UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, yang menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kurikulum 2013 menempatkan pendidikan karakter sebagai unsur pendidikan yang utama. Hal tersebut dapat dilihat dalam kompetensi inti yang memuat sikap religius dan sikap sosial pada semua mata pelajaran. Pendidikan karakter dan mental merupakan dasar yang harus diperkuat pada setiap diri anak, dengan tujuan agar anak tidak memiliki mental pemalas dan pasrah akan nasib. Anak harus punya mental pejuang serta mental tidak mudah menyerah dalam meraih impian nya.
Untuk membentuk mental tersebut diperlukan yang namanya sharing experiences dan dibutuhkan juga kolaborasi. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa jika sapu lidi bersatu, maka akan lebih baik untuk membersihkan dari pada hanya sebatang saja. Jika kita berkumpul dan bersatu pasti akan lebih mudah dalam mencapai tujuan. Ungkapan tersebut sebagai bentuk gambaran bahwa pendidikan jika didukung oleh semua pihak maka akan lebih mudah mencapai tujuan dari pada sekedar guru saja. Tujuan pendidikan akan tercapai jika ada peran dan partisipasi baik keluarga, masyarakat, orangtua, lingkungan, guru dan stakeholder sekolah. Saat ini tantangan terhadap pendidikan semakin tinggi, mulai dari individu maupun kelompok. Tantangan dari individu berupa kemalasan anak untuk menimba ilmu, serta minimnya kepedulian dari keluarga maupun masyarakat. Mereka beranggapan jika anak telah masuk sekolah sudah menjadi tanggung jawab gurunya saja. Padahal anak adalah tanggung jawab semua pihak baik orang tua, guru, dan masyarakat.
Saya membuat program praktik baik “Kelas Inspirasi” karena didasari 90% peserta didik di sekolah SMA Swasta PAB 11 Lubuk Pakam tidak memiliki motivasi untuk sukses dan tidak ada tokoh inspirasi yang menjadi role model bagi mereka. Hasil survei lapangan yang Saya lakukan bersama guru BK, menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan dimana peserta didik kami mengalami degradasi moral yang sangat parah. Julukan anak 1/2 Dewa melekat pada diri setiap anak. Julukan itu disematkan dikarenakan peserta didiknya bersikap barbar (tidak punya aturan dalam diri) dan juga tidak memiliki arah hidup yang jelas ke depannya. Melawan pada guru, terlambat ke sekolah, tidur di dalam kelas, cabut, berbohong, makan uang sekolah, merokok, tidak membawa buku beserta alat tulis, absen yang banyak, narkoba, mabuk-mabukan, seks bebas (tingkat pernikahan dini tinggi), tawuran, serta mencuri. Itu merupakan gambaran karakter siswanya.
Berangkat dari permasalahan karakter dan mental siswa seperti itu Saya melakukan riset kecil-kecilan dan mengulik serta mencari formula yang tepat untuk bisa memecahkan masalah serta membuat mindset anak berubah. Dan Saya mengadopsi program “kelas inspirasi”. Kelas Inspirasi adalah kegiatan yang mewadahi professional maupun tidak professional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di sekolah SMA Swasta PAB 11 Lubuk Pakam. Melalui program ini, para partisipan dari berbagai latar belakang diharuskan untuk satu hari mengunjungi dan mengajar siswa, yaitu pada Hari Inspirasi yang dimana setiap awal bulan dan tepatnya di hari Sabtu untuk memberikan inspirasi berupa cerita pengalaman yang baik, dimana dapat berupa pengalaman kerja, spiritual, sosial, politik, dan apapun yang positif yang dimana nantinya menjadi pembuka pola pikir dari peserta didik untuk pegangan Mereka dalam meniti masa depan. Saya tak lupa juga mengajak orang tua siswa untuk ikut berkontribusi menjadi volunteer dan memberikan inspirasinya.
