GI Academy #55 | Desain Aktivitas Pembelajaran yang Mendalam dan Kontekstual Berbasis AI - Guruinovatif.id

Diterbitkan 29 Jul 2025

GI Academy #55 | Desain Aktivitas Pembelajaran yang Mendalam dan Kontekstual Berbasis AI

Guru Inovatif Academy kembali diselenggarakan oleh GuruInovatif.id pada tanggal 25-26 Juli 2025 yang lalu. Workshop nasional ke-55 ini membahas topik “Desain Aktivitas Pembelajaran yang Mendalam dan Kontekstual Berbasis AI” yang dibawakan oleh Oktina Utami, M.Pd., dari trainer GuruInovatif.id.

Pelatihan Guru

Event Guru Inovatif

Kunjungi Profile
136x
Bagikan

[Yogyakarta, 21-22 Februari 2025] GuruInovatif.id menyelenggarakan workshop nasional bersertifikat Guru Inovatif Academy ke-55 yang membahas mengenai topik “Desain Aktivitas Pembelajaran yang Mendalam dan Kontekstual Berbasis AI” yang dibawakan oleh Oktina Utami, M.Pd.

Di awal sesi, Oktina mengajak peserta untuk merefleksikan pengalaman mereka saat mengikuti pembelajaran yang bermakna, baik sebagai siswa maupun guru. Hasil diskusi menunjukkan bahwa pembelajaran bermakna adalah yang relevan, mudah dipahami, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Diskusi ini menjadi dasar untuk membahas bagaimana pembelajaran dapat dirancang agar lebih mendalam dan sesuai konteks, dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Pengertian, Prinsip Pembelajaran Mendalam & Kotekstual

Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran mendalam (deep learning) menjadi fokus penting. Bukan sekadar mengejar hasil akhir, tapi menekankan proses, pengalaman, dan relevansi belajar bagi siswa. Oktina menjelaskan bahwa pembelajaran mendalam berlandaskan tiga prinsip utama, yaitu; berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful) dan menggembirakan (joyful).

Ketiga prinsip ini menjadi acuan guru untuk menciptakan suasana belajar yang tak hanya mengejar capaian akademik, tetapi juga menyentuh sisi emosional dan personal siswa. Pembelajaran yang mindful berarti siswa sadar akan proses belajarnya, meaningful mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, dan joyful menekankan pentingnya suasana belajar yang menyenangkan.

Untuk mendukung penerapan prinsip-prinsip tersebut, pembelajaran mendalam juga selaras dengan konsep empat olah yang sudah akrab di dunia pendidikan, yaitu:

  1. Olah pikir (kognitif) yang berhubungan dengan penalaran, logika, dan kemampuan berpikir kritis.

  2. Olah rasa (estetika) untuk mengasah kepekaan terhadap keindahan, ekspresi, dan kreativitas.

  3. Olah hati (etika) untuk mengembangkan empati, nilai-nilai moral, serta integritas.

  4. Olah raga (kinestetik) yang dapat melibatkan aspek gerak, fisik, dan keterampilan motorik siswa.

Keempatnya diintegrasikan agar pembelajaran menjangkau potensi siswa secara utuh, tidak hanya dari sisi kognitif.

Oktina juga menjelaskan bahwa pembelajaran juga perlu kontekstual, yaitu mengaitkan materi dengan pengalaman atau isu nyata di sekitar siswa, baik kehidupan sehari-hari, budaya lokal, maupun fenomena sosial. Dengan pendekatan ini, siswa lebih mudah memahami materi karena melihat langsung manfaat dan relevansinya. Ini juga meningkatkan rasa ingin tahu, motivasi, dan kemampuan berpikir kritis. Faktanya, banyak guru sudah melakukannya secara alami, misalnya saat memberi contoh nyata, membahas isu lokal, atau mengaitkan pelajaran dengan kehidupan siswa.

Baca juga:
Mengenal 3 Pilar Konsep Deep Learning dalam Pendidikan

Mengapa Guru membutuhkan Pembelajaran Mendalam?

Pembelajaran mendalam menjadi penting karena adanya realita yang cukup mengkhawatirkan, dimana menurut Oktina banyak siswa hadir di sekolah, tapi tidak benar-benar belajar. Fenomena ini dikenal dengan istilah schooling without learning, belajar tanpa makna.

Hasil asesmen seperti PISA dan ANBK menunjukkan bahwa pemahaman siswa Indonesia masih tergolong rendah, terutama dalam hal berpikir kritis, reflektif, dan kontekstual. Ini menjadi sinyal bahwa pendekatan pembelajaran kita selama ini masih terlalu fokus pada hafalan, tugas rutin, dan hasil akhir, bukan pada proses dan pemaknaan.

Di tengah tantangan abad ke-21 yang menuntut siswa berpikir kritis, menyelesaikan masalah kompleks, serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan, pendekatan lama tentu tak lagi cukup. Siswa perlu mengalami pembelajaran yang menyentuh pemahaman mendalam dan relevan dengan kehidupan nyata mereka.

Inilah mengapa pemerintah mendorong pembelajaran mendalam sebagai pendekatan yang perlu dipahami dan diterapkan guru, bukan sebagai kurikulum baru, melainkan sebagai cara berpikir dan strategi pengajaran yang lebih bermakna.

GI Academy #55 | Desain Aktivitas Pembelajaran yang Mendalam dan Kontekstual Berbasis AI

Peran AI dalam Pembelajaran Mendalam

Dalam dunia pendidikan yang semakin digital, AI hadir sebagai solusi yang menjanjikan. Bukan hanya mengikuti tren global, AI menjawab kebutuhan konkret akan personalisasi, efisiensi, dan efektivitas pembelajaran.

Oktina memaparkan tiga alasan utama mengapa AI sangat relevan dalam mendukung deep learning:

1. Personalisasi pembelajaran

AI membantu guru menyesuaikan materi sesuai kebutuhan, kesiapan, dan minat tiap siswa. Ini mendukung pendekatan personal, di mana setiap siswa diperlakukan sebagai individu unik tanpa membuat guru kewalahan menghadapi keragaman kelas.

2. Analisis data belajar

Keputusan pembelajaran idealnya berbasis data. AI memproses data siswa dengan cepat dan akurat, mulai dari minat, kemampuan, hingga kondisi belajar, sehingga strategi pengajaran bisa lebih adaptif dan tepat sasaran.

3. Umpan balik lebih cepat dan spesifik

Lewat platform berbasis AI, guru bisa memberikan feedback yang cepat, jelas, dan membangun, tanpa menguras waktu dan energi.

Singkatnya, AI bukan menggantikan guru, tapi memperkuat peran guru dalam menciptakan pembelajaran yang lebih mendalam, relevan, dan responsif.

Baca juga:
Permendikdasmen No. 10 Tahun 2025: Inilah Isi Lengkap Standar Kompetensi Lulusan Terbaru!

Adaptive Learning dalam Pembelajaran Mendalam

Kemudian Oktina juga menjelaskan adaptive learning yang merupakan pendekatan pembelajaran yang menyesuaikan materi, aktivitas, dan dukungan sesuai kebutuhan serta perkembangan masing-masing siswa. Meski mirip dengan diferensiasi pembelajaran, adaptive learning lebih fleksibel dan kontekstual. Pendekatan ini didasari oleh tiga prinsip utama:

1. Disesuaikan berdasarkan data

Keputusan untuk menyesuaikan materi atau strategi pembelajaran tidak dilakukan sembarangan, tapi berdasarkan data konkret yang mencakup minat, gaya belajar, serta progres siswa. Adaptasi dilakukan saat memang dibutuhkan, bukan sekadar demi variasi.

2. Dukungan yang tepat sasaran

Tujuan utama dari adaptasi adalah untuk memberikan dukungan yang benar-benar dibutuhkan siswa agar mereka dapat belajar secara optimal. Ini bukan soal menunjukan kreativitas guru, tapi tentang mengutamakan kebutuhan siswa.

3. Dasar pembelajaran mendalam

Dengan kondisi belajar yang sesuai dan dukungan yang tepat, siswa lebih mudah memahami materi secara mendalam, tidak hanya menghafal. Mereka diajak untuk merefleksikan proses belajar, menyadari tujuan belajarnya, dan mampu menerapkan pengetahuan ke situasi nyata.

Dengan kata lain, adaptive learning memungkinkan terciptanya proses belajar yang lebih personal, relevan, dan berkelanjutan. Ketika guru mampu menyesuaikan strategi pengajaran dengan kebutuhan unik setiap murid, maka potensi belajar siswa pun berkembang secara maksimal.

Simak penjelasan lebih lengkap mengenai desain aktivitas pembelajaran yang mendalam dan kontekstual berbasis AI dalam tayangan ulang workshop nasional berikut ini!

Tertarik dengan materi-materi yang serupa? Yuk, bergabung menjadi membership GuruInovatif.id untuk mendapatkan berbagai akses materi pengembangan kompetensi guru lainnya.

Akses materi premium lainnya di membership GuruInovatif.id

Akses materi premium GuruInovatif.id disini!


Penulis: Faqih | Penyunting: Putra

0

0

Loading comments...

Memuat komentar...

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

GI Class #93 | Mapping Minat dan Bakat Siswa: Jembatan Anak Raih Kesuksesan
0 sec
ISLTF #57 | Governance Collaborative: Langkah Optimalisasi Sinergi Tripusat Pendidikan Menuju Pengelolaan Pendidikan Life Skill yang Inklusif
0 sec
3 Urgensi Menerapkan Pendidikan Inklusi di Sekolah
0 sec
Digitalisasi Sekolah: Tiga Dampak Positif yang mungkin Anda Belum Ketahui
0 sec
Permendikdasmen No. 9 Tahun 2025: TKA Jadi Standar Baru Seleksi Akademik di Indonesia
0 sec
GI Class #118 | Mewujudkan Kesetaraan Pendidikan melalui Pendekatan Universal Design for Learning (UDL)
0 sec
Komunitas