Monopoli âMenara ASEANâ tingkatkan hasil belajar IPS
peserta didik di SDN Candi 02 Kota Semarang
Oleh: Nico Satya Yunanda, S.Pd.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat penting diberikan pada peserta didik jenjang sekolah dasar. Dengan belajar IPS, peserta didik dapat mengenal masyarakat dan lingkungan sebagai bagian dari kehidupan sosialnya.
Muatan pembelajaran IPS di kelas VI sekolah dasar menerapkan kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif. Maka dalam pembelajaran IPS dikaitkan dengan mata pelajaran lain yang dikemas dalam tema-tema pembelajaran. Kenyataannya guru masih sering menyampaikan materi dengan ceramah, sehingga terkesan seperti mendongeng. Hal ini membuat peserta didik bosan, kurang aktif, dan minat belajar berkurang. Cara mengajar seperti itu menyebabkan minat belajar peserta didik berkurang, yang berdampak pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik menjadi tidak maksimal.
Permasalahan pada pembelajaran IPS juga dialami oleh peserta didik kelas VI SDN Candi 02 Kota Semarang. Peserta didik mengalami kesulitan belajar dalam bentuk memahami dan mengingat materi pembelajaran. Terutama pada materi mengenal negara-negara ASEAN. Peserta didik mudah lupa dan membutuhkan waktu lama untuk memahami materi tersebut. Sehingga hasil belajar peserta didik tidak maksimal yang dapat dilihat dari rendahnya hasil evaluasi mata pelajaran IPS yang berada di bawah kriteria ketuntasan minimal.
Guru melakukan inovasi pembelajaran berbasis game (games based learning ) adalah salah satu metode pembelajaran dengan menggunakan elemen game. Dalam pembelajaran berbasis game , siswa belajar materi yang dikemas dalam bentuk permainan untuk memfasilitasi pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan.
Dari analisis tersebut sebagai guru mencoba menerapkan pembelajaran games based learning untuk memudahkan proses penerimaan materi kepada peserta didik dengan mengemas materi mengenal negara-negara ASEAN dalam bentuk permainan monopoli dalam pembelajaran IPS kelas VI yang saya namakan âMenara ASEANâ singkatan dari mengenal negara-negara ASEAN.
Desain monopoli negara ASEAN (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Pembelajaran berbasis game dengan media permainan monopoli Menara ASEAN dimulai dengan guru menerapkan materi secara klasikal, lalu peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen sejumlah 6 pemain. Semua anggota kelompok bersama-sama bermain monopoli yang disertai dengan kartu-kartu pertanyaan. Permainan dimulai dengan memberikan kesempatan kepada pemain untuk memainkan dadu supaya pion berjalan. Disaat pemain berhenti di suatu negara, mereka mengambil kartu pertanyaan dan wajib menjawab. Peserta yang berhasil menjawab, berhak menerima uang mainan yang bisa digunakan untuk membeli aset dalam permainan monopoli tersebut. Sebaliknya, jika tidak bisa menjawab pertanyaan, teman satu kelompok berhak menjawab dan mendapatkan reward uang atas jawabannya yang benar. Permainan ini sebenarnya tidak jauh beda dengan permainan monopoli yang sebenarnya, hanya saja kartu kesempatan diganti dengan kartu pertanyaan.
Pelaksanaan permainan monopoli ASEAN (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Kelebihan dari media monopoli Menara ASEAN ini yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dapat dimainkan kapan saja, membangun kreativitas dan potensi peserta didik, serta dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Sedangkan kelemahan dari permainan Menara ASEAN ini adalah peserta didik asyik bermain yang menyebabkan waktu melebihi rencana pembelajaran, guru perlu mengkondisikan kelas saat kelompok mengalami perdebatan jawaban, hanya siswa tertentu yang menguasai materi yang bisa menjawab kartu-kartu pertanyaan.
Dengan menggunakan media Menara ASEAN, pembelajaran IPS kelas VI SDN Candi 02 Kota Semarang mengalami peningkatan. Pembelajaran berbasis game dengan media permainan monopoli Menara ASEAN berhasil membantu peserta didik untuk lebih mudah memahami materi mengenal negara-negara ASEAN, juga pencapaian hasil belajar IPS yang diperoleh peserta didik melampaui kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah.
Penyunting: Putra