GURU SEHAT, LINGKUNGAN BELAJAR SEJAHTERA
Oleh : Fachtia Iskandar Alam, S.Kom., M.H
Saat ini , telah terjadinya banyak perubahan dalam dunia pendidikan, terutama yang dirasakan oleh para guru. Mulai dari, beban pekerjaan yang makin tinggi, susahnya mengikuti perkembangan teknologi, hingga tekanan emosional yang dialami oleh para guru. Hal ini, akan berdampak pada kesehatan mental para guru. Pada kenyataannya, kesehatan mental para guru seringkali terabaikan dan diabaikan. Padahal, kesehatan mental para guru secara langsung akan memengaruhi lingkungan belajar. Gangguan kesehatan mental yang sering terjadi bagi para guru, seperti depresi, mengalami kecemasan, dan juga stres. Kesehatan mental para guru bukan hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga merupakan tanggung jawab lembaga sekolah serta masyarakat.
Beban pekerjaan yang makin tinggi bagi para guru memberikan sebuah tekanan yang siginifikan pada kesehatan mental. Dalam hal ini, para guru tidak hanya dituntut untuk mengajar, membentuk karakter peserta didik, serta mendukung pertumbuhan siswa saja, melainkan juga meyelesaikan tugas administratife. Dalam menghadapi beban pekerjaan yang makin tinggi, para guru harus bisa membagi waktu atau manajemen waktu, yaitu dengan memprioritaskan tugas yang paling penting. Jika terbatas oleh waktu, maka komunikasikan dengan lembaga sekolah mengenai batasan waktu. Untuk tugas administratife, seperti menyusun rencana pembelajaran, maka buatlah rencana pembelajaran jangka panjang dan juga jangka pendek agar bisa terkelola dengan efisien. Yang paling penting jangan ragu untuk meminta bantuan, baik dari rekan guru ataupun peserta didik. Pekerjaan yang saling berkolaborasi dapat membantu mengurangi beban kerja yang tinggi, serta dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi para guru.
Perkembangan teknologi yang terus berkembang dengan cepat, seringkali membuat para guru tertekan dan menyebabkan frustrasi, karena tidak bisa memahami cara menggunakan teknologi tersebut. Hal inilah, yang dapat membuat kesehatan mental para guru terganggu. Sebagai contoh perkembangan teknologi yang ada pada dunia pendidikan adalah Platform Merdeka. Memang perkembangan teknologi memiliki sisi positif, yaitu mempermudah para guru dalam pekerjaannya. Namun, pada faktanya hanya beberapa guru saja yang bisa menggunakannya. Oleh sebab itu, diperlukannya dukungan dari lembaga sekolah dan pemerintah dengan mengadakan sebuah pelatihan yang memadai dan mendalam tentang penggunaan teknologi terkini dalam pendidikan. Dengan pelatihan tersebut, dapat meningkatkan kepercayaan diri para guru. Pihak lembaga sekolah dan pemerintah juga harus menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam perkembangan teknologi tersebut.
Tidak hanya dalam perkembangan teknologi saja, tetapi pada karakter peserta didik pun ikut mengalami perkembangan. Peserta didik yang lahir dan tumbuh di era teknologi tinggi saat ini bisa disebut dengan generasi strawberry. Peserta didik dari generasi strawberry memiliki respons yang beragam terhadap pendekatan pembelajaran. Hal ini dapat berdampak membuat para guru merasa tertekan karena ketidakpastian dalam menangani berbagai situasi yang ada. Selain itu, Para guru pun perlu membantu siswa membangun ketahanan mental dan kemandirian agar mampu mengatasi tantangan dan kegagalan, karena generasi ini terkadang dianggap tidak terbiasa dengan kritik ataupun kegagalan. Membangun hubungan yang kuat dan mendalam dengan peserta didik menjadi tekanan ekstra bagi para guru yang ingin merespons kebutuhan emosional peserta didik. Oleh sebab itu, agar para guru tidak merasa tertekan karena mengajar generasi ini, maka diperlukan mengembangkan keterampilan kesehatan mental, seperti mengikuti workshop, konseling, atau sumber daya lain yang berhubungan dengan kesehatan mental.
Kesehatan mental guru akan tetap terjaga jika adanya dukungan dari peserta didik, orang tua peserta didik, rekan guru, serta lembaga sekolah. Para guru, jangan pernah ragu untuk menetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan waktu pribadi. Melakukan program kesehatan, seperti yoga, rekreasi, dan lain sebagainya, bisa mengatasi stres dan kejenuhan. Dengan menyadari permasalahan yang telah dihadapi dan menerapkan solusi yang tepat, para guru dapat menjalankan tugas dengan lebih baik dan meraih kesejahteraan mental yang optimal pada masa sekarang ataupun masa mendatang.
Penyunting: Putra