"Dengan Kurikulum Merdeka : Menjadi Tonggak Kesuksesan Indonesia Emas Tahun 2045 Di Ruang Kelas" - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 30 Mei 2023

"Dengan Kurikulum Merdeka : Menjadi Tonggak Kesuksesan Indonesia Emas Tahun 2045 Di Ruang Kelas"

Artikel ini memberikan penjelasan mengenai bagaimana peran pentingkurikulum merdeka dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 di ruang kelas. Dengan memberikan gambaran tentang konsep dan prinsip kurikulum merdeka, artikel ini memberikan ungkapan bagaimana pendekatan pembelajaran yang inovatif.

Dunia Pendidikan

Asyari Firdaos

Kunjungi Profile
1188x
Bagikan

Abstrak: Dengan Kurikulum Merdeka : Menjadi Tonggak Kesuksesan Indonesia Emas Tahun 2045 di Ruang Kelas.  Pada tahun 2045, Bangsa Indonesia memilki tujuan yang sangat mulia yaitu beriktikad baik menjadi negara yang maju dan sejahtera secara holistik, dikenal sebagai “ Indonesia Emas 2045” Untuk mencapai visi ini, dunia pendidikan memainkan peran yang sangat krusial dalam mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang tepat. Salah satu langkah yang penting dalam mencapai hal ini adalah melalui pengembangan kurikulum yang kreatif dan inovatif dalam bingkai kemerdekaan. Sehingga artikel ini nantinya akan menjelaskan tentang pentingnya kurikulum merdeka dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, serta bagaimana kurikulum ini membentuk masa depan pendidikan yang lebih baik. 

Pendahuluan

Indonesia Emas 2045 adalah merupakan sebuah visi jangka panjang yang memberikan gambaran bahwa Indonesia adalah negara maju, sejahtera, dan berdaya saing di kancah global. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mencapai tujuan ini, dan kurikulum merdeka memiliki peran sentral dalam mempersiapkan peserta didik dengan kemampuan yang di perlukan untuk menyongsong tantangan abad ke-21. Memiliki kecakapan agar bisa hidup dengan layak di lingkungan masyarakat dunia pada abad ke-21 yang terdiri dari 16 kecakapan yang dikategorikan kedalam tiga kategori besar yaitu kategori kemampuan literasi (foundational literacies), kategori kompetensi (competencies) yang dikenal dengan Kompetensi Abad ke-21, dan kategori kualitas karakter (character qualities). Kategori kemampuan literasi dasar terdiri dari enam kecakapan literasi, yaitu literasi bahasa dan sastra, numerik, finansial, teknologi informasi dan komunikasi, serta budaya dan kewarganegaraan.  Kategori kompetensi abad ke-21 terdiri dari empat kecakapan (4C/4K), yaitu, berfikir kritis dan pemecahan masalah, berfikir keatif dan inovatif, komunikasi dan kolaborasi. Sedangkan kategori kualitas karakter terdiri dari enam kecakapan, yaitu rasa ingin tahu, inisiatif, pantang menyerah, adaptasi, kepemimpinan dan sosial budaya (SB Iriawan,2020).  

Pengertian Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka adalah,  kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memilki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetansi. Guru memiliki keleluasaan untuk memeilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebututuhan belajar dan minat peserta didik. 

Kurikulum Merdeka dan Prinsip-prinsip Yang Mendasarinya

Kurikulum Merdeka harus memperhatikan prinsip-prinsip yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran diantaranya adalah;

  1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini , sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan;
  2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;
  3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik;
  4. Pembelajaran yang relevan yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan
  5. Pembelajaran yang berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan ( kemdikbud,2023),  

Prinsip-prinsip tersebut hendaknya diterapkan dengan penuh kesungguhan dengan baik dalam kegiatan belajar dan mengajar di satuan pendidikan. Sekolah memiliki wewenang dalam mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik dengan memperhatikan lima prinsip tersebut.

Relevansi  Kurikulum Merdeka dalam Mengembangkan Kompetensi Peserta Didik

Kurikulum Merdeka memiliki beberapa relevansi dalam mengembangkan kompetensi peserta didik, diantaranya adalah:

  1. Kurikulum Merdeka mendukung pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti, keterampilan pemecahan masalah, kreatifitas, kolaborasi, komunikasi, dan pemikiran kritis. Serta fokus pada pembelajaran yang bersifat kontekstual yaitu peserta didik dapat mengembangkan keterampilan melalui pengalaman nyata dan situasi yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Peningkatan motivasi belajar : peserta didik memiliki kebebasan dalam memilih materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan minat, bakat dan kebutuhan mereka. Karena dalam hal ini memungkinkan peserta didik termotivasi hasrat belajarnya karen memiliki kontrol dalam proses pembelajaran mereka sendiri.
  3. Peningkatan kemandirian serta tanggung jawab : di Kurikulum Merdeka peserta didik dapat diberikan kesempatan dalam mengambil peran aktipf pada proses pembelajaran. peserta didik dapat di ajak menjadi pribadi yang mandiri, dapat mengelola waktunya sevara optimal. serta bertanggung jawab terhadap keputusan yang mereka ambil. dengan demikian peserta didik dapat mengembangkan kemandirian, inisiatif, dan tanggung jawab dalam pemelajaran mereka.
  4. Mengembangkan pemahaman holistik : Pada Kurikulum Merdeka, pemahaman holistik dapat dilakukan melalui pendekatan interdisipliner. hal ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan pemahaman yang lebih luasndan komprehensif terhadap dunia di sekitar mereka.
  5. Mendorong inovasi dan kreativitas : Pada kurikulum Merdeka, peserta didik didorong untuk berfikir kreatif dan inovatif, mengembangkan ide-ide baru, serta bagaimana mengembangkan solusi inovasi dalam setiap situasi yang berbeda-beda, ( ditsmp.kemdikbud.go.id 2022)

Implementasi Kurikulum Merdeka di Ruang Kelas

Penerapan Kurikulum Merdeka di ruang kelas seperti biasanya melibatkan beberapa pendekatan dan langkah-langkah yang berbeda-beda dalam menyusun dan menerapkan materi pembelajaran. Berikut adalah gambaran umum tentang penerapan Kurikulum  Merdeka di ruang kelas dan cara langsung memberikan contoh praktik dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka:

  1. Menyusun Rencana Pembelajaran : dalam Kurikulum Merdeka hal pertama yang kami lakukan dalam tahap rencana pembelajaran adalah menyusun analisa Capaian Pembelajaran (CP) untuk menyusun Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Langkah-langkahnya adalah mengajak siswa untuk berkolaborasi dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang lebih spesifik dan relevan dengan kebutuhan dan minat siswa. rencana pembelajaran ini dapat mencakup berbagai topik dan metode pembelajaran yang beragam.  
  2. Feksibilitas dalam materi pembelajaran : guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih materi pelajaran yang diminati. Contoh : pada pelajaran biologi materi Keanekaragaman  Hayati. Siswa diberikan pilihan topik penelitian dan memilih topik tersebut sesuai keinginannya dalam konteks Keanekaragaman Hayati.  misalnya mempelajarai spesies tertentu, manfaat beberapa spesies tertentu, keadaan tempat atau habitatnya, isu-isu lingkungan yang terkait dengan keanekaragaman hayati, mengkaji keanekaragaman hayati  yang ada di sekitar mereka ( lingkungan sekolah, lingkungan rumah atau komunitas lokal berupa tubuhan, hewan dan mikroorganisme). lalu selanjutnya proyek kolaboratif yaitu siswa dapat bekerja sama dalam suatu kelompok kaitannya dengan pembelajan Keanearagaman Hayati misalnya mereka dapat membuat peta interaktif atau peta pikiran yang menampilkan berbagai spesies yang ada disekitar tempat tinggal mereka  sesuai tingkat keanekaragaman yaitu keanekaragaman spesies, keanekaragaman gen dan keanekaragaman ekosistem. Secara kontekstual mereka memfoto, menangkap, mengambil bagian tertentu dari mahluk hidup tersebut kemudian membuat deskripsinya. Demikian menyenagkannya. Masih dalam flesibilitas kaitannya dengan materi Keanekaragaman Hayati misalnya, siswa dapat melakukan penelitian dan eksperimen, yang berisi didalamnya melakukan perencanaan penelitian dalam mempelajari distribusi spesies tertentu di berbagai lingkungan.
  3. Pendekatan Interdisipliner : Pada Kurikulum Merdeka mendorong pendekatan indisipliner dimana berbagai macam disiplin ilmu terintegrasi dalam satu pembelajaran. Guru yang bijak dan kreatif dapat membuat terlebih dahulu pertanyaan yang melibatkan berbagai aspek ilmu pengetahuan atau menyusun proyek kolaboratif yang melibatkan berbagai mata pelajaran. Hal ini dapat merangsang pemahaman siswa dalam melihat keterkaitan antara konsep-konsep yang mereka pelajari secara nyata. 
  4. Pembelajaran Aktif : Kurikulum Merdeka mendorong terciptanya pembelajaran aktif di mana siswa menjadi pemeran utama dalam proses pembelajaran. Sedangkan guru perannya sebagai fasilitator, pendukung, atau pembimbing saat umpan balik di perlukan.  Siswa dapat terlibat saat diskusi kelompok, proyek kolaboratif,  eksplorasi lapangan atau presentasi dalam mengaktifkan pemahaman dan penerapan pengetahuan mereka.
  5. Evaluasi Alternatif : Kurikulum Merdeka mendorong pengguanaan metode evaluasi alternatif yang lebih holistik dan kontekstual. Guru dapat menggunakan proyek, portopolio, presentasi, penilaian sejawat atau pengamatan langsung untuk mengevaluasi kemajuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
  6. Peningkatan Keterlibatan Siswa : dalam penerapan Kurikulum Merdeka, keterlibatan siswa di luar dan di dalam kelas sangat di perhatikan. guru dapat mendorong keterlibatan siswa melalui diskusi terbuka, refleksi, pengalaman nyata di lapangan, atau keterlibatan dalam kegiatan sosial atau komunitas. Tujuan utamanya adalah untuk mengaktifkan siswa agar lebih terlibat dalam pembelajaran dan mengembangkan kompetensi sosial mereka. 

Pendekatan pembelajaran yang di gunakan dalam Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa pendekatan pembelajaran yang umum di gunakan untuk memberikan kebebasan dan kemandirian kepada siswa dalam belajar. Berikut adalah beberapa pendekatan yang sering di gunakan dalam Kurikulum merdeka:

  1. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning ) : Siswa dihadapkan pada masalah nyata yang memerlukan pemecahan masalah. Mereka menerapkan pengetahuan dan keteram[ilan yang di miliki untuk menganalisis masalah, mengidentifikasi solusi, dan mengambil tindakan yang relevan. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berfikir kritis, bekerja sama, dan mengembangkan kreativitas mereka dalam menyelesaikan masalah. Contoh : Masalah “ Penurunan populasi serangga penyerbuk dan dampaknya pada keanekaragaman hayati”
  • Pengenalan Masalah :  Kami memperkenalkan masalah penurunan populasi serangga penyerbuk kepada siswa. Mereka menjelaskan pentingnya peran serangga penyerbuk dalam menjaga keanekaragaman hayati dan memberikan contoh-contoh spesies serangga penyerbuk yang terancam. 
  • Penelitian : siswa melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan populasi serangga penyerbuk. Mereka mencari informasi tenyang penggunaan pestisida, perubahan habitat, polusi, dan perubahan iklim yang dapat mempengaruhi kelangsungan serangga penyerbuk.
  • Analisi Data : siswa mengumpulkan dan menganalisis populasi serangga penyerbuk. Mereka mengidentifikasi sebab penurunan, lalu menghubungkannya dengan faktor-faktor yang telah mereka teliti, dan mencari pola atau hubungan antara data yang mereka kumpulkan.
  • Identifikasi Solusi : siswa bekerja dalam kelompok untuk mengidentifikasi solusi-solusi yang dapat mengatasi masalah penurunan populasi serangga penyerbuk. Mereka dapat merancang program konservasi, mengusulkan kebijakan, atau mengembangkan praktik pertanian yang ramah serangga penyerbuk.
  • Rencana Tindakan : stelah mengidentifikasi solusi, siswa merancang rencana tindakan yang kongkret untuk mengimplementasikan solusi tersebut. Mereka dapat membuat proposal proyek, merancang kampanye kesadaran, atau melibatkan masyarakat dalam kegiatan konservasi  serangga penyerbuk.  
  • Evaluasi dan Presentasi : siswa mengevaluasi efektivitas solusi yang mereka ajukan dan memprsiapkan presentasi untuk membagikan temuan dan rencana tindakan mereka. mereka menyampaikan hasil penelitian, solusi yang diusulkan, serta langkah-langkah yang di rencanakan kepada kelas atau kepada pemangku kepentingan tersebut.   

