Sabtu, 16 November 2024 pukul 13.30-15.00, GuruInovatif.id telah menyelenggarakan Guru Inovatif Class ke-117 dengan membawakan topik mengenai “Pembelajaran Sosial Emosional di Era Society 5.0.” Webinar bersertifikat ini menghadirkan Chintia Giana M.Pd. untuk berbagi pengetahuan kepada sesama tenaga didik mengenai penerapan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk membentuk kecerdasan sosial emosional siswa.
Dalam webinar ini, narasumber mengutip pendapat CASEL untuk menjelaskan pengertian dari pembelajaran sosial-emosional (PSE) itu sendiri. Menurutnya, pembelajaran ini adalah sebuah proses di mana anak-anak dan orang dewasa dapat memperoleh dan menerapkan secara efektif pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan agar dapat memahami dan mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain, membangun dan memelihara hubungan positif, serta membuat keputusan yang bertanggungjawab.”
Keterampilan yang Dibutuhkan dalam PSE Dalam pembelajaran sosial-emosional, terdapat beberapa keterampilan yang menjadi fokus pengembangan selama proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini dapat juga menjadi tolak ukur kesuksesan kegiatan pembelajaran berjalan dengan efektif. Hal ini meliputi:
1. Self awareness Self awareness adalah kemampuan untuk mengenali diri secara akurat mengenai emosi, pikiran, dan nilai atau value diri.
2. Self management Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mengatur emosi, pikiran, serta perilaku di berbagai situasi.
3. Social awareness Kemampuan ini menjadi tolak ukur bahwa seseorang mampu untuk berempati dengan orang lain serta mampu mengambil perspektif dari berbagai sudut pandang.
4. Relationship skill Jenis keterampilan ini menjadikan seseorang untuk dapat membangun dan memelihara hubungan yang sehat, baik antar individu maupun kelompok.
5. Responsible decision making Kemampuan terakhir berkaitan dengan pembuatan keputusan dimana seseorang dapat membuat pilihan yang benar dan mampu bertindak sesuai etis, norma sosial, dan keselamatan.
Dalam proses pengembangan kecerdasan emosional, terdapat 2 hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu
1. Well-being atau perlakuan baik Murid yang memiliki perlakuan baik ,menurut Noble dan McGrath, merupakan individu yang memiliki kontrol emosional yang stabil. Hal ini dapat dideteksi dengan adanya ciri-ciri, seperti sikap dan suasana hati positif, memiliki relasi yang positif dengan sesama murid dan guru, resiliensi, optimalisasi diri, dan tingkat kepuasan diri yang tinggi dalam pencapaian akademis maupun non-akademis.
2. Growth mindset atau pola pikir yang terus berkembang Dampak yang dihadirkan oleh pembelajaran sosial-emosional ini pun berkaitan dengan terciptanya anak didik yang memiliki pola pikir terbuka dan luas serta ingin terus berkembang. Murid yang memiliki pola pikir seperti ini akan mampu merangkul tantangan dan gigih dalam menghadapinya. Selain itu, ia mampu menerima kritik dan berusaha memperbaiki diri berdasarkan kritisasi yang dilemparkan. Ia juga akan mengerahkan effort untuk terus belajar dan juga termotivasi untuk belajar dari figur-figur yang sukses.
Apa yang perlu dilakukan guru saat ini? Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, guru mengambil peran penting dalam menciptakan generasi penerus yang memiliki kecerdasan akademis, non-akademis, termasuk juga kecerdasan sosial emosional dan karakter yang positif. Terutama di era digital ini dimana kecerdasan seperti ini sangat dibutuhkan agar anak siap untuk menghadapi transformasi digital dan dapat terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Maka dari itu, guru perlu melakukan serangkaian hal berupa:
Memaksimalkan peran sebagai pengajar dan fasilitator;;
Mengintegrasikan PSE dalam pembelajaran;
Melakukan upaya kolaborasi dengan sekolah, komite, serta orang tua murid.
Untuk memperjuangkan generasi yang memiliki karakter positif dan dapat tercermin dalam kesehariannya tidaklah mudah, namun guru harus mengupayakan pendekatan pembelajaran ini sedari dini. Jika pendekatan sosial-emosional ini dapat dilaksanakan sejak dini, maka anak akan memiliki waktu untuk memahami proses terbentuknya dan pentingnya hal ini untuk dimiliki oleh setiap individu. Anda dapat belajar lebih dalam mengenai praktik pendekatan pembelajaran ini melalui link ini!
Penulis: Audrey Abigail | Penyunting: Putra