GI Academy #57 | Pembelajaran Koding dengan Aktivitas Hour Of Code Berbasis Deep Learning - Guruinovatif.id

Diterbitkan 19 Agu 2025

GI Academy #57 | Pembelajaran Koding dengan Aktivitas Hour Of Code Berbasis Deep Learning

Guru Inovatif Academy kembali diselenggarakan oleh GuruInovatif.id pada tanggal 14-15 Agustus 2025 yang lalu. Workshop nasional ke-57 membahas topik “Pembelajaran Koding dengan Aktivitas Hour Of Code Berbasis Deep Learning” yang dibawakan oleh  Tubagus Arrayan, M.Pd., dari trainer GuruInovatif.id.

Pelatihan Guru

Event Guru Inovatif

Kunjungi Profile
247x
Bagikan

[Yogyakarta, 14-15 Agustus 2025] GuruInovatif.id menyelenggarakan workshop nasional bersertifikat Guru Inovatif Academy ke-57 yang membahas mengenai topik “Pembelajaran Koding dengan Aktivitas Hour Of Code Berbasis Deep Learning” bersama Tubagus Arrayan, M.Pd.

Di awal sesi, Tubagus menggunakan ilustrasi lingkaran untuk membantu peserta memahami kerangka pembelajaran. Ia mengajukan pertanyaan reflektif yaitu: “Mengapa pembelajaran yang paling dekat dengan pembelajaran mendalam justru berada di lingkaran paling inti?”

Pertanyaan ini memicu diskusi aktif di kolom chat. Berbagai jawaban muncul, mulai dari “fokus pada tujuan akhir,” “membangun karakter,” hingga “menguatkan profil pelajar Pancasila.” Dari sinilah kemudian Tubagus menekankan bahwa tujuan pembelajaran bukan hanya sebatas pengetahuan akademik, tetapi juga pembentukan murid yang beriman, mandiri, kreatif, sehat, mampu berkolaborasi, dan berpikir kritis.

Ia menambahkan, seluruh prinsip pembelajaran yang bermakna, berkesadaran, menyenangkan, hingga reflektif perlu diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Prinsip inilah yang menjadi landasan dalam merancang pengalaman belajar yang adaptif dan relevan di era digital.

Definisi Pembelajaran Mendalam

Kemudian menurut Tubagus, pembelajaran mendalam/deep learning bukan sekadar proses transfer ilmu, melainkan sebuah pendekatan yang menekankan terciptanya suasana belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan. Pendekatan ini menuntut keterpaduan antara empat aspek penting, yaitu olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olahraga.

Tubagus menjelaskan bahwa keempat aspek tersebut saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan:

1. Olah pikir

Berfokus pada pengembangan ranah kognitif, seperti kemampuan berpikir kritis, mengolah informasi, serta menghubungkan pengetahuan yang diperoleh.

2. Olah hati

Menekankan pembentukan budi pekerti dengan menanamkan nilai moral dan spiritual, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati.

3. Olah rasa

Bertujuan mengembangkan kepekaan estetika serta kemampuan untuk menghargai dan memahami orang lain melalui empati dan sikap menghargai perbedaan.

4. Olahraga

Menjaga kesehatan jasmani sebagai fondasi utama agar murid mampu belajar, berkembang, dan berkarya dengan optimal.

Dengan memadukan keempat dimensi ini, Tubagus berharap pembelajaran tidak hanya membentuk murid yang cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter, sehat, dan memiliki kepekaan sosial. Inilah esensi pembelajaran mendalam yaitu membangun manusia secara holistik dan terpadu.

Baca juga:
Coding Unplugged, Solusi Cerdas Pembelajaran Pemrograman Tanpa Komputer di Sekolah Dasar

Mengapa Perlu Pembelajaran Mendalam?

Dalam konteks Kurikulum Merdeka yang menekankan kemandirian dan keterlibatan murid, pembelajaran mendalam hadir sebagai salah satu pendekatan yang penting. Seperti yang dijelaskan oleh Tubagus ada setidaknya enam alasan utama mengapa pendekatan ini perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar.