    2. Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning) : Siswa terlibat dalam proyek-proyek yang memilki relevansi dengan kehidupan nyata. Mereka melakukan penelitian, berkolaborasi dalam kelompok, dan membuat produk atau solusi yang kongkret. Pendekatan ini memberikan siswa kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks yang bermakna.

        Contoh: Proyek Pemulihan Habitat untuk Meningkatkan Keanekaragaman Hayati Lokal

        Langkah-langkah 

  •  Identifikasi Masalah : Guru memperkenalkan masalah penurunan keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar sekolah atau komunitas. Siswa diajak untuk mengidentifikasi area atau habitat yang mengalami penurunan keanekaragaman hayati dan merumuskan pertanyaan penelitian terkait pemulihan habitat. 
  •  Perencanaan Proyek : siswa bekerja dalam kelompok dan berencana melakukan pemulihan habitat. Mereka mengidentifikasi spesies-spesies tanaman ataupun hewan yang perlu di rehabilitasi, lalu menentukan metode pemulihan yang tepat. Kemudian merancang langkah-langkah implementasi proyek
  •  Penelitian dan Pengumpulan Data : siswa melakukan penelitian tentang spesies-spesies yang perlu di rehabilitasi, habitat yang di butuhkan oleh spesies-spesies tersebut dan teknik dalam pemulihan habitat tersebut. Mereka juga mengumpulkan data tentang kondisi habitat yang akan di restorasi, seperi kelembaban tanah, tingkat keasaman tanah, kadar nutrisi,dan keberadaan spesies yang bukan spesies  asli tempat tersebut.
  • Implementasi Proyek : Siswa melakukan langkah-langkah dalam rangka pemulihan habitat yang telah di rancang.  Mereka melakukan tanaman asli, membangun struktur fisik yang mendukung habitat, atau melakukan tidakan lain sesuai rencana yang telah disusun.
  • Pemantauan dan Evaluasi : Siswa memantau perkembangan proyek dan mengumpulkan data tentang  perubahan yang terjadi setelah implementasi. Mereka melakukan pemantauan terhadap pertumbuhan tanaman, keberadaan spesies yang di rehabilitasi,  dan kehidupan spesies lain di habitat yang di pulihkan. Mengevaluasi keberhasilan proyek dan mengidentifikasi langkah-langkah perubahan jika di perlukan.
  • Refleksi dan Presentasi : Siswa merefleksikan tentang pengalaman mereka dalam proyek dan mempersiapkan presentasi untuk berbagi hasil dan pelajaran mereka. mereka berbagi informasi tentang speies yang di rehabilitasi, metode pemulihan habitat nyang efektif, serta tantangan dan keberhasilan yang mereka alami di masa proyek.

    3. Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning ) : Siswa belajar melalui kerja sama dalam kelompok. Mereka bersama-sama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan. pendekatan ini mengembangkan keterampilan sosial mereka, seperti komunikasi efektif, kerjasama, dan pemecahan konflik, sambil memfasilitasi pemahaman da penguasaan konsep-konsep pembelajaran. 

        Kegiatan : Eksplorasi Ekosistem Lokal

        Langkah-langkah 

  • Pembagian kelompok : siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari sekitar 4-5 anggota. Setiap kelompok diberikan tenaggung jawab untuk mempelajari dan menjelajahi ekosistem lokal tertentu, seperti ladang, sawah, hutan, sungai dan padang rumput.
  • Riset dan pengamatan : Setiap kelompok melakukan riset dan pengamatan langsungpada ekosistem yang di tugaskan. Mereka mengumpulkan informasi tentang spesies tumbuhan dan hewan yang hidup di ekosistem tersebut, pola interaksi antara organisme, dan peran pentingnya dalam menjaga keanekaragaman hayati.
  • Kolaborasi dan Pengumpulan Data :  Anggota kelompok saling bekerja sama untuk mengumpulkan data dan informasi ekosistem yang di pelajari. Mereka dapat menggunakan alat aatu perangkat digital dalam  pengamatan seperti kamera, android, tripot, camera canon, notebook lapangan, untuk mencatat temuan dan pengambilan gambar.
  • Analisis dan Pemahaman Bersama : Setelah pengumpulan data, anggota kelompok berkumpul untuk menganalisis informasi yang dikumpulkan. Mereka berdiskusi untuk memahami pola-pola yang mereka temukan, membandingkan hasil pengamatan, dan memahami konsep-konsep ekologi yang terkait.
  • Membuat Presentasi Kelompok : Setiap kelompok bekerja sama untuk membuat presentasi dalam memaparkan hasil penelitian mereka. Presentasi dapat berupa poster, laporan tertulis, atau presentasi multi media dengan menerapkan beberapa aplikasi seperti canva, google sites, keanekaragaman hayati (Anonim,2023). 

Peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran Kurikulum merdeka

Peran guru dalam peroses pembelajaran Kurikulum Merdeka sesuai program pelatihan guru di Platform Merdeka Mengajar sangatlah penting diantaranya adalah sebagai fasilitator dalam mendukung pemahaman, keterampilan, dan sikap melalui kegiatan yang di rancang secara kolabiratif ; selalu mengidentifikasi minat dan potensi siswa dalam merancang pemebelajaran yang relevan dan bermakna ; mendorong pemikirian kritis dan kreatif diantaranya adalah mengajukan pertanyaan, menganalisis informasi, dan mengembangkan solusi kereatif dalam pemecahan masalah; mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada siswa dalam memahami konsep kegiatan pembelajaran; mendorong kolaborasi dan komunikasi dengan cara berbagi ide, berdiskusi, dan berkomunikasi dengan baik dalam kelompok maupun kelas terakhir  meberikan umpan balik yang konsrtuktif kepada siswa , memberikan penguatan positif dan memberikan saran untuk perbaikan. Sedangkan peran siswa dalam proses pembelajaran Kurikulum merdeka adalah aktif dalam pembelajaran, mengembangkan kemampuan metakognisi yaitu pemahaman tentang cara mereka belajar, kolaborasi dan komunikasi, menerapkan keterampilan berfikir kritis , kreatif dan menemukan solusi. 

Kontribusi  Kurikulum Merdeka Terhadap Visi  Indonesia Emas 2045

Kurikulum Merdeka fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan berfikir keritis, kreatifitas, kolaborasi, komunikasi dan pemecahan masalah. Visi Indonesia emas 2045 menekankan pentingnya sumber daya manusia  yang berkualitas dan memilki keterampilan yang relevan. Keterampilan yang mengacu pada pengembangan teknologi.   Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas mereka yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045  menekankan pada inovasi pada masayrakat  Indonesia. Di samping itu juga keterlibatan dan bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam proses pembelajaran. Pada kurikulum Merdeka juga memberikan andil yang besar dalam proses pemebelajaran yang bebasis karakter, tidak hanya berfokus pada aspek akademik saja akan tetapi seperti visi Indonesia emas 2045 menekankan pada pembangunan karakter yang kuat dan memilki nilai-nilai luhur dalam masyarakat. Oleh sebab itu dalam rangka menunjang terselenggaranya Kurikulum Merdeka sesuai visi Indonesia Emas 2045 yang perlu kita lakukan adalah mengupgrade kemampuan pendidik dengan cara mengikuti workshop, pelatihan-pelatihan, lokakarya, seminar, sehingga kedepan nanti dapat meningkatkan kualitas pemahaman pendidik lewat In House Training (IHT), selain itu hikmah yang lain memastikan bahwa pendidik mendapatkan sertifikasi dalam menentukan kelayakan dalam melaksanakan tugas sebagai agen of change (agen perubahan) dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 

Kesimpulan 

Dengan implementasi Kurikulum Merdeka di ruang Kelas,  memilki kaitan yang erat dengan visi Indonesia Emas 2045. Dalam mencapai visi tersebut, Kurikulum Merdeka memberikan kontribusi yang signifikan melalui pengembangan keterampilan abad-21, peningkatan sumber daya manusia, pemberdayaan masyarakat, inovasi dan kreatifitas, serta pemahaman tentang keanekaragaman dan keberlanjutan.

Dengan fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, Kurikulum Merdeka membantu mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan global dan menjadi angkatan kerja yang berkualitas tinggi. Melalui pendekatan yang berpusat pada siswa, Kurikulum Merdeka mendorong pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berfikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah. 

Secara keseluruhan, Kurikulum Merdeka menjadi tonggak kesuksesan Indonesia Emas 2045 di ruang kelas dengan memberikan pendidikan yang relevan, inklusif, dan inovatif. Melalui pendekatan yang holistik, Kurikulum Merdeka membantu mencetak generasi yang berdaya saing, berwasan global, berintegritas, dan siap menghadapi perubahan, yang menjadi landasan untuk mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045.

Wassalam.

Referensi:

  1. Anonim 2022, Kurikulum Merdeka diakses tanggal 28 mei 2023 dari https://chat.openai.com/c/1195e38c-5d50-4890-8b3b-8761ed36fbe6
  2. Anonim 2022, Visi Indonesia Emas 2025 dan Kurikulum Merdeka  diakses tanggal 29 mei 2022
  3. Hardhita R.S, (14 april 2023) Mungkinkah Indonesia menjadi Negara Maju ?. Diakses tanggal 29 Mei 2023 dari  https://guruinovatif.id/artikel/mungkinkah-indonesia-menjadi-negara-maju?username=rizkiseptahardhita
  4. Iriawan, S. B. (2017). Mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045 Melalui Pendidikan Kecakapan Abad Ke-21. Diakses tanggal 28 Mei 2023 Universitas Pendidikan Indonesia. iriawan.sandi@yahoo.co
  5. Jumiati S (26 Oktober 2022) Peran Guru Dalam Kurikulum Merdeka Belajar. diakses tanggal 28 mei 2023 dari https://matabanua.co.id/2022/10/26/peran-guru-dalam-kurikulum-merdeka-belajar/
  6. Media Center Direktorat Sekolah Dasar © 2023. All Rights Reserved , Kurikulum Merdeka. Diakses tanggal 28 Mei 2023 dari https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka
  7. Platform Merdeka Mengajar (PMM) 2023, Diakses tanggal 27 mei 2023
  8. Platform Merdeka Mengajar (PMM) 2023, Diakses tanggal 28 Mei 2023
  9. Sukarinto W: Kurikulum Merdeka dan PBL Relevan dengan Tantangan Riil (07 April 2022, 13:51 WIB) diakses tanggal  (28 mei 2023) dari  https://www.krjogja.com/opini-2/read/241593/kurikulum-merdeka-dan-pbl-relevan-dengan-tantangan-riil
  10. Suryaman M, (21 Oktober 2020 ) Prosding seminar Daring Nasional : Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Diakses tanggal 27 Mei 2023 dari https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba/issue/view/956/

Penyunting: Luqmanul Hakim

MERAH PUTIH
MERAH PUTIH
Berlaku hingga
03 Hari
03 Jam
03 Menit
03 Detik
Pilih Membership

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang "Hidup Kembali" di Kurikulum Merdeka

Oktina Utami

May 21, 2024
3 min
Memahami Literasi Digital Untuk Menuju Terangnya Pendidikan

AGUS SETIAWAN

Aug 15, 2023
2 min
Sebutir Kontribusi Untuk Pendidikan Indonesia
9 min
Jati Diri Pendidikan Nonformal
10 min
PERAN CANVA DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DAN LITERASI DIGITAL SISWA
YouTube sebagai Media Literasi Digital bagi Guru dan Siswa

PUJI ASTUTI

Aug 14, 2023
2 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar