Guru Cakap Digital dan Pembelajaran Siswa Menjadi Bermakna Melalui Tari (Teknologi Augmented Reality) - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 06 Sep 2023

Guru Cakap Digital dan Pembelajaran Siswa Menjadi Bermakna Melalui Tari (Teknologi Augmented Reality)

Pembelajaran abad 21 menuntut supaya teknologi digital menjadi penunjang utama dalam media pembelajaran. Dengan memanfaatkan Augmented Reality, semua komponen pendidikan menjadi selaras; pendidik cakap digital, pembelajaran menjadi bermakna, dan para siswa antusias dalam belajar.

Dunia Pendidikan

Muhammad Muzadi Rizki, S.Pd.

Kunjungi Profile
565x
Bagikan

Dalam realitas pendidikan saat ini, masih banyak guru menaruh sikap apatis terhadap aktualisasi profesionalisme diri. Penulis saat melakukan observasi di sekolah-sekolah bahkan menjumpai guru yang sudah bersertifikat (sertifikasi guru), justru mengedepankan prinsip “menggugurkan kewajiban”. Para guru itu enggan mengembangkan diri untuk meningkatkan kompetensinya sesuai perkembangan zaman.

Di sisi lain, efektivitas pembelajaran juga menjadi problem pendidikan. Siswa yang paham terhadap materi pembelajaran jumlahnya segelintir. Penulis pernah melakukan riset mini terhadap anak-anak di lingkungan tempat tinggal yang duduk di bangku sekolah. Juga menilik penelitian akademisi yang diterbitkan di jurnal bereputasi (Syaiful Anam, Nurlatifah F, Mega Fita Y H, 2020; Shandy Juniantoro dkk, 2021). Hasil kesimpulannya mengarah pada kesamaan, bahwa kebanyakan siswa lebih sering lupa dan merasa jenuh dalam kegiatan belajar mengajar. Mereka tidak tahu inti materi yang disampaikan guru.

Pembelajaran yang bermakna adalah hal esensial dalam pendidikan. Maka dari itu, seiring pesatnya perkembangan teknologi, dan siswa saat ini, merujuk teori Generasi Codrington & Grant-Marshall (2004), dikategorikan generasi Z dan generasi Alpha (generasi yang makanan kesehariannya bergumul arus teknologi internet). Tak ada pilihan bagi guru, selaku penyelenggara pendidikan, selain harus mengharmonisasikan, mengadopsi, dan mengadaptasi. Guru mengelaborasi proses pembelajaran bernuansa teknologi digital. Dengan ini niscaya siswa terpacu minat dan antusias belajar.

Namun yang menjadi pertanyaannya, teknologi digital mana yang sekiranya cocok diintegrasikan, diaplikasikan ke dalam pembelajaran? Cocok disini tentu yang harus bisa menjawab ragam persoalan dewasa ini. Lebih dari itu, ketika diterapkan membawa implikasi positif bagi komponen pendidikan.

Urgensi dan Benefit Augmented Reality (AR)

Ilustrasi Teknologi Augmented Reality (Sumber: Freepick.com)

Pada pembelajaran abad 21, ada sekian tuntutan yang dilayangkan terhadap guru. Secara spesifik, guru dituntut mampu memberikan contoh-contoh nyata dan alasan logis dalam bidang ilmu yang diajarkan. Kemudian, pendekatan pembelajaran harus student centered. Dan yang paling gamblang, menghendaki teknologi digital menjadi penunjang utama media pembelajaran (M. Zainal Arifin dan A. Setiawan, 2020). Konteks ini semua dalam rangka membangun relasi sosial-emosional positif dengan para siswa. Siswa sekarang, merupakan siswa digital, lebih suka pada hal rasional, dan praktis.

Dalam konteks inilah teknologi Augmented Reality (AR) harus dipahami dan pertimbangkan. AR adalah sebuah teknologi terkini yang menghadirkan objek virtual ke dalam dunia nyata. Objek-objek virtual tersebut kemudian akan menampilkan interface, mendekati bentuk yang sama dengan objek di dunia nyata. Banyak yang percaya bahwa AR memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Hal ini ditinjau dari perspektif teori Kognitif Pembelajaran Multimedia Mayer (Mayer’s Cognitive Theory of Multimedia Learning), khususnya berkaitan prinsip multimedia, prinsip kedekatan spasial, prinsip kedekatan temporal, dan prinsip segmentasi (Richard E. Mayer, 2009).

Pembelajaran berbasis teknologi AR adalah rangkaian pembelajaran yang memanfaatkan teknologi untuk menghadirkan objek (materi ajar) menjadi nyata di ruang kelas. AR menawarkan interface objek (materi ajar) yang lebih realistis, jelas, dan real time. Dengan tampilan seperti ini, pembelajaran yang ada tentunya bisa lebih bermakna, meningkatkan pemahaman, dan membekas pada ingatan. Mereka disuguhkan langsung materi yang diajarkan, bukan sekedar teori-teori.

AR bertransformasi menjadi teknologi yang banyak digandrungi. Hal ini tidak lepas dari berbagai manfaat yang ditawarkan. Bahwa kemampuan AR menciptakan pengalaman yang imersif dan menarik. Ketika menggunakan AR, user melihat karakter atau objek virtual seolah-olah berada tepat di sekitar kita. AR membuka pintu bagi inovasi dalam bentuk interaksi manusia dengan dunia digital yang semakin terkoneksi secara teknologi.

Training dan Praksis Pembelajaran Augmented Reality (AR)

Untuk menunjang kemahiran optimaslisasi AR yang lebih masif, salah satu cara paling efektif yaitu mengikuti pelatihan-pelatihan. Pelatihan terbagi dua macam; dari pihak eksternal dan pihak internal. Pihak eksternal misalnya bisa lewat platform online (digital) learning; Guru Inovatif. Tak perlu diragukan, Guru Inovatif adalah platform bagi peningkatan kompetensi metode pengajaran guru yang kredibel. Setiap trainer berkualifikasi ahli dibidangnya.

Sedangkan pihak internal, dapat melalui In-House Training (IHT). Pelatihan IHT ini dilakukan di institusi sekolah masing-masing. Ya, kalau IHT scope-nya lebih khusus dan kecil: pendidik internal sekolah. Biasanya ketika mau mengadakan IHT, kerapkali muncul kebingungan terkait pemilihan narasumber. Tepat di titik ini, pihak sekolah bisa menggandeng kerja sama dengan Guru Inovatif sebagai narasumber IHT. Melansir guruinovatif.id, Guru Inovatif memiliki program kerja melaksanakan IHT; pelatihan private dan intensif di satu sekolah.

Berbagai macam pelatihan tidak lain dimaksudkan untuk mendapatkan insight baru. Dalam hal ini, tentunya berkaitan dengan pemanfaatan AR. Para guru misalnya mengerti bahwa dalam AR terdapat dua metode visualisasi, yaitu berbasis marker (penanda) dan markerless (tanpa penanda). Marker adalah suatu metode yang menggunakan simbol khusus dengan pola tertentu. Saat kamera memindai dan mengenali kecocokan pola tersebut, sistem AR kemudian memvisualisasikan objek virtual. Sementera itu markerless, metode yang tidak memerlukan penanda, kode tertentu untuk menampilkan elemen-elemen digital yang telah dibuat.

Selain itu, para guru juga semakin paham cara mendesain AR dalam pembelajaran. Misalnya seperti penulis, setelah mengikuti pelatihan, kini mampu mendesain pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, materi halal dan haram. Dalam pembuatannya, setidaknya ada tiga langkah yang diterapkan; pertama, memilih software (Unity, Vuforia, Blender, Assemblr Edu, atau yang lain) dan melakukan rendering, disini penulis prefer ke Assemblr Edu. Kedua, merancang image target, karena berbasis marker. Ketiga, menyiapkan alat yang digunakan untuk menjalankan AR (AR Devices), dalam hal ini perangkat seluler.

Tampilan Cara Kerja AR dalam Pembelajaran PAI (Sumber: Dokumen Pribadi)

Dengan demikian, desain berbasis AR terbukti signifikan berperan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini terlihat dari penerapan AR membuat siswa aktif, kolaboratif, dan meningkatkan retensi memori. Pemanfaatan AR, sejatinya proses menyelaraskan idealitas pendidikan. Yakni, komponen pendidikan saling berkait-kelindan; pendidik cakap digital, pembelajaran menjadi bermakna, dan para siswa antusias dalam belajar. Bersamaan dengan itu, menyisipkan ketedalanan supaya bijak menggunakan teknologi digital.

Referensi

Anam, Nurlatifah F, Mega Fita Y H, Syaiful. 2020. “Lupa, Jenuh, Dan Kesulitan Dalam Belajar”, At-Turots: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1. 38-49.

Codrington dan Sue Grant-Marshall, Graeme. 2004. Mind the Gap. South Africa: Penguin books.

E. Mayer, Richard. 2009. Multimedia Learning. New York: Cambridge University Press (Cetakan ke-2).

Juniantoro dkk, Shandy. 2021. Seminar Nasional: Literasi Digital dalam Tantangan Pendidikan Abad 21. Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management.

Zainal Arifin dan A. Setiawan, M. 2020. “Strategi Belajar dan Mengajar Guru Pada Abad 21”, Indonesian Journal of Instructional Technology, Vol. 1, No. 2. 37-46.


Penyunting: Putra

1

0

Komentar (1)

FIA DWI NURAENI, S.PD.

Sep 06, 2023

Kereeen bagus sekali pemaparannya 👍
Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Penguatan Literasi Digital bagi Siswa dan Guru Melalui Platform Digital: Peluang dan Tantangan

Bahri Ilmiawan

Aug 15, 2023
5 min
Sumber Cuan untuk Mahasiswa, Cek Selengkapnya!

kampus inovatif

Nov 30, 2023
2 min
Transformasi Pembelajaran Masa Kini: Menyongsong Era Digital
1 min
Hari Keluarga International 2023: Keluarga dan Perubahan Demografi

Luqmanul Hakim

May 15, 2023
2 min
E-Learning untuk Pembiasaan Literasi Digital

Erni Yuni M

Sep 10, 2023
2 min
DIGITALISASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN KADERISASI KELOMPOK MEMBACA SEKOLAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA
8 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB