Setiap guru pasti memiliki impian agar setiap siswa yang diajar selalu merespon dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Pasti Anda pernah bertanya kepada siswa di kelas dan yang Anda dapatkan hanyalah keheningan di kelas. Tidak ada yang mengangkat tangan.
Hal inilah yang seharusnya membuat guru merasa terpicu untuk mencari metode dalam belajar agar meningkatkan partisipasi aktif siswa selama belajar. Kali ini kami akan membahas salah satu metode yang dapat Anda terapkan agar suasana di kelas lebih hidup. Simak pembahasannya sampai akhir ya.
Ingat Kembali Tujuan Pendidikan dalam UU No. 23 Tahun 2003
Sebelum membahas metode, mungkin ada baiknya bagi kita untuk mengingat tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Seiring berjalannya waktu, dunia pendidikan ikut berubah sesuai dengan perkembangan teknologi, tak terkecuali metode pembelajaran. Membuat peserta didik merasa tidak cepat bosan dan menerima pembelajaran dengan baik masih menjadi tugas guru yang cukup besar. Hal ini dapat dikarenakan peserta didik kesulitan memahami materi karena banyaknya bahan ajar yang disampaikan.
Baca juga:
Mengenal Teknik Relaksasi Atensi dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Konsentrasi Siswa
Oleh karena itu, seorang guru diharapkan dapat menuntun peserta didik agar dapat aktif dalam proses belajar, bukan hanya menerima pelajaran belaka.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah menerapkan metode pembelajaran think-pair-share atau disingkat TPS.
Mari Mengenal Metode TPS
Menurut Sunita (2014) dalam Rukmini (2020), metode TPS merupakan model pembelajaran yang mengondisikan peserta didik berpikir secara mandiri tentang permasalahan yang diberikan oleh guru. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama teman kelompoknya serta membagikan hasil diskusi tersebut di kelasnya.
Metode pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas Maryland. Metode ini menjadi suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola dalam berdiskusi di dalam kelas, dengan catatan semua kegiatan diskusi membutuhkan peraturan agar situasi di dalam kelas tetap kondusif. Metode TPS juga menjadi model pembelajaran kooperatif yang cocok untuk diterapkan bagi guru yang baru belajar mengenai pembelajaran kooperatif.
Meningkatkan partisipasi aktif siswa dengan metode TPS (Gambar: Canva/Odua Images)3 Langkah Umum dalam Menerapkan Metode TPS
Secara umum, metode ini memiliki beberapa langkah atau tahapan sebagai berikut:
1. Think (berpikir)
Guru memberikan pertanyaan atau permasalahan terkait dengan pelajaran yang akan dibahas. Kemudian guru meminta siswa untuk berpikir secara mandiri tentang pertanyaan dari guru.
2. Pair (berpasangan)
Langkah selanjutnya guru memberi instruksi agar masing-masing siswa untuk mencari teman dan membentuk kelompok. Tujuannya agar masing-masing siswa dapat berdiskusi dan menyatukan jawabannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Share (berbagi)
Setelah itu, guru meminta salah satu siswa dalam kelompok tersebut untuk mempresentasikan hasil diskusi atau kerja kepada seluruh peserta didik di kelasnya. Guru juga dapat berkeliling kelas untuk mendampingi peserta didik jika ada penjelasan yang kurang mereka pahami.
Baca juga:
Kemendikdasmen Teken MoU dengan KLH Mengenai Pendidikan Ramah Lingkungan
Manfaat dan Kekurangan Menerapkan Metode TPS di Kelas
Manfaat utama yang terlihat langsung dalam menerapkan metode ini adalah meningkatnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Kemampuan siswa dalam mengingat juga akan meningkat. Selain itu, metode ini juga memberikan kesempatan bagi tiap siswa untuk menyampaikan idenya dalam menyelesaikan permasalahan serta mengasah kemampuan kolaborasi dengan bertukar gagasan dengan teman sekelompoknya.
Disamping memiliki manfaat, metode ini juga memiliki kekurangan seperti:
Proses pembelajaran atau diskusi bisa jadi didominiasi oleh beberapa peserta didik saja.
Memerlukan waktu yang cukup banyak untuk melakukan diskusi secara mendalam.
Bila dalam satu kelompok diskusi semua peserta didik berani atau aktif mengemukakan pendapatnya, bisa jadi sulit untuk membatasi pokok permasalahannya.
Jika jumlah peserta didik terlalu banyak, dapat memengaruhi kesempatan peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya.
Jika Anda tertarik menerapkan metode TPS ini di kelas, Anda dapat menyimak bagaimana cara menyusun strategi yang efektif dalam webinar nasional Guru Inovatif Class ke-130 berikut ini.

Klik untuk daftar webinar ini
Referensi:
Kontribusi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar IPS
Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran PKn SD
Think-Pair-Share Strategy: How This Fun Activity Enhances Student Engagement
Penulis: Eka | Penyunting: Putra