Harapannya, para siswa akan memiliki lebih banyak pilihan cita-cita serta menjadi lebih termotivasi untuk memiliki mimpi yang besar, karena dengan bermimpi yang besar pasti akan memunculkan usaha, kerja keras, dan doa untuk mencapai mimpi tersebut. Bagi para volunteer, Kelas Inspirasi dapat memberi pengalaman mengajar di depan kelas sebagai bentuk kontribusi nyata dan aktif terhadap perbaikan masa depan bangsa. Interaksi antara para volunteer dengan siswa dan guru diharapkan dapat berkembang nantinya menjadi lebih banyak gagasan dan kegiatan yang melibatkan kontribusi mereka dalam dunia pendidikan serta menumbuhkan kedekatan antara murid dan juga orang tua nya dan menciptakan hubungan komunikasi yang positif antara pihak sekolah, orang tua dan partisipan yang sukarela meluangkan waktu untuk menginspirasi.
Kemunculan kelas inspirasi bagi anak dapat memetik manfaat dengan memiliki pengetahuan seputar keprofesian dari beragam sumber. Khususnya di daerah pinggiran yang dimana anak-anak masih minim terhadap jenis profesi yang mereka ketahui, lalu tentang lingkungan masyarakat, sosial budaya, religius, dan lain-lainnya. Dengan kelas inspirasi, anak dapat memiliki tambahan tentang variasi jenis pekerjaan. Selain itu para volunteer dapat melihat kenyataan tentang dunia pendidikan. Dengan melihat keuntungan dari pihak anak dan relawan dapat disatukan menjadi satu titik temu yang saling berhubungan. Sekolah membutuhkan relawan untuk memberi inspirasi kepada anak, di sisi lain relawan juga membutuhkan pemahaman tentang apa yang dibutuhkan sekolah dari profesi yang ia tekuni.
Kelas inspirasi merupakan bentuk ikut andilnya masyarakat dalam memajukan pendidikan. Secara umum yang demikian itu bisa diartikan sebagai partisipasi masyarakat. Mereka ikut berperan serta dengan memberikan apa yang mereka miliki baik berupa materi, barang, jasa, keahlian, keterampilan dan yang lainnya untuk memajukan dunia pendidikan. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan merupakan usaha untuk ikut ambil bagian atau keikutsertaan dalam proses pendidikan. Keikutsertaan dapat bermacam-macam jenisnya tinggal disesuaikan dengan kompetensi maupun keahlian yang mereka miliki.
Kelas inspirasi mempunyai visi satu hari mengajar selamanya mengisnspirasi. Visi tersebut dijabarkan dalam kegiatan dengan melibatkan unsur profesioanal dan masyarakat yang memiliki profesi untuk berbagi cerita dan pengalaman kepada anak. Kegiatan sosial ini dilakukan secara sukarela.
Lakukanlah perubahan itu walaupun berskala kecil. Yakin dan percaya kebaikan yang kita tanam kelak akan kita tuai hasilnya, tidak ada yang sia-sia dari apa yang telah diperbuat, lakukan yang terbaik untuk anak bangsa.
Dalam proses perjalanan Saya dalam menjalankan program ini, tentunya tidak mudah dan penuh dengan perjuangan untuk mendatangkan dan bekerjasama dengan orang-orang yang ingin berbagi inspirasi. Cemoohan dan juga minimnya dukungan pun tak luput. Tapi Saya yakin dan percaya niat yang baik tentunya akan mendatangkan kebaikan dan semesta mendukung. Beberapa organisasi masyarakat, para alumni, dan beberapa orang tua akhirnya memberikan kontribusinya dan ikut dalam kelas inspirasi ini. Hasil yang didapatkan dari program ini yaitu peserta didik menjadi termotivasi untuk meraih masa depan, angka pernikahan dini menurun, karakter anak menjadi lebih baik dan tentunya Saya berharap tingkat degradasi moral anak menurun di lingkungan sekolah SMA Swasta PAB 11 Lubuk Pakam. Semoga program ini akan terus berjalan dan semoga pandemi covid 19 pergi dari bumi Nusantara ini sehingga kita bisa membuat program-program kerja yang spektakuler yang mampu membuat gebrakan besar dalam dunia pendidikan. Teruslah menjadi guru yang bergerak dan melakukan perubahan.