Saya tidak hanya membangun sebuah sekolah baru,
tetapi saya bercita-cita membangun sebuah peradaban baru.
Salam Guru Penggerak!
Merdeka Belajar!
Guru Bergerak, Indonesia Maju!
Sebagai seorang guru yang memberikan pembelajaran, hendaknya jangan pernah berhenti belajar. Menjadi Calon Guru Penggerak saya akui tidak mudah dengan kriteria seleksi kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Melaksanakan tahap seleksi, yakni tes bakat skolastik dilanjutkan tes mengajar dan wawancara. Setelah dinyatakan lolos, wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan guru penggerak selama 9 bulan.
Saya sangat bersyukur, Allah memberikan kesempatan merasakan pengalaman berharga dalam pelatihan guru penggerak selama 9 bulan. Sebuah waktu yang tak singkat untuk sebuah pelatihan hampir setiap hari. Namun, kerja keras itu terbayarkan dengan banyaknya ilmu berharga yang saya dapatkan. Tidak hanya dari pemateri, namun inspirasi dari bapak guru hebat yang saya temui.
10 tahun lebih menjadi seorang guru, orang bilang pasti banyak pengalaman. Namun, ketika saya dihadapkan pada sebuah amanah mendampingi sekolah baru saya merasa tidak punya ilmu apa-apa. Di tengah kebingungan memetakan potensi sekolah, merencanakan program sekolah dan sebagainya inilah ilmu dari pelatihan guru penggerak sangat bermanfaat dan saya aplikasikan untuk pembangunan mutu sekolah saya.
Pembelajaran selama 9 bulan ini saya merasakan materi disajikan secara apik dan menarik. Beberapa materi diantaranya paradigma dan visi guru penggerak yang membahas tentang refleksi filosofi pendidikan Indonesia pemikiran dari Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, membangun budaya positif di sekolah. Praktik pembelajaran yang berpihak kepada murid dengan membahas pembelajaran berdiferensiasi, pembalajaran sosial emosional dan coaching. Tak ketinggalan pula materi tentang pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah yang membahas tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah dan pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid.
Saat memulai modul 1, saya sudah merasa sangat terkesan. saya merasa inilah ilmu yang sangat saya butuhkan. Membangun sebuah sekolah baru tidak sekedar menggugurkan kewajiban dari yayasan “Pokoknya ada sekolah baru”. Lebih dari itu, saya bercita-cita untuk membangun sebuah peradaban baru. Tempat dimana siswa tidak hanya pintar secara akademis saja, namun mempunyai aqidah yang lurus, beribadah yang baik pada Allah. Mempunyai akhlak yang baik pada orangtua, teman sebaya dan lingkungannya.
Tak hanya untuk siswa, ilmu yang saya dapatkan pun juga menjadi sarana praktik baik untuk menginspirasi rekan guru teman sejawat agar bisa memberikan pembelajaran yang bermakna untuk siswa. Pembelajaran bermakna tidak hanya siswa mendapatkan nilai yang bagus, tetapi juga siswa memahami manfaat untuk dunia dan kebaikan akhirat nya.
Banyak inspirasi program kurikulum dan kesiswaan yang bisa saya adaptasi dan aplikasikan pada sekolah saya. Sangat luar biasa sekali program pendidikan guru penggerak ini, hal ini merupakan bekal yang sangat penting untuk menjadi sang pemimpin pendidikan yang akan mencetak generasi unggul Indonesia.
Profil Penulis
Diana Agustin Tri Nugrahaeni, S.Pd adalah lulusan guru penggerak angkatan 2 Kota Surabaya. Lebih dari 10 tahun mendedikasikan diri sebagai seorang guru di sebuah sekolah dasar islam, dan 2 tahun terakhir diamanahi merintis sekolah baru. Penulis bisa di sapa melalui FB Dihyan An Nayyara