Kemajuan teknologi yang sangat pesat telah mengantarkan manusia pada kemajuan digital yang inovatif dan kreatif, serta menjadi solusi dalam mengatasi beberapa kesulitan. Manfaat kemajuan teknologi dapat membantu kesulitan yang dialami siswa tunarungu, agar medapatkan kesempatan yang sama dalam menggunakan dan memperoleh manfaat literasi digital. AI (Artificial Intelligence) merupakan teknologi kecerdasan buatan yang memiliki kemampuan menganalisis data dengan cepat dan akurat, juga dapat menirukan kemampuan manusia. Untuk menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence) sebagai penguat literasi digital, seorang guru harus memiliki kemampuan memahami dan menggunakan AI (Artificial Intelligence) melalui pelatihan, agar maksimal dalam menggunakannya sebagai penguatan literasi digital siswa tunarungu.
Literasi Digital
Prinsip dasar literasi digital terdiri dari pengetahuan, sosial dan operasional. Pengetahuan meliputi kemampuan dalam mengolah materi literasi. Sosial berfungsi untuk mengarahkan ide literasi agar sesuai dengan lingkungan. Operasional meliputi cara menggunakan dan mengolah media sosial.
Faktor Penghambat Bagi Siswa Tunarungu Dalam Memanfaatkan Literasi Digital
Sebagai masyarakat modern yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, siswa tunarungu berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam belajar dan berinteraksi menggunakan media sosial. Salah satu media sosial yang dapat menunjang siswa tunarungu dalam belajar adalah literasi digital berbentuk video. Akan tetapi dalam menggunakan dan mengambil informasi dari literasi digital, siswa tunarungu mengalami beberapa kendala yang diakibatkan oleh keterbatasan pendengaran, berbicara dan bahasa. Keadaan tersebut mengakibatkan siswa tunarungu tidak bisa berbicara, serta menjadi penghambat dalam belajar, bersosial dan memanfaatkan literasi digital.
Faktor Penunjang Bagi Siswa Tunarungu Dalam Memanfaatkan Literasi Digital
Keterbatasan yang dialami siswa tunarungu, menjadikan mereka cenderung menggunakan mata dalam berkomunikasi dan belajar melalui mimik wajah, gerak bibir atau isyarat. Literasi digital merupakan kegiatan belajar dengan memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran bagi siswa tunarungu, akan tetapi tidak semua konten literasi digital bisa dipahami oleh siswa tunarungu, sehingga membutuhkan beberapa penunjang yang bisa membantunya, diantaranya adalah bahasa isyarat dan profesionalitas guru.
Peran AI (Artificial Intelligence)
Kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) adalah kecerdasan yang berbasis teknologi dan data yang dapat menirukan kecerdasan manusia, kecerdasan ini bisa menganalisis dan merespon data yang ditangkap dengan cepat. Dengan kelebihan teknologi tersebut, AI (Artificial Intelligence) dapat mengambil peran untuk membantu siswa tunarungu, dengan menterjemahkan bahasa lisan atau tulisan ke dalam bahasa isyarat atau sebaliknya, menjadikan bahasa isyarat menjadi bahasa lisan dan tulisan. Selain itu, guru yang menjadi pendamping siswa tunarungu, harus memiliki kemampuan bahasa isyarat dan literasi digital, melalui pelatihan yang bersertifikat atau melalui in house training, agar bisa memaksimalkan kemampuan siswa tunarungu dalam menggunakan dan memanfaatkan literasi digital.
Penyunting: Putra