Kurikulum Merdeka, Pendidikan Dibebaskan atau Diarahkan? - Guruinovatif.id

Diterbitkan 02 Mei 2023

Kurikulum Merdeka, Pendidikan Dibebaskan atau Diarahkan?

Pendidikan melingkupi berbagai subsistem. Kurikulum, iklim, komunikasi, manajemen pembelajaran, pendidik, peserta didik menjadi subsistem yang berkontribusi terhadap keberhasilan pendidikan. Pendidikan yang berhasil yaitu diukur dari termodifikasinya kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Dunia Pendidikan

Maria Ulfha Siregar

Kunjungi Profile
1049x
Bagikan

Pendidikan melingkupi berbagai subsistem. Kurikulum, iklim, komunikasi, manajemen pembelajaran, pendidik, peserta didik menjadi subsistem yang berkontribusi terhadap keberhasilan pendidikan. Pendidikan yang berhasil yaitu diukur dari termodifikasinya kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kurikulum yang tertulis mampu mencapai tuntutan dan harapan perubahan zaman. Kurikulum merupakan standar tindakan yang harus dilakukan pendidik dan peserta didik. Kurikulum harus mampu menanggapi keadaan, menanggapi karakter, mengumpulkan pengetahuan, dan mempersiapkan generasi emas 2045. Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan harus dirancang dan diformat ulang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam kurun waktu 10-20 tahun kedepan.

Merdeka belajar bermakna kemerdekaan belajar, yakni memberikan kesempatan belajar sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai, dan gembira, tanpa stres dan tekanan, dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punyai, tanpa memaksa mereka mempelajari atau memahami suatu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka, sehingga mereka memiliki portofolio yang sesuai dengan kegemarannya.

Merdeka belajar tidak bermakna segala sesuatu yang menyangkut belajar diberikan kebebasan dan kelonggaran, misalnya tidak bersungguh-sungguh dalam belajar, lalai mengerjakan tugas, perilaku telat dan tidak disiplin, atau berpakaian tidak rapi. Semua itu dilakukan sebagai pembenaran atas penerapan Merdeka Belajar. Pola pikir dan praktik semacam ini kontradiktif dengan semangat merdeka belajar, dan oleh karenanya harus dikoreksi. Merdeka belajar memberikan kebebasan dalam proses untuk mencapai tujuan, namun dengan tetap melaksanakan semua aturan dan prosedur yang ada.

Di kelas Saya dengan adanya kurikulum merdeka, bagi guru membangun suasana agar belajar tetap menarik dan menyenangkan tidaklah mudah, perlu ketekunan dan ketelitian dalam menyampaikan pembelajaran. Jika strategi pembelajaran dilakukan hanya satu saja, siswa lama kelamaan bisa jadi bosan. Apalagi untuk tingkat sekolah dasar, mereka belum mengetahui bakat atau minat dalam diri mereka, siswa masih perlu untuk dituntun dan diarahkan. Guru tidak bisa hanya diam menunggu untuk siswa bereksplorasi sendiri tanpa bimbingan, dilihat dari segi eksternal siswa di kelas saya, masih ada beberapa yang kurang untuk belajar bahkan untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya masih merasa malu. Semoga dengan adanya kurikulum merdeka, para guru dipermudah untuk hal administrasi dan lainnya, seperti jika seorang guru sudah berhasil membuat siswa menjadi pintar maka guru diberi apresiasi berupa sertifikasi guru karna telah menjadikan siswa itu menjadi lebih baik. Karena menjadi seorang guru yang membuat siswa pintar tidak lah mudah. Jika siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh guru, maka peran orang tua juga sangat penting, orangtua bisa membuat si anak yang kesulitan belajar di sekolah menggunakan cara in house training, si anak bisa belajar di rumah atau dengan cara les.

Dengan adanya kurikulum merdeka, setiap guru diharapkan mampu memahami karakteristik atau cara belajar siswa, mampu berinovasi dalam mengembangkan kreatifitas strategi pembelajaran, serta bertukar pikiran tentang strategi mengajar antar sekolah dan mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan guru yang dilaksanakan di setiap daerah masing-masing. Guru harus bisa kreatif dan mandiri jika ingin siswanya berhasil dalam pembelajaran, karena tanpa guru siswa kurang mampu untuk menjadi diri sendiri terutama di lingkungan sekolah.

 

#Guruinovatif, #LombaArtikelS3, #ArtikelGI, #LombaGI


Penyunting: Luqmanul Hakim

1

0

Komentar (1)

Imaliana, M.Pd.

May 03, 2023

Benar sekali. Terjadi miskonsepsi terkait Merdeka belajar dan Saya sangat senang Ibu telah mengingatkan kita semua tentang makna sejati dari merdeka belajar bagi pembelajar merdeka. Peserta didik tetap harus mendapat tuntunan guru dalam proses belajarnya. Di sisi lain hendaknya guru juga memiliki kemampuan untuk mengukur seberapa besar atau kecilnya tuntunan yang harus diberikan kepada peserta didik agar tidak mengurangi makna Merdeka Belajar itu sendiri. Salam sukses Maria. Salam dari kota Seribu Sungai 👍🌸
Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Program LiteraZY : Urgensi Literasi Generasi Z dan Y dalam Revitalisasi Adversity Quotient sebagai Penunjang Pendidikan Berdiferensiasi
9 min
Peran Teknologi Pasca Pandemi pada Penerapan Kurikulum Merdeka dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045
3 min
MPLS: Momen Terbaik Eksplorasi Karakter Peserta Didik dalam Rangka Optimalisasi Generasi Bertalenta
7 min
PROJECT BUSINESS PLAN ECOPRINT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PjBL ORIENTASI P5 (PENGUATAN PROJECT PROFIL PELAJAR PANCASILA) MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERINTEGRASI IPS DI KELAS 7 MTSN KOTA MADIUN
4 min
Kurikulum Merdeka Sebagai Upaya Memperbaiki Kualitas Pendidikan Indonesia
4 min
Peran Pengembangan Keterampilan dan Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Kualitas SDM Negeri
5 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar