BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Sebuah puisi dapat diumpamakan sebagai suatu pernyataan yang menyenangkan, yang muncul dari suatu kemampuan penyairnya melihat sesuatu secara antusias dengan jurus yang tepat. Penyair mempertimbangkan secara masak apa yang dilihatnya kemudian mengungkapkan hasil penglihatannya tanpa terlalu berkecenderungan untuk mempermasalahkannya (Antara, 1986:80)
Untuk dapat merasakan pemikiran-pemikiran penyair serorang pembaca dapat melakukan kegiatan apresiasi sastra. Apresiasi sastra dapat diartikan sebagai bahasa atau tulisan yang digunakan secara baik , santun, efektif, serta dapat menimbukan daya estetis (keindahan) dan dalam setiap bahasa atau tulisan tersebut mengandung isi yang dapat memenuhi kebutuhan rohani manusia yang dapat menggetarkan sukma penikmat dan pembacanya (Jati, 1994:1).
Dalam kaitannya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia, pengajaran sastra memiliki peranan yang penting. Salah satu pengajaran sastra, yaitu pengajaran puisi.
Pembelajaran puisi mempunyai tujuan mengambangkan kearifan untuk menangkap isyarat-isyarat kehidupan yang tercermin dalam karya puisi. Dalam pembelajaran menganalisis puisi mengandung bebrapa manfaat, yaitu menunjang keterampilan siswa dalam hal berbahasa; meningkatkan pengetahuan siswa dalam hal budaya bangsan;mengembangkan rasa karsa siswa secara tanggap; dan membentuk watak siswa. Dengan demikian, keempat aspek keterampilan berbahasa akan dapat diwujudkan secara apresiatif dalam proses pembelajaran puisi.
Salah satu model pengajaran inovatif adalah pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS),yaitu merupakan pembelajaran yang kegiatannya lebih berpusat keoada siswa. Dalam hal ini siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai jawaban terhadap tugas yang dikerjakan, selanjutnya satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk berbagi pendapat kepada seluruh siswa di kelas dengan dipandu oleh guru, kemudian hasilnya dinilai secara individu dan kelompok. Di sini guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam mengambil kesimpulan pada saat diskusi siswa.
Pengajaran menganalisis puisi menekankan kepada siswa agar mengetahui seluk-beluk sebuah puisi. Selain itu, siswa juga dituntut untuk mencari unsur-unsur intrinsik puisi seperti tema, amanat, bait/baris, irama, citraan, diksi dan majas (gaya bahasa).
2. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik ini adalah kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi puisi pada kompetensi dasar menganalisis unsur intrinsik puisi oleh siswa kelas X TB SMK Negeri 4 Bangli.
3. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang diperoleh kegiatan BestPraktice dalam pembelajaran identifikasi unsur intriksik puisi, yaitu :
A. Bagi Peserta Didik
Memberikan pengalaman secara langsung berkaitan dengan aplikasi strategi, model dan metode yang tepat dalam menganalisis unsur intrinsik puisi dapat ditingkatkan. Membiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat meningkatkan kompetensinya. B. Bagi Guru
Membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang inovatif dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaiannya; Sebagai perbandingan dalam menerapkan suatu metode pembelajaran, begitu pula dapat dipakai sebagai (feed back ) umpan balik dalam memilih strategi, model dan metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. C. Bagi Sekolah
Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik; Dapat menambah bahan bacaan bidang kesusastraan dan pembelajaran terkait puisi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif berasal dari kata "kooperatif' yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut Lie sebagaimana dikutip oleh lsjoni (2009:23),menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pambelajaran gotong royong, yang sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur, sedangkan menurut Johnson & Johnson sebagaimana dikutip oleh Isjoni (2009:23),menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.
1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
Menurut "Trianto (2009:81),model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Menurut Arends sebagatmana dikutif oleh Trianto (2009:81),model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share (TPS) dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Sementara itu, Suyatno (2009:54),menyatakan bahwa Think Pair Share (TPS) adalah model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplinsit memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang dijelaskan atau dialami. (dalam Ayu, 2013).
1.2 Manfaat Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Adapun manfaat dari model pembelajaran Think Pair Share (TPS) ini adalah siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Dalam pembelajaran Think Pair Share (TPS) siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
1.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)
Adapun kelebihan Think Pair Share (TPS) antara lain:
Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok. Interaksi lebih mudah. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain, serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kempatan untuk berpartistpasi dalam kelas. Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan (Assyafi’i, 2009). Sedangkan kekurangan Think Pair Share (TPS) antara lain
Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dan berbagai aktivitas. Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat mcnyita waktu pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang. Banyak kelompok yang melapor dan perlu monitor. Lebih sedikit ide yang muncul. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah. (Assyafi’i, 2009).
1.4 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
Adapun langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share (TPS),peneliti sepenuhnya mengikuti apa yang dikemukakan oleh Arends sebagaimana dikutip dari Trianto (2009:81),yang pada dasarnya terdapat tiga langkah, yakni (1) berfikir (Thinking ). (2) berpasangan (Pairing ). (3) berbagi (sharing ). Untuk lebih jelasnya langkah-langkah dalam model pembelajaran Think Pair Share (TPS) penulis bahas satu persatu sebagai berikut:
Langkah I: Berfikir (Thinking ) Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri mengenai jawaban atau masalah.
2. Langkah 2 Berpasangan (Pairing )
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dalam kelompok kecil dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan, atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentitikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
3. Langkah 3: Berbagi (Sharing )
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini, efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai semua pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
2. PUISI
a. Pengertian Puisi
Puisi merupakan bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dalam mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan
memadatkan segala unsur bahasa.
Beberapa pengertian puisi menurut para ahli
Herman Waluyo : Pengertian puisi menurut Herman Waluyo ialah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. Sumardi : Pengertian puisi menurut sumardi ialah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Thomas Carlye : Pengertian puisi menurut thomas carley ialah ungkapan pikiran yang bersifat musikal. James Reevas : Pengertian puisi menurut James Reevas bahwa arti puisi ialah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat. Pradopo : Pengertian puisi ialah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan. Herbert Spencer : Pengertian puisi ialah bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan keindahan. (Lafamane, 2020) b. Ciri – Ciri Puisi
Puisi ialah seni tertulis menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya (keindahan). Puisi dibedakan menjadi 2 yaitu puisi lama dan juga puisi baru.
Puisi Lama Puisi Lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu sebagai berikut ini :
Jumlah kata dalam 1 baris Jumlah baris dalam 1 bait Persajakan (rima) Banyak suku kata di tiap baris Irama Ciri-Ciri Puisi Lama
Tak diketahui nama pengarangnya. Penyampaiannya yang bersifat dari mulut ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan. Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata ataupun rima. 2) Puisi Baru
Puisi Baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
Ciri-Ciri Puisi Baru
Mempunyai bentuk yang rapi, simetris Persajakan akhir yang teratur Memakai pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain Umumnya puisi 4 seuntai Disetiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis) Ditiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku kata. d. Unsur Dalam Puisi
Ada dua unsur yang membangun suatu puisi, yakni
Unsur intrinsik Unsur intrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi dan mempengaruhi puisi sebagai karya sastra. Yang termasuk unsur intrinsik puisi ialah diksi, imaji, majas, bunyi, rima, ritme, dan tema.
Diksi atau pilihan kata : Dalam membangun puisi, penyair hendaknya memilih kata dengan cermat dengan cara mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam suatu puisi keseluruhan. Daya bayang atau imaji : Yang dimaksud dengan daya bayang atau imaji ketika membangun puisi ialah penggunaan kata-kata yang konkret dan khas yang dapat menimbulkan imaji visual, auditif, ataupun taktil. Gaya bahasa atau majas : Gaya bahasa atau majas atau bahasa figuratif dalam puisi ialah bahasa yang dipakai penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau memakai kata-kata yang bermakna kiasan atau lambing. Bunyi : Bunyi dalam puisi mengacu pada dipakainya kata-kata tertentu sehingga menimbulkan efek nuansa tertentu. Rima : Rima ialah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan. Ritme : Ritme dalam puisi adalah dinamika suara dalam puisi agar tidak dirasa monoton bagi penikmat puisi. Tema : Tema dalam puisi ialah ide atau gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui puisinya.
