Monica, California, Amerika Serikat: RAND Corporation.
Penyunting: Putra