Di era digital yang serba canggih ini, seorang guru dituntut untuk selalu bisa up to date informasi-informasi baru terkini. Apalagi semua kemajuan teknologi tersebut mendukung akan keberhasilan pembelajaran di kelasnya, tentu mau tidak mau sebagai seorang guru harus siap menghadapinya. Hal ini akan mempengaruhi mentalitas seorang guru dalam menyikapi kemajuan teknologi yang sangat pesat ini. Semua serba cepat, informasi juga serba online, bila tidak diimbangi dengan mental yang kuat dalam menyikapinya akan sangat berdampak tidak sehat terhadap mentalitasnya.
Menurut WHO, kesehatan mental adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik. Harus kita sadari bahwa kemampuan masing-masing guru itu tidak semua sama dalam menghadapi suatu keadaan. Disatu sisi ada yang mempunyai mental baja, tidak mudah stress dalam menghadapi setiap persoalan yang dihadapinya, namun disisi lain ada sebagian yang menghadapi setiap keadaan dengan sangat tertekan sehingga mempengaruhi kesehatan bahkan mentalitasnya dalam bekerja. Hal tersebut pada akhirnya akan menimbulkan suatu keadaan yang tidak nyaman, cepat capek, sering mengeluh, bahkan yang paling parah bisa mempengaruhi kesehatan baik secara fisik maupun kejiwaannya.
Karena tuntutan zaman juga terkadang semua terkesan serba cepat sehingga serba tergesa-gesa yang pada akhirnya akan menimbulkan permasalahan atau hal-hal yang tidak kita inginkan. Banyak kejadian sering kita dengar bahwa banyak kecelakaan yang dialami oleh guru karena tergesa-gesa mengejar jam kerja. Atau sering pula kita dengar bahwa sekarang ini banyak pegawai khususnya dikalangan guru yang menderita suatu penyakit karena dikejar target beban kerja yang harus dijalaninya. Begitu juga guru yang disampiri tugas tambahan lainnya. Hal tersebut dapat menimpa siapa saja, khususnya guru sekolah dasar, dimana tidak mempunyai tenaga khusus tata usaha, jadi semua serba dirangkap.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan khususnya hal-hal negatif yang berhubungan dengan mental dan kesehatan seorang guru, kita harus punya jurus-jurus jitu untuk menyikapi keadaan tersebut. Ada beberapa jurus jitu yang bisa kita terapkan agar kita terhindar dari hal-hal negatif dan tetap bisa menjaga kesehatan mental dan kejiwaan kita sebagai seorang guru. Jurus-jurus jitu tersebut antara lain :
1. Sabar dan selalu bersyukur
Menghadapi setiap situasi dan keadaan dengan sabar, selalu bersyukur atas nikmat yang sudah diberikan Tuhan kepada kita sehingga kita bisa berada di posisi seperti saat ini. Bersyukur karena masih banyak orang-orang di luar sana yang tidak seberuntung kita saat ini.
2. Positif thingking
Selalu berpikit positif dalam menerima keadaan yang sedang kita jalani, ikhlas dalam bekerja dan selalu berusaha memberikan yang terbaik yang kita bisa, karena kita yakin bahwa semua yang kita lakukan akan kembali kepada kita juga, maka berikan hal terbaik yang bisa kita lakukan.
3. Jangan menunda pekerjaan
Suatu pekerjaan selama kita masih menekuni pekerjaan tersebut maka pekerjaan itu tidak akan berhenti dan akan terus berkembang, jadi jangan suka menunda pekerjaan yang pada akhirnya akan merepotkan dan membuat kita berada pada kondisi yang tidak kita inginkan.
4. Atur jadwal dengan baik antara sekolah dengan rumah
Sebagai seorang guru yang selalu terjadwal dalam rutinitas, sebaiknya bisa membedakan antara pekerjaan di rumah dan di sekolah sehingga tidak menimbulkan beban kerja berat yang akan menambah risiko stress meningkat. Sehingga perlu dibuat skala prioritas dalam melaksanakannya. Harus pandai-pandai memilah mana pekerjaan yang harus diselesaikan di rumah dan mana yang harus dilakukan di sekolah.
5. Sempatkan melakukan kegiatan yang positif
Untuk mengurangi risiko stress dalam pekerjaan dan juga mengurangi beban mental kesehatan, sebagai seorang guru harus pandai-pandai menyempatkan diri untuk melakukan hal-hal positif diluar rutinitas pekerjaannya. Hal tersebut dilakukan agar pikiran jadi jernih dan fisik juga prima. Kita bisa melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan di komunitas atau bisa juga melakukan sekedar piknik di akhir pekan bersama keluarga untuk mengurangi kepenatan dalam rutinitas pekerjaan. Kebersamaan dengan keluarga tentu akan menambah kenyamanan suasana hati sehingga terhindar dari tekanan dan rasa stress.
Beban kerja guru yang padat meningkatkan risiko stress meningkat. Banyak kita dengar bahwa guru-guru sekarang ini di akhir masa purna tugasnya banyak yang mengalami gangguan kesehatan. Oleh karena itu menjaga mentalitas guru dalam rutinitas pekerjaan akan sangat mempengaruhi kesehatannya juga. Mari menjadi guru yang berdedikasi tinggi, terhindar dari stress dan menjadi guru yang bahagia dengan fisik yang prima.
Penyunting: Putra