Di era digital saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat mulai dari anak usia dini hingga para lansia sudah mengenal dan memanfaatkan platform digital. Contohnya, ada seorang nenek di Jepang, bernama Masako Wakamiya berhasil menciptakan aplikasi gim untuk lansia yang diberi nama ‘Hinadan’. Ada pula Kartikeya Jakhar, anak laki-laki berusia 12 tahun dari Jhajjar-India berhasil masuk Guinness Book of World Records sebagai pencipta aplikasi termuda. Menilik ke pelosok-pelosok pedesaan, adalah pemandangan yang sangat umum saat ini bahwa anak usia dini tengah asik menonton video ataupun bermain gim di gawai mereka. Dampak buruk juga terjadi seperti yang terjadi pada dua remaja di Bekasi yang mengalami gangguan kejiwaan karena kecanduan bermain gim hp.
Hal diatas menunjukkan betapa pentingnya penguatan literasi digital di kalangan masyarakat, terlebih lagi bagi dunia pendidikan. Artikel ini akan membahas tentang definisi literasi digital dan platform digital, pentingnya penguatan literasi digital, tantangan yang dihadapi, serta cara menjawab tantangan tersebut.
Apa itu Literasi Digital dan Platform Digital?
Menurut Devi Suherdi dalam buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik (2021), literasi digital merupakan “pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya. Kecakapan pengguna dalam literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya.”
Literasi digital antara lain meliputi keahlian komputer dasar, kemampuan internet, kemampuan untuk bijak berkomunikasi secara online baik melalui pesan instan, konferensi video dan sosial media, kemampuan untuk secara kritis menilai kualitas, reliabilitas, dan kredibilitas informasi yang ditemukan di internet, serta pengetahuan tentang hak cipta dan kekayaan intelektual.
Mengutip dari Digitalbisa.id, platform digital dapat diartikan sebagai sebuah tempat, wadah, atau sarana yang memfasilitasi bertemunya para pihak untuk saling bertukar informasi, berdagang, atau menawarkan jasa dan layanan.
Beberapa contoh platform digital adalah Google, Google Classroom, Google Meet, Zoom, YouTube, Facebook, dan Instagram.
Pentingnya Penguatan Literasi Digital
Sejak pandemi Covid-19, perkembangan platform digital melesat dengan sangat cepat. Ini dikarenakan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara tatap muka. Hampir semua kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Tanpa literasi digital yang memadai, tentunya proses pembelajaran daring tidak dapat dilaksanakan. Setiap individu di kalangan masyarakat, terlebih guru dan siswa dituntut untuk menyesuaikan diri dan meningkatkan kemampuan untuk menguasai keahlian dasar komputer, antara lain berupa keahlian menggunakan platform Zoom atau Google Meet untuk proses pembelajaran, membuat Google Form untuk keperluan absensi dan penilaian harian, serta membuat video pembelajaran yang menarik.
Para praktisi pendidikan, baik guru, dosen, maupun fasilitator perlu bijak dalam penggunaan platform digital. Mereka harus memiliki pola pikir berkembang, kemampuan belajar dan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan platform digital supaya dapat mengimbangi para siswa yang notabene lebih berani mencoba hal-hal baru dan lebih cepat memahami kecanggihan teknologi. Tenaga pendidik harus belajar cara membuat presentasi PowerPoint dan video pembelajaran sederhana yang tetap menarik bagi para siswa. Mereka juga harus bijak memilih dan memilah sumber pendukung yang akan ditampilkan dalam video pembelajaran yang berupa video YouTube, sehingga sumber yang digunakan sesuai dengan usia dan kesiapan mental peserta didik.
Manfaat penguatan literasi digital, antara lain:
- Mengurangi Kesenjangan dalam Akses Pendidikan
Dengan platform digital yang tersedia saat ini semua siswa dan guru dapat dengan mudah mencari informasi hanya dengan bermodalkan akses internet. Semua orang baik dari daerah maupun perkotaan dan dari latar belakang sosial ekonomi apapun bisa mendapatkan akses yang sama ke sumber daya pendidikan berkualitas tinggi.
- Membuat Proses Pembelajaran yang Menyenangkan melalui Pembelajaran Interaktif
Berbagai platform digital yang tersedia telah menambah warna pada dunia pendidikan, dimana semakin banyak tersedia konten-konten edukasi, gim edukasi, serta simulasi virtual yang membuat pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan lebih mudah dipahami.
- Media Belajar yang dapat Mengakomodasi Keunikan Cara Belajar Siswa
Dalam sistem pendidikan tradisional dimana sekelompok anak mempelajari satu topik atau mata pelajaran yang sama di dalam satu kelas, umumnya guru memberi kegiatan yang sama. Hal ini tidak dapat memenuhi kebutuhan siswa yang mempunyai keunikan dan cara belajar yang beragam. Melalui ketersediaan media edukasi online yang beragam, siswa dapat memilih metode yang sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Memfasilitasi Komunikasi dan Kolaborasi
Platform literasi digital membuka ruang bagi praktisi pendidikan dan siswa untuk membangun komunikasi dengan pendidik dan pelajar dari berbagai daerah bahkan negara yang berbeda. Hal ini tentunya dapat membuka wawasan karena individu yang tumbuh di daerah yang berbeda memiliki pengalaman dan cara pandang yang berbeda. Kolaborasi juga dapat tercipta, misalnya antara beberapa sekolah, melalui proyek-proyek kerjasama ataupun studi banding yang dapat dilakukan secara virtual.
- Mempersiapkan Guru dan Siswa untuk Berkarya di Era Digital
Adanya platform digital membantu guru untuk terus belajar dan berkembang. Ada berbagai webinar berskala nasional dan internasional yang sangat menunjang untuk pengembangan diri dan profesi yang dapat di akses dari mana saja, yang tentunya menghemat waktu dan biaya. Guru juga dapat berkarya dan berbagi melalui berbagai platform digital. Siswa juga mendapatkan nilai tambah karena banyaknya ide dan inspirasi yang didapat dari platform digital yang ada.
Tantangan yang Dihadapi di Era Literasi Digital
Dengan begitu maraknya platform digital yang tersedia tentunya tidak terlepas dari berbagai tantangan, antara lain:
Ketersediaan Jaringan Internet dan Alat Elektronik
Masih banyak daerah yang tidak dapat menikmati fasilitas platform digital karena ketidaktersediaan jaringan internet yang memadai, serta alat elektronik yang tidak dimiliki oleh banyak kalangan masyarakat karena harganya tidak terjangkau.
Pemahaman akan Keamanan di Dunia Digital
Kurangnya pemahaman akan keamanan berselancar di platform digital dan batasan-batasan yang harus diperhatikan membuat banyak pihak menjadi korban ‘cyber crime’. Hal ini dapat membuat pengguna terjerumus dalam hal-hal negatif.
Pemakaian Gawai Berlebihan
Kurangnya kontrol orang tua terhadap pemakaian gawai oleh putra-putri mereka sehingga banyak anak mengakses konten-konten yang kurang sesuai dengan usia dan kesiapan mental mereka serta banyak anak yang kecanduan gim. Hal ini tentu dapat barakibat negatif terhadap kesehatan fisik dan mengurangi waktu anak untuk bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungan sekitar mereka.
Untuk dapat menggunakan platform digital dengan bijak, penguatan literasi digital sangat diperlukan. Untuk kalangan guru, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya dengan mengikuti kursus online, menghadiri webinar, mempelajari keahlian digital yang baru, serta tetap mengikuti kekinian dalam teknologi. Masyarakat, termasuk pelajar, perlu diedukasi tentang bagaimana cara aman bersosial media, bagaimana menjaga keamanan data diri, serta waspada terhadap kejahatan digital. Dengan kita menguasai literasi digital, itu merupakan investasi untuk masa depan.
Mari dukung penguatan literasi digital dengan tetap belajar, berkarya, dan berbagi melalui platform digital.
Penyunting: Putra