Unsur ekstrinsik Unsur ekstrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang berada di luar puisi dan mempengaruhi kehadiran puisi sebagai karya seni. Adapun yang termasuk dalam unsur ekstrinsik puisi ialah aspek historis, psikologis, filsafat, dan religious.
Aspek historis merupakan unsur-unsur kesejarahan atau gagasan yang terkandung dalam puisi. Aspek psikologis merupakan aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam puisi. Aspek filsafat Beberapa ahli menyatakan bahwa suatu filsafat berkaitan erat dengan puisi atau karya sastra keseluruhan dan beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa filsafat dan karya sastra dalam hal ini puisi tidak saling terkait satu sama lain. Aspek religius dalam puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dalam puisi oleh pengarang. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan Best Practice ini adalah kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X TB dalam pokok bahasan identifikasi unsur intrinsik puisi di Kelas X TB SMK Negeri 4 Bangli yang telah terbukti membuat suasana pembelajaran di kelas X TB menjadi lebih aktif.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Tujuan dan Sasaran
Tujuan Tujuan penulisan Best Practice ini adalah untuk mendeskripsikan Best Practice penulis dalam menerapkan pembelajaran metode pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
2. Sasaran
Sasaran pelaksanaan Best Practice ini adalah Peserta didik kelas X TB Tahun Pelajaran 2021/2022 di SMK Negeri 4 Bangli sebanyak 27 orang.
3. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam Best Practice pembelajaran ini adalah materi kelas X semester genap tahun pelajaran 2021/2022 pada pokok bahasan Teks Puisi, dengan rincian KD sebagai berikut :
3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi.
4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan).
2. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan
Memahami unsur-unsur yang terdapat dalam teks puisi. (C2) Cara yang digunakan dalam pelaksanaan Best Practice ini adalah menerapkan pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang telah dilakukan :
1) Pemetaan Kompetensi dasar
3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi.
4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan).
2) Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
IPK Pendukung
Memahami unsur-unsur yang terdapat dalam teks puisi. (C2) IPK Kunci
Menganalisis unsur-unsur pembangun dalam sebuah puisi. (C4). 3) Pemilihan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih dalam Best Practice ini adalah pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran. Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS):
TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI WAKTU Kegiatan Pendahuluan
20 menit
Pendahuluan
(persiapan/orientasi)
Mengucapkan salam Melakukan absensi dan pengisian jurnal kelas Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai. Apersepsi Guru menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman peserta didik atau dengan tema sebelumnya. Motivasi Guru menyampaikan gambaran keuntungan mempelajari materi menganalisis unsur intrinsik puisi dalam kehidupan sehari-hari.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.Guru menyampaikan rangkaian aktifitas yang akan dilakukan sebelum proses belajar mengajar dimulai.Guru menyampaikan rubrik penilaian selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan Inti 110 menit Sintak Model Pembelajaran
Tahap 1 Think
Menggali pengetahuan awal siswa tentang pengertian puisi dan unsur intrinsiknya. Siswa melakukan peninjuan teks puisi yang disiapkan guru. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) atau kartu soal kepada seluruh siswa Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu Sintak Model Pembelajaran
Tahap 2 Pair
Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya mengenai jawaban tugas yang telah dikerjakan. Sintak Model Pembelajaran
Tahap 3 Share
Setiap kelompok dipanggil secara acak untuk berbagi pendapat kepada seluruh siswa di kelas dengan dipandu oleh guru (kegiatan presentasi). Penutup Menarik kesimpulan. Memberi evaluasi. Melakukan refleksi.
4) Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 4 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, lembar kerja, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK),dan kecakapan abad 21.
5) Media dan Instrumen
Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik mengenai unsur intrinsik puisi.
Instrumen yang digunakan Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tulis uraian singkat.
6) Waktu dan Tempat Kegiatan
Praktek Best Practice ini di laksanakan pada hari selasa tanggal 15 September 2021 bertempat di kelas X TB SMK Negeri 4 Bangli.
