Merawat Jiwa Pendidik: Perjalanan Seorang Guru Melalui Tetesan Air Mata untuk Menyuarakan Kesehatan Mental - Guruinovatif.id

Diterbitkan 23 Nov 2023

Merawat Jiwa Pendidik: Perjalanan Seorang Guru Melalui Tetesan Air Mata untuk Menyuarakan Kesehatan Mental

Guru merupakan manusia biasa yang mempunyai emosi, hal ini sangat penting untuk memahami kestabilan emosi dan perasaan seperti tangisan, kekecewaan,kesedihan, kekegembiraan, kemarahan dan ketakutan. Semua tekanan ini dapat menciptakan beban emosional yang signifikan pada guru.

Seputar Guru

URAI PANZI S.PD

Kunjungi Profile
863x
Bagikan

Guru yang diambil dari pepatah Jawa yang diperpanjang dari kata “Gu” digugu bermakna dipercaya,dianut, dipegang kata-katanya, “Ru” ditiru bermakna dicontoh, diteladani, ditiru, disegani sehingga kepanjangannya yakni guru itu di gugu dan ditiru segala bentuk tingkah laku yang dilakukanya. Menurut Athiyah Al-Abrasy, guru adalah bapak rohani seorang murid, yang memberikan santapan ilmu jiwa dengan ilmu pendidikan akhlak yang membenarkannya, maka menghormati guru merupakan penghormatan anak-anak kita dengan demikian ia hidup dan berkembang setiap guru itu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Seorang guru dalam keseharianya mempunyai tugas sekaligus yakni mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi. Abidin Ibnu Rusyan mengutip pendapat dari Al-Gzali yang mengatakan bahwasanya profesi keguruan merupakan profesi paling mulia dibandingkan profesi lainya. Al-Ghazali berkata “ seorang guru yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, dialah yang dinamakan orang besar dibawah kolong langit ini. Ia bagai matahari yang mencahayai orang lain, sedangkan dirinya sendiripun bercahaya. Ibarat minyak kasturi yang baunya dinikmati orang lain, sedang ia sendiripun harum”. Guru adalah perintis pembangunan dari segala bidang kehidupan di masyarakat. Peranan guru itu mempunyai kedudukan yang penting dan utama dalam seluruh proses pendidikan, guru merupakan faktor penggerak utama maju mundurnya suatu lembaga pendidikan. 

Komisi Perlindngan Anak Indonesia KPAI mencatat sebanyak 17 kasus kekerasan dengan melibatkan murid dan guru pada tahun 2021. Catatan tersebut berdasarkan hasil pemantauan media dan pengawasan KPAI. Seorang guru di Bengkulu mendapat perlakuan yang tidak menyenangkkan dari orangtua murrid yang menyebabkan matanya hampir buta. Hal itu terjadi lantaran ia menegur anak dari orangtua murid tersebut yang kedapatan merokok di sekolah. Dalam realitas kompleks dunia pendidikan, peran seorang guru menjadi sebuah panggung di mana mereka tidak hanya berperan sebagai penyampai pengetahuan, tetapi juga sebagai garda depan yang memikul tanggung jawab besar terhadap kesejahteraan mental mereka sendiri. Tantangan yang dihadapi oleh guru mencakup berbagai aspek yang meresahkan, menciptakan tekanan dan beban yang seringkali terasa sangat berat. Salah satu tekanan utama yang dihadapi oleh guru adalah tuntutan kurikulum yang ketat. Dengan perubahan dinamika pendidikan yang cepat, guru dihadapkan pada beban untuk memahami dan mengimplementasikan kurikulum yang terus berkembang. Selain itu, tuntutan ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi menjadi beban tambahan bagi guru untuk memberikan hasil yang optimal dalam pembelajaran. Dinamika interpersonal di dalam ruang kelas juga menjadi faktor penentu dalam kesejahteraan mental seorang guru. Mereka harus mampu mengelola berbagai kepribadian siswa, menanggapi konflik, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini dapat menciptakan stres tambahan yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka secara keseluruhan.

Guru merupakan manusia biasa yang mempunyai emosi, hal ini sangat penting untuk memahami kestabilan emosi dan perasaan seperti tangisan, kekecewaan,kesedihan, kekegembiraan, kemarahan dan ketakutan. Semua tekanan ini dapat menciptakan beban emosional yang signifikan pada guru. Mereka seringkali merasa harus memenuhi harapan, baik dari siswa, orangtua, maupun pihak sekolah. Perasaan tidak mampu atau kelelahan dapat membawa mereka ke titik di mana air mata menjadi satu-satunya cara untuk melepaskan tekanan yang terakumulasi. Penting untuk memahami bahwa ketegangan ini bukan hanya sebatas tanggung jawab profesional, tetapi juga menyentuh aspek-aspek pribadi dari kehidupan seorang guru. Dalam setiap tetesan air mata seorang guru, tersimpan narasi mendalam yang melukiskan perjalanan yang penuh dengan tekanan, kelelahan, dan tantangan mental. Tetesan air mata bukan hanya sekadar simbol kesedihan, melainkan suatu bahasa yang menuturkan cerita kompleks mengenai perjuangan seorang guru dalam menghadapi dinamika yang terus berubah di dunia pendidikan. Penting untuk menyadari bahwa kesehatan mental seorang guru bukanlah hanya tanggung jawab pribadi mereka, melainkan juga merupakan faktor kritis yang memengaruhi kualitas pembelajaran dan perkembangan siswa. Ketika seorang guru merasakan tekanan yang luar biasa, dampaknya dapat menciptakan lingkungan belajar yang tidak kondusif, bahkan dapat menghambat potensi siswa untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Pentingnya mendukung kesehatan mental guru bukan hanya terkait dengan aspek moral, tetapi juga merupakan investasi dalam pembentukan generasi yang kuat dan berdaya. Seorang guru yang merasa didukung secara emosional dan mental akan lebih mampu memberikan pengalaman belajar yang positif, menciptakan iklim kelas yang aman, dan memberikan inspirasi kepada siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka. Memahami dan mengapresiasi perjuangan kesehatan mental seorang guru adalah langkah awal dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan berkelanjutan. Dengan membuka dialog tentang kesehatan mental guru, kita tidak hanya membantu mereka melewati tantangan pribadi mereka, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap masa depan pendidikan yang lebih baik bagi semua. Oleh karena itu, mendukung kesehatan mental guru menjadi suatu keharusan, tidak hanya sebagai bentuk apresiasi terhadap pekerjaan mereka, tetapi juga sebagai investasi dalam masa depan pendidikan yang lebih baik. 

Mengatasi kesehatan mental guru merupakan tantangan yang memerlukan pendekatan holistik dan dukungan berkelanjutan. Berikut beberapa cara yang dapat membantu guru yang mengalami kesehatan mental :

  • Pemberikan Dukungan Emosional 

Membuka saluran komunikasi yang terbuka antara guru dan pihak administratif sekolah untuk memberikan dukungan emosional. Menyediakan forum untuk berbicara dan berbagi pengalaman di antara rekan-rekan guru. 

  • Pelatihan Kesehatan Mental 

Menyelenggarakan pelatihan kesehatan mental secara rutin untuk meningkatkan pemahaman guru tentang kesehatan mental dan cara mengelola stress. Sikap dalam mengintegrasikan keterampilan manajemen stres dan kesehatan mental ke dalam program pengembangan profesional guru 

  • Mensejahterakan Ekonomi Guru

Mensejahterakan ekonomi guru adalah langkah penting untuk meningkatkan kesejahterakan mereka dan memastikan bahwa mereka daapat menjalankan tugas mereka dengan baik seperti kenaikan gaji, guru honor insentif yang sesuai, fasilitas kesejahteraan, program pengembangan profesional dengan dukungan keuangan, pemberian bonus kinerja, kemudahan peminjaman dan pengelolaan uang, dukungan pendidikan anak, program dana pensiun dan dukungan psikologis. 

  • Pemantauan dan Evaluasi 

Melakukan pemantauan rutin terhadap kesejahteraan guru dan mengevaluasi efektivitas program-program kesehatan mental yang telah diimplementasikan. 

Mengatasi permasalahan kesehatan mental guru membutuhkan pendekatan terkoodinasi dan komprehensif dari semua pihak terkait, termasuk sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Dukungan yang tepat dapat membantu guru mengatasi tantangan mereka dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat bagi siswa.


Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

"Kolaborasi" Wujudkan Mental Sehat Guru
7 Tipe Guru di Sekolah
2 min
Kunci Hubungan Personal: Memanggil Nama Murid dengan Benar di Ruang Kelas
3 min
Kesehatan Mental Guru Seberapa Penting?
2 min
Perlukah Guru Bermental Sehat?
1 min
Kupas Singkat Mengenai Kurikulum Merdeka
4 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar