Merajut Mimpi Di Pelosok Negeri: Kunci Mengatasi Bagaimana Tantangan Pendidikan Di Wilayah Terpencil Demi Pemerataan Pendidikan Di Indonesia Yang Lebih Adil - Guruinovatif.id

Diterbitkan 09 Des 2025

Merajut Mimpi Di Pelosok Negeri: Kunci Mengatasi Bagaimana Tantangan Pendidikan Di Wilayah Terpencil Demi Pemerataan Pendidikan Di Indonesia Yang Lebih Adil

Merajut Mimpi Di Pelosok Negeri: Kunci Mengatasi Bagaimana Tantangan Pendidikan Di Wilayah Terpencil Demi Pemerataan Pendidikan Di Indonesia Yang Lebih Adil

Dunia Pendidikan

Endah Novalien Renata

Kunjungi Profile
21x
Bagikan

Pendidikan adalah sarana untuk bisa memajukan sebuah negara atau bangsa, jadi sebuah negara harus bisa mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di negara nya agar semua masyarakat bisa mendapatkan pendidikan yang baik dan lebih terjamin. Pendidikan juga memiliki berbagai peran yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga pemerataan tersebut menjadi sebuah keharusan yang ada pada pendidikan (Amani, 2024). Kesenjangan yang terjadi ini membuat banyaknya anak-anak desa tidak mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak-anak yang tinggal di daerah kota, kesenjangan yang terjadi ini bisa terjadi karena beberapa akses yang kurang memadai dan kurangnya pemahaman tentang teknologi. 

Beberapa Tantangan yang Menjadi Dampak pada Ketidaksetaraan Pendidikan

Jarak dan akses sekolah yang di tempuh oleh anak-anak yang ingin bersekolah adalah salah satu bentuk kesenjangan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Jarak antara rumah siswa dan sekolah yang sangat jauh di banyak tempat perdesaan. Bahkan setiap hari beberapa siswa di daerah terpencil harus berjalan berkilo-kilometer untuk sampai di sekolah, untuk menuju sekolah mereka harus melewati lingkungan yang menantang seperti hutan, sungai, dan bukit. Kondisi geografis ini menjadi salah satu hambatan besar bagi pendidikan yang berkelanjutan. Contohnya di banyak desa di Kalimantan Timur, banyak anak-anak yang harus menempuh perjalanan panjang, melintasi jalan rusak dan bahkan berjalan kaki sampai berjam-jam hanya untuk bisa sampai ke sekolah untuk menuntut ilmu. Contohnya di wilayah pedalaman Kalimantan Timur, yaitu minimnya infrastruktur dasar yang memadai dan anak-anak harus menempuh perjalanan yang panjang sampai berjam-jam hanya untuk sampai kesekolah dan juga tidak ada angkutan umum yang bisa menjangkau desa mereka.

Selain itu di daerah terpencil juga kekurangan tenaga pendidik yang berkualitas, guru-guru di pedesaan biasanya berasal dari luar daerah dan di tempatkan sementara melalui program seperti Guru Garis Depan (GGD) atau Pendidikan Profesi Guru (PPG). Namun, biasanya banyak guru yang tidak ingin menetap lama di daerah desa, dikarenakan keterbatasan akses, gaji yang kecil dan juga kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu banyak guru di daerah tersebut yang harus mengajarkan lebih dari satu mata pelajaran.

Infastruktur yang minim juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pendidikan di daerah terpencil masih sangat terabaikan, dikarenakan memiliki kualitas kelas yang buruk atau tidak layak dipakai untuk kegiatan belajar mengajar, peralatan belajar mengajar yang tidak memadai dan lain sebagainya (Calista, 2025). Di beberapa daerah bahkan belum memiliki gedung yang layak dipakai, mereka masih sering menggunakan Gedung serbaguna untuk kegiatan belajar mengajar.

Upaya Mengatasi Tantangan Pendidikan Di Wilayah Terpencil

Bagaimana cara meningkatkan mutu pendidikan di daerah sungguh memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Berbagai strategi dan upaya dapat diimplementasikan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dan membangun fondasi pendidikan yang kokoh. Hal tersebut dikarenakan masyarakat yang di wilayah terpencil kurang memahami informasi yang terbaru, maka dari itu di perlukan pendekatan kepada masyarakat tersebut contohnya, seperti penyelenggaraan seminar di daerah tersebut. Kebijakan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka percepatan pembangunan didaerah 3T adalah program yang maju bersama dan mencerdaskan indonesia. Program ini meliputi Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Dengan Kewenangan Tambahan (PPGT), Program sarjana mendidik di daerah 3T (SM3T), Program pendidikan profesi guru terintegrasi kolaboratif (PPGT kolaboratif). Ada beberapa upaya untuk mengatasi pendidikan yang merata di daerah terpencil (Nordin, 2024).

1. Infarastruktur pendidikan yang berkualitas

Infrastruktur pendidikan yang berkualitas dapat dimulai dengan, pembangunan gedung sekolah yang sesuai jdengan standar keamanan dan kenyamanan sesuai dengan standar sekolah pada umumnya, pemeliharan fasilitas disekolah secara berkala untuk memastikan tetap berfungsi optimal, fasilitas pendukung seperti teknologi pendidikan, alat pembelajaran, dan sarana olahraga juga perlu disediakan agar menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Infrastruktur pendidikan yang berkualitas akan mendukung proses pembelajaran yang lebih baik, meningkatkan motivasi siswa, dan membantu menciptakan pendidikan yang setara dengan wilayah perkotaan.

2. Pendidikan kualitas sumber daya guru

Guru memiliki peran yang strategis dalam mewujudkan pendidikan yang merata, sehingga peningkatan tersebut menjadi kualitas sumber daya guru yang sangat penting. Guru juga harus mengikuti pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan mengajar, penguasaan materi, dan juga penerapan metode pembelajaran yang inovatif serta kreatif untuk di terapkan ke siswa-siswinya. Kompensasi yang layak dan dukungan tambahan harus diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan guru, terutama mereka yang bekerja di daerah dengan kondisi sulit atau terpencil. Guru yang terlatih dan berdedikasi akan mendorong terciptanya pendidikan yang berkualitas, membuka akses pendidikan yang lebih baik, dan memastikan bahwa siswa di daerah terpencil mendapatkan hak pendidikan mereka secara setara.

3. Mendorong peningkatan prestasi siswa

Mendorong peningkatan prestasi siswa juga merupakan langkah penting dalam upaya mewujudkan pendidikan yang merata. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan semangat belajar dan mengembangkan kreativitas siswa. Salah satu caranya adalah menggunakan metode belajar yang menyenangkan, seperti pendekatan belajar sambil bermain agar siswa lebih termotivasi dalam memahami sebuah materi. Proses pembelajaran juga perlu disesuaikan dengan minat dan bakat dari masing-masing siswa, sehingga mereka dapat mencapai potensi terbaiknya dengan cara mereka masing-masing. Kreativitas siswa juga dapat terus dikembangkan dengan cara pemberian penghargaan atas hasil karya yang orisinal yang mendorong mereka untuk terus berinovasi dan menjauhi budaya menyontek.

4. Beasiswa dan bantuan ekonomi

Pemberian beasiswa dan bantuan ekonomi bagi siswa di kalangan kurang mampu menjadi salah satu Solusi yang sangat penting. Karena beasiswa ini dapat mengurangi beban biaya pendidikan, sehingga banyak siswa tidak perlu memikirkan bagaimana biaya pendidikan mereka untuk mereka bersekolah (termasuk uang buku, seragam, transportasi, hingga uang sekolah). Selain itu pemberian beasiswa dan bantuan ekonomi tidak hanya meningkatkan akses terhadap pendidikan tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan generasi yang lebih berpendidikan dan mampu membawa  perubahan positif bagi daerahnya.

5. Perbaikan terhadap aksesibilitas ke sekolah

Aksesibilitas ke sekolah merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung pendidikan yang merata di wilayah terpencil. Pembangunan infrastruktur transportasi seperti jalanan yang rusak, jembatan penghubung antar desa atau antar kota, dan sarana transportasi umum. Sehingga pemerintah perlu menyediakan layanan transportasi umum gratis atau subsidi bagi siswa-siswi yang tinggal dilokasi yang jauh dari sekolah sehingga memudahkan siswa-siswi untuk sampai ke sekolah. Dengan akses-akses tersebut tingkat kehadiran siswa disekolah juga akan lebih meningkat dan proses pembelajaran juga akan konsisten (Azkiyah, 2025).

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk di Daerah 3T

Perkembangan yang dapat diamati akhir-akhir ini adalah bahwa kebutuhan akan perangkat komputer dan koneksi internet di lingkungan pendidikan sekolah tidak lagi hanya terbatas di daerah perkotaan. Sekolah-sekolah di daerah yang relatif jauh dari perkotaan (atau daerah perdesaan) juga sudah mulai merasakan kebutuhan akan perangkat komputer dan koneksi internet. Hal tersebut menyatakan bahwa TIK tidak lagi hanya mempengaruhi kehidupan masyarakat golongan ekonomi menengah keatas, tetapi juga masyarakat golongan ekonomi ke bawah. Keadaan yang demikian ini juga menandakan bahwa TIK telah turut mempengaruhi kegiatan pendidikan atau pembelajaran tidak hanya di daerah perkotaan dan pedesaan, tetapi juga di daerah-daerah yang termasuk dalam kategori daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) (Siahaan, 2015).

Prinsip-prinsip perancangan TIK untuk daerah 3T yaitu, belajar dari pengalaman berbagai negara dalam memanfaatkan TIK untuk daerah terpencil, berikut ini ada beberapa rekomendasi dari UNESCO yang patut diperhatikan yaitu:

  • TIK hendaknya menjadi bagian dari kebijakan rencana pembangunan nansional,

  • mengembangkan kerjasama pemerintah dan swasta untuk layanan di pedesaan,

  • membangun kapasitas bukan hanya infrastrukturnya saja tetapi juga SDM,

  • program TIK perlu di dukung riset teknologi tepat guna,

  • Mengembangkan layanan dan konten lokal (Warsihna, 2013).

Salah satu buktinya adalah di daerah Kalimantan Timur yang bisa di lihat di halaman Pos Kota Kaltim news, pada halaman tersebut, menjelaskan tentang kesulitan pendidikan di daerah terpencil yang terkendala akses jalan dan transportasi. Menurut saya masalah ini sangat serius dan perlu diatasi sesegera mungkin. Dikarenakan anak-anak di wilayah tersebut menjadi susah sekolah karena terhalang oleh jalan dan transportasi yang buruk. Serta mereka harus susah payah untuk sampai disekolah tepat waktu.

Penyebabnya pemerintah kurang memperhatikan pembangunan di daerah terpencil. Pembangunan lebih di fokuskan ke daerah kota saja tanpa melihat yang di pelosok atau daerah terpencil, jadi daerah pelosok atau daerah terpencil jadi ketinggalan. Akibatnya anak-anak di daerah tersebut jadi tidak punya kesempatan yang sama dengan anak-anak di kota untuk sama-sama bersekolah dan mempunyai kesempatan untuk mengejar cita-citanya.

Solusinya pemerintah harus lebih peduli pada pembangunan infrastruktur di daerah terpencil, terutama pada jalan dan transportasinya. Pembangunan harus terencana dengan baik, jadi pembangunan jalan, transportasi dan sekolah juga saling mendukung satu sama lain. Pemerintah juga harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah berikut. Kesimpulan yang saya ambil adalah pendidikan itu penting buat semua anak di daerah terpencil atau di kota, semua harus disamaratakan tanpa harus mementingkan salah satu pihak saja melainkan harus mementingkan keduanya. Maka dari itu pemerintah harus adil antara kota dengan daerah yang terpencil, agar semua anak-anak di Indonesia bisa bersekolah dengan mudah dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mengejar cita-citanya masing-masing. Dan saya sangat setuju dengan Bapak Agusriansyah Ridwan dari DPRD Kalimantan Timur, bahwa membangun jembatan di desa bisa lebih penting daripada membangun gedung sekolah baru di kota. Karena jembatan di daerah tersebut bisa membuka akses pendidikan bagi banyak anak-anak di daerahnya. 

Daftar Pustaka

Cita Putri Calista, F. A. (2025). Kesenjangan Pendidikan Antara Wilayah Pedesaan Dan Perkotaan: Analisis Kebijakan Dan Praktik Di Indonesia. Integrative Perspectives of Social and Science Journal (IPSSJ), 3064-4011.

Nordin, A. (2024). Strategi Efektif Mengatasi Tantangan Pendidikan Islam di Daerah Terpencil untuk Meningkatkan Akses dan Kualitas. Journal of Education and Research.

Sela Rizki Azkiyah, G. A. (2025). Isu Kesenjangan Pendidikan di Daerah Terpencil: Solusi untuk Mewujudkan Pendidikan yang Merata. Jurnal Seputar Isu dan Inovasi Pendidikan, Hal 121 - 129.

Siahaan, S. (2015). Pemanfataan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran: Peluang, Tantangan, Dan Harapan. Jurnal Teknodik.

Warsihna, J. (2013). Pemanfatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Untuk Pendidikan Di Daerah Terpencil, Tertinggal, dan Terdepan (3T). Jurnal Teknodik.

Zahrah Luthfiyah Amani, A. Z. (2024). Kesenjangan Pendidikan di Daerah Terpencil (Riau). Jurnal Pendidikan, 35-40.


Penyunting: Putra

0

0

Loading comments...

Memuat komentar...

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Membangun Generasi Cerdas Digital: Penguatan Literasi Digital Melalui Penggunaan Platform Digital di Lingkungan Pendidikan

BHETA SARI DEWI

Sep 04, 2023
0 sec
Inovasi Pembelajaran Modern dan Menyenangkan dengan Platform Digital “pHelper”
0 sec
Hari Keluarga International 2023: Keluarga dan Perubahan Demografi

Luqmanul Hakim

May 15, 2023
0 sec
Quiz Story Instagram: “Emang Boleh Literasi Digital Seseru ini?”
0 sec
Membangun Budaya Literasi Melalui Kegiatan Membaca Karya Sastra
0 sec
Generasi Emas 2045! Apakah Hanya akan Sekedar Wacana?
0 sec
Komunitas