Saya adalah seorang guru ASN angkatan 2005 pada sebuah madrasah, pada awalnya mengabdi pada lembaga swasta sebagai guru wiyata bakti kemudian ikut tes PNS dan alhamdulillah lolos dan kemudian di tempatkan bertugas di madrasah di mana saya mengabdi, setahun setelahnya saya dipindah tugaskan pada lembaga yang berstatus sama, swasta namun beda desa pada kecamatan yang sama, sampai 13 tahun, dan hingga kini bertugas di sebuah lembaga negeri, pada kecamatan berbeda dengan madrasah madrasah sebelumnya.
Sungguh tanggung jawab yang berbeda ketika berada di madrasah negeri, dengan tuntutan pengabdian yang besar, sedangkan kemampuan saya yang minim, namun tentu yang terpenting adalah keikhlasan, semangat dalam mengemban tugas, menikmati bukan mencaci, menjalani dengan sabar, dan berdoa mengharap ridhoNya.
Saat awal tahun ke-4 saya bertugas di madrasah negeri, Kepala Madrasah mengumumkan agar guru membuat karya, menulis buku, buku apa saja, terserah, untuk diikutkan pada pameran buku saat HUT Kemenag tahun 2021. saya mulai berpikir kira kira apa buku yang akan kutulis, yang dapat bermanfaat untuk siswa maupun untuk rekan guru.
Hari hari berlalu, saya masih berpikir apa yang bisa kutulis, suatu saat tercetuslah ide dalam anganku, yang inshaAlloh bisa bermanfaat untuk siswa maupun rekan guru, agar tidak terlalu membuang waktu segera kubuka laptop, dan mulailah saya menulis. Satu, dua, tiga, sampai halaman ke-20 serasa masih lancar lancar saja, namun setelahnya, harus berpikr keras, teliti, dan hati hati. Pernah saya hampir menyerah, namun kembali tetap semangat mengingat manfaat ke depan untuk siswa.
Akhir tahun 2021, pihak Kantor Kemenag memberikan pengumuman, bagi guru yang mempunyai karya, agar mengisi list, untuk diikutkan pada pameran, dan sayapun mengisinya, ada perasaan takut, malu, campur aduk, dalam hati terbersit, adakah kiranya buku hasil tulisanku diterima pembaca saat pameran nanti.
Tibalah saatnya, saat itu bertepatan dengan acara syukuran madrasah kami, dan mengundang Bapak Bupati Madiun, pameran buku di kantor Kemenag Kabupaten Madiun, yang letaknya bersebelahan dengan madrasah kami, meskipn tanpa sepengetahuan saya, buku saya termasuk salah satu yang diapresiasi bagus menurut Pak Bupati, buku saya adalah buku untuk belajar aksara jawa dasar.
Mengapa buku ini yang saya tulis, karena sejak saya mengajar, semenjak saya menjadi guru, sebagian besar siswa kurang bahkan tidak memahami aksara jawa, harapan saya dengan buku ini, saya bisa menyemangati siswa agar mau belajar khususnya membaca aksara jawa, ataupun rekan guru yang membutuhkan sebagai buku pendamping. Walaupun hanya aksara jawa, bagian dari mata pelajaran mulok, hanya ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah, tetapi bukankan ini juga bagian dari budaya bangsa?
Demikian kisah saya
Meski sederhana semoga menginspirasi, terimakasih