Setelah berpuasa selama satu bulan penuh, sebentar lagi akhirnya semua umat muslim di dunia tiba pada penghujung ibadah Ramadhan yaitu Idul Fitri. Selain identik dengan mudik untuk berkumpul dengan keluarga, memasak ketupat, dan pernak pernik lainnya. Salah satu hal yang paling dinantikan lainnya tentu saja adalah Tunjangan Hari Raya atau THR. 

THR sudah pasti menjadi mood booster bagi semua orang mulai dari anak-anak, orang dewasa, bahkan Bapak/Ibu sekalian. Betul apa betul? Tentu saja pasti ya! Tetapi, bagaimana ya sejarah singkat THR di Indonesia? dan bagaimana sih tips & trik mengelola THR agar efektif? Yuk, simak artikel di bawah ini ya!

Sejarah THR di Indonesia

Tunjangan Hari Raya (THR) adalah salah satu bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan dan pekerja yang wajib diberikan oleh perusahaan di luar gaji pokok. Peraturan tersebut termaktub dalam Permenaker No. 6/2016 bahwa pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja satu bulan berhak mendapatkan THR keagamaan dari perusahaan. Selanjutnya, bagi pekerja atau buruh yang telah bekerja selama 12 bulan maka akan mendapatkan THR sebesar satu bulan upah. Masih banyak ketentuan THR lainnya yang menyesuaikan dengan masa kerja dan peraturan perusahaan bersangkutan. Namun, bagaimana sih awalnya kenapa bisa ada THR di Indonesia? 

Pada mulanya, THR berasal dari ide Soekiman Wirjosandjojo dari Partai Masyumi yang mengatakan bahwa sebagai salah satu penunjang kesejahteraan adalah dengan memberikan persekot untuk Pamong Praja atau saat ini familiar dikenal sebagai PNS. Peraturan tersebut pertama kali diterapkan pada tahun 1951 di Kabinet Soekiman. Kebijakan tersebut semakin diperkuat oleh Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1954 tentang Pemberian Persekot Hari Raya kepada Pegawai Negeri dan pekerja. Selanjutnya, pada tahun 1994, Menteri Ketenagakerjaan mengubah istilah ‘Persekot’ dan ‘Hadiah Lebaran’ menjadi ‘Tunjangan Hari Raya’ atau THR. 

Wah, menarik sekali ya Bapak/Ibu asal muasal THR. Satu hal penting yang perlu digaris bawahi adalah bahwa salah satu tujuan mulia THR adalah sebagai penunjang kesejahteraan pekerja. Oleh karena itu, semestinya THR tidak dimaknai sebagai ‘hadiah cuma-cuma’ yang hilang dalam sekejap begitu saja. THR semestinya dimaknai dengan lebih bijak dan bajik, sebagai tabungan untuk masa yang akan datang. Bagaimana caranya? Simak tips & trick berikut ya!

Tips & Trik Mengelola THR bagi Tenaga Pendidik 

Salah satu pekerja yang berhak mendapatkan THR adalah Bapak/Ibu guru. Tunjangan yang diberikan diharapkan dapat menjadi tabungan atau dorongan lebih agar Anda selalu termotivasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, THR sebaiknya dimaknai sebagai sesuatu yang dapat dimanfaatkan dengan lebih baik lagi. Bapak/Ibu penasaran bagaimana mengelola uang THR dengan bijak? Simak penjelasan di bawah ini ya!

1. Menyusun Perencanaan Keuangan

Penyusunan rencana keuangan sangat penting sebagai bentuk kontrol terhadap berbagai pengeluaran Bapak/Ibu. Oleh karena itu, Bapak/Ibu harus tegas dengan uang tunjangan yang diberikan. Bagilah uang tersebut ke dalam beberapa daftar kegiatan dan daftar keinginan yang hendak dicapai selama lebaran. Hal tersebut akan membantu Anda mengetahui kemana saja arus pengeluaran sehingga dapat lebih bijak dalam memanfaatkan uang THR. 

2. Menentukan Prioritas 

Salah satu poin penting yang perlu ditekankan terhadap uang THR adalah menentukan prioritas. Hindarilah sebisa mungkin barang-barang impulsif yang dapat mengganggu pengelolaan keuangan Anda.  Selain itu, cobalah untuk selalu membagi uang ke dalam catatan kecil yaitu barang primer, sekunder, dan tersier. 

3. Menabung dan Berinvestasi

Uang THR dapat juga dimaknai sebagai uang kaget yang dapat mempermudah pemenuhan kebutuhan Bapak/Ibu dalam kehidupan sehari-hari. Namun, apabila belum ada kebutuhan yang benar-benar diperlukan sebaiknya Anda harus mulai menyimpan uang THR di bank-bank atau berinvestasi di lembaga terkait. Hal tersebut sangat penting untuk menjaga kesiapan Bapak/Ibu di masa yang akan datang. 

4. Mengurangi Cicilan dan Hutang

Uang THR dapat dimanfaatkan untuk mengurangi cicilan dan hutang. Pelunasan terhadap kedua hal tersebut sangat penting demi menjaga kestabilan keuangan Bapak/Ibu. Apabila semua tanggungan selesai maka Bapak/Ibu dapat kembali menyusun perencanaan yang lebih luwes dan matang.

5. Membagi Uang untuk Dana Darurat

Tidak semua hal berada di kendali kita. Ada beberapa hal yang terjadi tanpa kehendak seperti sakit, kecelakaan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, uang THR semestinya tidak menjadi uang kaget yang hilang begitu saja. Bapak/Ibu dapat menyisihkan beberapa persen dari uang THR tersebut ke dalam rekening dana darurat. 

Demikianlah beberapa cara ampuh dalam memanfaatkan uang THR. Mulai dari sekarang mari kita susun pola pikir yang lebih bijak lagi perihal uang tunjangan tersebut. Sangat penting bagi Bapak/Ibu untuk mulai menyusun perencanaan keuangan yang lebih matang dan rapi agar siap di masa yang akan datang. Selamat merayakan uang THR-nya ya Bapak/Ibu, semoga dapat selalu termotivasi dan bersemangat dalam setiap pembelajaran demi pendidikan yang lebih baik lagi. Maju terus pendidikan bangsa! Sejahtera terus semua guru di Indonesia! Salam Inovatif!

Nikmati diskon Membership GuruInovatif.id spesial Idul Fitri!

Gunakan kode “FITRAH” untuk mendapatkan diskon membership sebesar 50%! Hanya berlaku hingga tanggal 01 Mei 2023.

Klik banner di bawah ini untuk klaim diskonnya! Salam Guru Inovatif!

Penulis: Yandi Chidlir
Penyunting: Putra