Literasi Digital di Madrasah anti Gadget?!?! - Guruinovatif.id

Diterbitkan 10 Sep 2023

Literasi Digital di Madrasah anti Gadget?!?!

Anak-anak di usia belum sekolah kini sudah banyak yang mahir menggunakan gadget yang di dalamnya banyak platform digital yang bisa diakses

Seputar Guru

IKA ROSARIA

Kunjungi Profile
409x
Bagikan

Literasi Digital di Madrasah anti Gadget?!?!

            Anak-anak di usia belum sekolah kini sudah banyak yang mahir menggunakan gadget yang di dalamnya banyak platform digital yang bisa diakses, remaja pun semakin mahir antara kebutuhan dan kesenangan dalam bermedia digital, guru dan profesi lainnya pun kini banyak dituntut untuk bisa menggunakan berbagai platform digital untuk tujuan pembelajaran yang lebih baik. Lalu bagaimana dengan madrasah atau pesantren yang kebanyakan melarang siswa atau santrinya membawa gadget, bagaimana mereka bisa berliterasi digital? Seperti pada tempat saya mengajar yang tidak mengijinkan membawa barang elektronik seperti HP, Laptop dan lainnya. Namun bukan berarti tidak diijinkan menjadi harga mati, namun jika dibutuhkan maka madrasah saya tempat mengajar membijaksanainya dengan beberapa kesepakatan dan konsekuensi. MTs Almaarif 01 Singosari, tempat saya belajar dan mengajar siswanya yang 70% adalah santri pesantren pun sama-sama memiliki aturan bahwa santrinya tidak boleh membawa barang-barang elektronik seperti yang saya sampaikan tadi. Walau dengan aturan yang seperti itu, bukan berarti madrasah kami kolot atau jadul. Banyak cara yang kami lakukan untuk tetap berliterasi digital, dimulai dari fasilitas semua kelas yang terdapat LCD di dalamnya, juga fasilitas perpustakaan yang juga sudah mulai menggunakan Teknik-teknik digital dalam peminjaman buku. Laboratorium Komputer juga disediakan sebanyak dua ruang. Tantangan ini membuatkan kami sebagai guru harus inovatif dalam menyajikan materi dalam setiap kegiatan pembelajaran, siswa pun tak kalah walau tanpa gadget bisa tetap produktif dan aktif menulis dengan bantuan guru inovatif. 

            Saya rasa guru tidak hanya perlu dilatih dalam menggunakan platform-platform digital saja, tidak semua hal bisa ter-cover dengan platform digital, apalagi para guru yang sudah memasuki usia lanjut, tidak mungkin sanggup mempelajari apalagi mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari saat mengajar.

 

Foto pribadi

 

            Foto di atas adalah saat siswa membutuhkan info untuk mengerjakan tugas membuat infografis sistem organ manusia, menggunakan laptop saya, karena mereka tidak diperkenankan membawa HP, sisi positifnya adalah mereka menggunakan sesuai kebutuhan. Dibanding menggunakan fasilitas milik diri sendiri pasti akan lebih kemana-mana dalam menggunakannya. Teknologi informasi memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, tapi bagi seusia MTs seperti mereka masihlah perlu dibiasakan untuk bijak dalam menggunakannya. Tidak dipungkiri teknologi informasi banyak memudahkan pekerjaan kami sebagai guru, mulai dari jaman rapor ditulis tangan sampai kini banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan, tersimpan rapi dan bisa diakses kapan saja saat dibutuhkan.

            Dalam perkembangannya tidak semua informasi yang tersebar adalah informasi positif, masih banyak informasi negatif yang tidak bisa dikendalikan dan menjadi konsumsi sehari-hari bagi siswa kita, misalnya berita bohong, radikalisme, ujaran kebencian, sampai penipuan. Menanggapi hal-hal seperti ini tidak hanya membutuhkan pelatihan-pelatihan dalam menggunakan platform digital saja. Tapi lebih penting bagaimana menanamkan mindset pada anak-anak kita dalam penggunaannya. Guru dan orang tua tidak bisa mengawasi 24 jam, tidak bisa menjamin selalu aman, bahkan di madarsah kami yang melarang mereka membawa gadget saja, anak-anak masih saja bisa mencuri kesempatan menggunakan media digital dengan berbagai celah dan kesempatan. Seusia mereka belum bisa mengendalikan mana yang penting dan mana yang menjadi prioritas, perlu pendampingan dalam penggunaannya. Jika orangtua dan guru-guru bersama beriringan mengawal, maka tak sedikit dari mereka yang kini mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif dalam menggunakan platform digital yang ada. 

            Platform digital juga tidak selalu bisa menjadi andalan, ada dimana saat kita mengajar tidak membutuhkannya. Kita butuh hanya sekedar berkomunikasi dengan baik, pendekatan humanis, dan ada saat-saat darurat misalnya listrik mati atau signal internet macet, sebagai guru pastinya tidak boleh mati gaya mengandalkan platform digital saja. Kretaivitas guru sangatlah luas, bahkan cara-cara jadul pun menjadi menarik jika dikemas lebih baik lagi.

            Kesimpulannya, menggunakan platform digital dalam dunia pendidikan sangatlah penting, kemanfaatan di dalamnya begitu banyak untuk kreativitas kita dalam proses pembelajaran. Namun kesehatan mental dan sosial guru dan murid juga sangatlah penting. Gunakan dengan bijak, dengan tidak selalu mengandalkannya, siapkan plan B dalam setiap mengajar saat kemungkinan terburuk terjadi. Yang terpenting adalah kebahagiaan murid kita bukan hanya sekedar pencapaian kita sebagai guru yang harus diutamakan. 

 

#guruinovatif #lombartikels4 #artikelGI #LombaGI


Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Guru Sehat Mental, Murid pun Bahagia
2 min
Menilik Urgensi Kesehatan Mental Guru
4 min
Tips Menjadi Guru yang Inovatif dan Ideal di Era Pendidikan 4.0

umi fatirah

Jul 26, 2022
6 min
Ingin Menjadi Guru yang Selalu Dikenang? Milikilah Sikap-Sikap Berikut Ini!
4 min
MENGULIK KESEHATAN MENTAL GURU 3T: TAK SEKADAR PERKARA KURIKULUM
Guru Perempuan STW (Setengah Tua), Sehatkah?

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar