Tahukah kalian bahwa Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara maju? Peluang ini disampaikan oleh Presiden kita bapak Ir. Joko Widodo. Tahun ini, Indonesia akan merayakan kemerdekaan ke-78, tentu usia yang cukup matang untuk suatu negara. Banyak kemajuan yang telah dicapai dengan baik, seperti meningkatnya kesejahteraan rakyat, pembangunan yang merata, ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, serta ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan yang kuat dan berwibawa.
Menuju 100 tahun Indonesia merdeka, dibuatlah visi untuk menjadi negara maju yang dikenal dengan istilah “Indonesia Emas 2045”. Tentu kita harus menyambut tantangan ini dengan penuh optimis, mengingat bukan suatu kemustahilan bagi Indonesia untuk mewujudkan impiannya menjadi negara maju. Salah satu yang harus dipersiapkan untuk menuju Indonesia Emas 2045 adalah menyiapkan generasi penerus yang nantinya akan memegang tongkat estafet kepemimpinan.
Generasi Emas adalah generasi yang nantinya akan bertanggung jawab untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Generasi ini mungkin lahir di sekitar kita, yang tidak lain ialah peserta didik kita sendiri. Tentunya untuk mencetak generasi yang mumpuni, kita sebagai pendidik memiliki peran yang sangat penting. Karena pendidikan merupakan modal utama bagi peserta didik untuk membangun jembatan kesuksesan di masa yang akan datang.
Sepatutnya kita bersukur dengan Kurikulum Merdeka yang saat ini diberlakukan, karena kurikulum ini mampu membantu kita untuk dapat menggali potensi peserta didik sedini mungkin. Konsep dari Kurikulum Merdeka yakni menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan mandiri, inovatif dan kreatif. Kurikulum ini menekankan keseimbangan antara kemampuan soft skill dan hard skill. Tujuan penerapan keseimbangan kemampuan soft skill dan hard skill adalah mempersiapkan generasi bangsa yang cerdas.
1). Peserta Didik Lahir di Generasi Alpha
Kita harus tahu bahwa peserta didik kita saat ini merupakan anak yang lahir pada generasi alpha. Generasi pertama yang lahir di dunia digital, dimana tumbuh kembang peserta didik beriringan dengan perkembangan teknologi. Teknologi sudah menjadi makanan sehari-hari, bahkan dalam kehidupannya peserta didik tidak mungkin dapat dipisahkan dengan teknologi digital.
Menurut survey yang dilakukan Cambridge International yang merupakan bagian dari Universitas Cambridge, peserta didik di Indonesia menduduki peringkat tertinggi secara global selaku pengguna ruang IT/komputer di sekolah. Selain itu, lebih dari duapertiga peserta didik di Indonesia menggunakan smartphone di dalam kelas, dan bahkan lebih sering digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Fakta tersebut cukup relevan, mengingat peserta didik kita saat ini lahir di generasi alpha.
Lalu apa yang dapat kita lakukan sebagai pendidik melihat kondisi saat ini? Tentu jawaban dari pertanyaan ini hanya dapat dijawab oleh masing-masing individu. Namun satu tujuan yang harus yakni bagaimana kita dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk dapat membentuk peserta didik yang diharapkan. Dengan perkembangan teknologi, kita sebagai pendidik seharusnya mampu memanfaatkannya bukan menghindarinya.
2). Pemanfaatan Teknologi dalam Kurikulum Merdeka
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran banyak digunakan oleh pendidik. Seperti halnya praktik baik yang juga saya terapkan kepada peserta didik di sekolah. Salah satunya yakni penggunaan aplikasi canva untuk pembuatan poster digital untuk peserta didik kelas 6 di SD Laboratorium UM Kota Blitar. Pemanfaatan teknologi digital ke peserta didik sangat efektif untuk meningkatkan minat belajar. Hal ini diketahui dari keaktifan peserta didik dan semangat yang mereka berikan saat mengerjakan tugas yang diberikan. Video kegiatan belajar mengajar peserta didik kelas 6 di SD Laboratorium UM Blitar dapat dilihat pada link berikut: https://vt.tiktok.com/ZS8nAfvV4/
Beberapa peserta didik memberikan pendapatnya terhadap pembelajaran yang diberikan guru
“Senang sekali, kita bisa belajar membuat poster digital. Kita belajar menjadi animator. Keren sekali” ungkap salah satu peserta didik.
Pendapat lain juga disampaikan terkait pemanfaatan teknologi canva.
“Gak nyangka aku bisa buat kayak gini, karena biasanya kalau membuat poster di buku gambar dan gambaranku selalu jelek. Aku malu untuk memajang hasil posterku, tapi dengan canva aku bisa membuat poster yang bagus, jadi aku gak malu untuk memajang di dinding rumah”.
Dari pernyataan peserta didik, kita juga belajar bahwa kemampuan peserta didik sangat beragam. Memperkenalkan teknologi ke peserta didik, dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mencobanya tentu merupakan langkah awal yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan diri. Peserta didik akan merasa lebih bangga karena tidak hanya berperan sebagai pengguna, tetapi mereka mampu membuat sesuatu dari teknologi yang ada. Tentunya pembelajaran ini dapat terwujud karena Kurikulum Merdeka yang memberikan ruang kepada pendidik untuk membangun pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan yang ada di kelas.
3). Persiapan Pendidik untuk Kurikulum Merdeka
Tentunya kita tidak pernah tahu, seperti apa teknologi yang akan digunakan pada tahun 2045. Namun dengan mengenalkan teknologi yang ada saat ini, tentu akan memberikan dampak yang besar di kemudian hari. Jangan sampai peserta didik kita tertinggal dengan peserta didik dari negara lain. Pemanfaatan teknologi merupakan wujud nyata dari penerapan Kurikulum Merdeka. Hingga saat ini kita sebagai pendidik harus terus menambah ilmu dan wawasan terkait Kurikulum Merdeka. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menunjuang keberhasilan Kurikulum Merdeka yakni dengan mengupgrade kemampuan pendidik dengan cara mengikuti pelatihan/workshop/seminar, sekolah dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga kependidikan melalui In House Training (IHT), selain itu juga memastikan bahwa pendidik mendapatkan sertifikasi untuk menentukan kelayakan dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum Merdeka mengajarkan kita memahami bahwa peserta didik itu unik dan beragam. Jika kita dapat fokus terhadap kelebihan peserta didik bukan kekurangnnya, lalu memberikan kesempatan mereka untuk mengembangkannya. Tentu bukan suatu fatamorgana untuk menjadikan Indonesia negara maju. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Kurikulum Merdeka merupakan gerbang menuju Indonesia Emas 2045.
#Guruinovatif #LombaArtikelS3 #ArtikelGI #LombaGI
Penyunting: Luqmanul Hakim