1. Keterlibatan murid

Pembelajaran mendalam menempatkan murid sebagai subjek belajar. Artinya, murid tidak lagi hanya menerima informasi secara pasif, melainkan aktif mengeksplorasi, berdiskusi, dan membangun pemahaman mereka sendiri.

2. Kesadaran belajar

Melalui pendekatan ini, guru dapat menumbuhkan kesadaran murid untuk menjadi pembelajar yang aktif dan termotivasi dari dalam dirinya (intrinsik). Mereka terdorong untuk selalu ingin tahu, mencari ilmu baru, dan memperdalam pemahaman secara mandiri.

3. Memuliakan murid

Salah satu esensi penting adalah memuliakan murid. Guru tidak hanya berperan sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai fasilitator yang menghargai pendapat, ide, dan pengalaman belajar murid.

4. Budaya belajar yang kreatif

Pembelajaran mendalam juga mendorong berkembangnya budaya belajar yang inovatif dan kreatif. Guru dapat memanfaatkan teknologi, seperti coding atau artificial intelligence (AI), untuk memperkaya pengalaman belajar.

5. Pemanfaatan teknologi digital

Di era digital, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran menjadi keniscayaan. Pendekatan mendalam memberi ruang bagi guru dan murid untuk memanfaatkan teknologi secara tepat guna mendukung pemahaman dan keterampilan.

6. Multi dan interdisiplin ilmu pengetahuan

Alasan terakhir adalah penerapan multi/interdisiplin ilmu. Murid diajak melihat keterkaitan antar mata pelajaran sehingga pengetahuan tidak berdiri sendiri, tetapi saling terhubung. Dengan demikian, mereka memahami bahwa belajar adalah proses yang utuh dan relevan dengan kehidupan nyata.

Dengan keenam alasan ini, Tubagus menyampaikan bahwa pembelajaran mendalam bukan hanya meningkatkan hasil akademik, tetapi juga membentuk murid yang aktif, kreatif, kritis, serta siap menghadapi tantangan masa depan.

GI Academy #57 | Pembelajaran Koding dengan Aktivitas Hour Of Code Berbasis Deep Learning

Peran Guru dalam Pembelajaran mendalam

Selanjutnya menurut Tubagus, peran guru terus berkembang seiring perubahan paradigma belajar. Jika dulu guru hanya dianggap sebagai sumber ilmu, kini dalam pembelajaran mendalam guru memegang tiga peran utama:

1. Guru sebagai aktivator

Guru tidak sekadar mengajar, melainkan menstimulasi murid agar mencapai tujuan belajar. Tubagus menekankan bahwa kuncinya adalah stimulus, bukan sekadar transfer pengetahuan. Guru mengajukan pertanyaan pemantik, memberi umpan balik, dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa.

2. Guru sebagai kolaborator

Tubagus menegaskan pentingnya kolaborasi guru, baik dengan siswa di kelas, orang tua, maupun rekan sejawat. Kolaborasi ini menciptakan ekosistem belajar yang lebih terbuka dan kuat.

3. Guru sebagai pengembang budaya belajar

Menurut Tubagus, peran ini yang paling esensial. Guru membangun budaya belajar yang memberi kepercayaan, ruang untuk salah, dan keberanian bereksperimen. Guru hadir untuk meluruskan tanpa menjatuhkan, sehingga siswa tumbuh sebagai pembelajar mandiri. Seperti ditekankan Tubagus, tugas utama guru bukan menjejali pengetahuan, melainkan memberi ruang, stimulus, dan kesempatan agar siswa berkembang kreatif dan berani.

Aktivitas Hour of Code (HoC)

Hour of Code (HoC) merupakan langkah awal yang strategis untuk mengenalkan dunia coding kepada siswa dengan cara yang sederhana, menyenangkan, dan bermakna.

Menurut Tubagus, program ini tidak hanya mengajarkan teknis pengkodean, tetapi juga menanamkan pola pikir logis sejak awal. Ada beberapa alasan mengapa HOC penting bagi pengembangan siswa:

Membangun pola pikir komputasional

HoC melatih siswa untuk berpikir runtut, logis, dan sistematis dalam memecahkan masalah. Setiap langkah coding harus dirancang dengan benar, sehingga tidak ada jalan pintas. Keterampilan ini berguna tidak hanya di dunia teknologi, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Mengenalkan konsep dasar coding

Sebelum bisa membuat program kompleks, siswa perlu memahami dasar-dasarnya. HoC memperkenalkan konsep fundamental seperti urutan (sequence), perulangan (looping), kondisi (condition), fungsi (function), dan event melalui metode visual yang menyenangkan.

Melatih kreativitas dan ketekunan

Tantangan HOC berbentuk puzzle yang menuntut siswa menganalisis masalah, merancang solusi, dan menguji kode mereka. Proses trial-and-error ini memunculkan “aha moment”, memberikan rasa puas, sekaligus menumbuhkan percaya diri dan keberanian mencoba hal baru.

Menumbuhkan kepercayaan diri dan minat belajar

Keberhasilan kecil dalam menyusun kode menjadi pemicu semangat belajar yang berkelanjutan. Selain itu, pengalaman ini membantu membangun memori jangka panjang yang bermakna dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.

Baca juga:
HUT ke-80 RI, Pemerintah Berikan 3 Kado untuk Guru

Bagaimana HoC Bekerja dalam Pembelajaran?

HOC menggunakan pendekatan visual dan berbasis permainan, membuat konsep coding lebih mudah dipahami. Aktivitasnya mirip menyusun Lego, sehingga bagi siswa yang sudah familiar dengan game seperti Minecraft atau Roblox, pengalaman ini terasa akrab dan menarik.

Setiap modul HoC berupa permainan interaktif, mulai dari Minecraft, Frozen, Star Wars, hingga Flappy Bird. Tantangan yang diberikan berbentuk puzzle yang harus diselesaikan dengan logika pemrograman, sehingga belajar terasa seperti bermain.

Durasi sesi biasanya 30–60 menit dengan level bertahap (1–14). Walaupun singkat, proses ini melatih keterampilan berpikir kritis secara bertahap. Semua sumber daya HoC tersedia gratis, dapat diakses kapan saja, tanpa hambatan biaya.

Keberhasilan menyelesaikan tantangan juga memunculkan rasa puas sekaligus rasa ingin tahu, yang mendorong siswa belajar lebih dalam dan mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman bermakna.

Konsep Coding yang Dipelajari

Dalam HoC, siswa belajar konsep dasar coding berikut:

  1. Urutan (Sequence) — Menjalankan instruksi secara berurutan.

  2. Perulangan (Looping) — Mengulang instruksi hingga tujuan tercapai.

  3. Kondisi (Condition) — Membuat keputusan berdasarkan situasi tertentu.

  4. Fungsi (Function) — Mengelompokkan beberapa instruksi agar bisa dipakai kembali.

  5. Event — Tindakan yang memicu respon program.

Melalui konsep-konsep ini, siswa tidak hanya belajar coding, tetapi juga membangun fondasi berpikir logis dan kreatif, keterampilan penting di era digital.

Simak penjelasan lebih lengkap mengenai Pembelajaran Koding dengan Aktivitas Hour Of Code Berbasis Deep Learning dalam tayangan ulang workshop nasional berikut ini!

Tertarik dengan materi-materi yang serupa? Yuk, bergabung menjadi membership GuruInovatif.id untuk mendapatkan berbagai akses materi pengembangan kompetensi guru lainnya.

mHp6sx5ijY25faBqMfLVCvSZoBZm5HaLCfuyj309.jpg

Akses materi pengembangan guru lainnya disini


Penulis: Faqih | Penyunting: Putra

0

0

Loading comments...

Memuat komentar...

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Optimalisasi Teknologi dan Kebudayaan Lokal untuk Menunjang Transformasi Pendidikan
0 sec
Webinar "Belajar Coding" sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Pembelajar di Dunia Pendidikan
0 sec
GI Class 84 "Strategi Menyusun Media Pembelajaran 5.0"
0 sec
Potret Kesuksesan Implementasi Kurikulum Merdeka Beserta Tantangannya
0 sec
Jenis-Jenis Perundungan yang Guru dan Orang Tua Perlu Tahu
0 sec
Mengenal Kriteria dan Komponen dalam Modul Ajar Kurikulum Merdeka
0 sec
Komunitas