BAB III
HASIL KEGIATAN
1. Hasil Kegiatan
Hasil yang dapat dilaporkan dari best practice ini diuraikan sebagai berikut.
Proses pembelajaran ini menerapkan pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan metode diskusi, tanya jawab dan penugasan peserta didik menjadi lebih aktif dan menumbuhkan sikap saling bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Aktivitas model pembelajaran dengan metode ini menerapkan peserta didik untuk aktif selama proses pembelajaran. Pada pembelajaran sebelumnya penulis belum menerapkan pembelajaran HOTS masih menggunakan metode ceramah peserta didik selama proses pembelajaran cenderung kurang aktif walaupun tujuan pembelajaran tercapai. Sedangkan jika di terapkan dengan pembelajaran HOTS dan dengan metode diskusi dan tanya jawab peserta didik menjadi lebih bisa berfikir kritis selama kegiatan diskusi dan menjadi lebih tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya karena akan dibandingkan dengan kelompok lain hasilnya. Dengan menerapakan pembelajaran yang HOTS peserta didik dilatih untuk memecahkan masalahnya sendiri tentunya dengan arahan dan bimbingan dari guru untuk menyelesaikan lembar kerja yang disediakan maupun dikaitkan dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah yang dihadapi Masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang berorientasi HOTS adalah peserta didik masih belum terbiasa karena terbiasa dengan menggunakan metode mencatat. Jadi guru masih terus mengarahkan peserta didik untuk melatih dan menggali informasi apalagi kurangnya kosa kata (vocabulary ) peserta didik menjadi hambatan dalam pembelajaran.
2. Cara mengatasi Masalah
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi penulis dalam pembelajaran ini adalah harus lebih sabar melatih, membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan masalah secara mandiri maupun bekerja sama dalam kelompoknya untuk mencari informasi yang dibutuhkan pada saat proses pembelajaran. Peserta didik dapat diberikan kata kunci (clue ) guna menggiring mereka menemukan jawaban berdasarkan penjelasan guru. Selain itu juga peserta didik diberikan motivasi betapa pentingnya model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) yang berorientasi HOTS di masa yang akan datang ketika mereka sudah lulus SMK dan bergelut dengan dunia usaha dan industri tentunya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) layak dijadikan sebagai pembelajaran yang berorientasikan Higher Order Thinking Skill (HOTS) karena dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mentrasfer pengetahuan (knowledge ),berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah. Pada penyusunan RPP pun dibuat secara sistematis dan cermat yang didalamnya berorientasi HOTS dan terdapat kecakapan abad 21 yang memuat PPK dan literasi. 2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
Guru seharusnya memiliki inovasi model pembelajaran yang lebih menyenangkan peserta didik tidak terpaku hanya dengan 1 model pembelajaran saja dan memiliki banyak referensi sumber belajar yang lain tidak hanya buku guru dan buku peserta didik yang akan menunjang kemampuan profesional guru pada saat proses pembelajaran. Peserta didik diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir kritis dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk berlangsungnya pembelajaran HOTS dan untuk mendesiminasikan Best Practice ini agar menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
Assyafi’i, Arif Fadholi Wahid. 2009. “Kelebihan dan Kekurangan TPS”. Tersedia di http://ariffadholi.blogspot.com//009/10/kelebihan_kekurangan_tps.html?m=1 , diakses pada 27 Agustus 2021.
Ayu. 2013. “Pengertian Think Pair Share ”. Tersedia di http://ridha90.blogspot.co.id/2013/05/hakikat-model-kooperatif-tipe-think.html?m=1 , diakses pada 23 Agustus 2021.
Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik . Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Lafamane, Felta. 2020. “Karya Sastra (Puisi, Prosa, Drama)”. Artikel @ blog OSF PREPRINTS. Tersedia di https://osf.io/bp6eh/ . Diakses pada 24 Agustus 2021
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif . Surabaya : Kencana Prenada Media Grup.
---
Penulis: Putu Ika Riskayuni
Editor: Putra