Dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran di kelas, terdapat dua tahapan yang harus dilakukan tenaga pendidik sebelumnya, yakni asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran berdiferensiasi. Tujuannya agar tenaga pendidik memiliki informasi awal mengenai kondisi peserta didik sebelum masuk ke tahapan pembelajaran di kelas.
Kali ini, kami akan membahas alasan mengapa penerapan asesmen awal pembelajaran sangat penting untuk dilakukan oleh guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Simak artikel ini sampai akhir ya.
Apa itu Asesmen Awal Pembelajaran? Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Dr. Iwan Syahril, Ph. D., pernah mengungkapkan ada salah satu tahapan penting sebelum menerapkan Kurikulum Merdeka adalah menggunakan atau menerapkan asesmen awal pembelajaran. Karena dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran, tenaga pendidik akan memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat capaian dan kemampuan yang serupa.
Asesmen awal merupakan proses penilaian untuk mengetahui kemampuan dasar anak hingga kondisi awal anak sebelum merancang suatu pembelajaran. Dengan kata lain, asesmen awal digunakan untuk menentukan skema pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak-anak.
Asesmen Awal menjadi Kunci Siklus Pembelajaran yang Suportif Asesmen awal menjadi langkah yang krusial untuk diterapkan sebelum memulai pembelajaran, karena merepresentasikan siklus belajar. Jika gagal untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar masing-masing peserta didik, maka dapat menyebabkan menjalankan kegiatan belajar yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh peserta didik. Sehingga hasil akhir capaian belajar yang diinginkan tidak dapat diraih serta tidak memberikan manfaat bagi peserta didik.
Baca juga: Memahami Karakter Peserta Didik sebagai Langkah Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas
Siklus belajar yang baik dan menumbuhkan potensi peserta didik akan menempatkan peserta didik di tengah-tengah sistem yang mendukung kebutuhan belajar mereka.
Siklus belajar yang berpusat pada peserta didik/anak Penerapan asesmen awal dimulai dari bertemu dengan peserta didik dan terus berlanjut hingga menghasilkan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Kebutuhan dan dukungan belajar yang lebih lanjut akan diidentifikasi melalui proses peninjauan serta akan diaplikasikan dalam rencana pembelajaran yang akan diperbaharui.
Dampak Asesmen Awal Terhadap Pencapaian Peserta Didik Pelaksanaan asesmen awal akan memberikan beberapa dampak seperti:
Membuat peserta didik menjadi bagian dari budaya belajar yang baik
Mengurangi kecemasan peserta didik
Memberikan informasi kebutuhan belajar masing-masing peserta didik
Oleh karena itu, penting bagi tenaga pendidik untuk mengamati dan mempelajari setiap perilaku, kemampuan atau potensi dari masing-masing peserta didik. Sehingga pembelajaran akan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Tenaga pendidik dapat melakukan asesmen awal dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan atau memberikan pilihan kegiatan yang mereka sukai, seperti bermain balok, pasir, menggambar, dan lain sebagainya. Dalam aktivitas tersebut, tenaga pendidik dapat melakukan pengamatan dengan mendampingi peserta didik bermain sembari mengajukan pertanyaan-pertanyaan pemantik dan motivasi/penguatan. Guru dapat memperoleh data untuk asesmen dari kegiatan tersebut melalui respon/jawaban peserta didik, gestur tubuh, ide atau imajinasi yang disampaikan anak, hasil karya yang dibuat, dan lain sebagainya.
Entry Level Assessment (ELA) sebagai Asesmen Awal yang Unggul Dalam praktiknya, kita harus mengakui bahwa tidak semua tenaga pendidik memiliki waktu yang cukup untuk memerhatikan peserta didik satu per satu bukan?
Oleh karena itu, Guruinovatif.id menghadirkan alat bantu asesmen awal yang dapat digunakan oleh tenaga pendidik, sekolah, hingga dinas pendidikan untuk mendapatkan informasi kebutuhan belajar masing-masing peserta didik secara akurat, mudah, dan cepat. Tak hanya kebutuhan belajar peserta didik, ELA akan memberikan data-data mengenai peserta didik yang akan dikompilasi menjadi satu data profil peserta didik yang meliputi:
Baca juga: Manfaat Menggunakan Asesmen Diagnostik dalam Tahun Ajaran Baru
Perlu diingat, setiap aktivitas dan kegiatan di sekolah perlu bersumber dari hasil kajian dan analisa terhadap kumpulan data yang dimiliki sekolah. ELA menjadi solusi yang dibutuhkan oleh tenaga pendidik dan sekolah dalam menyusun rencana pembelajaran. Sehingga bukan hal yang mustahil untuk mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas tinggi.
Asesmen awal merupakan proses mengoleksi sejumlah informasi substansial mengenai kemampuan masing-masing peserta didik. Asesmen awal menjadi langkah awal untuk mewujudkan layanan pendidikan yang berkualitas tinggi dan inklusif.
Akses asesmen awal Entry Level Assessment (ELA) dari Guruinovatif.id
Referensi: Initial Assessment of Learning and Support Needs and Planning Learning to Meet Needs Konsep Asessmen Awal pada Pendidikan Anak Usia Dini Pentingnya Guru Memahami Kompetensi Murid melalui Asesmen Awal Pembelajaran The Importance of Initial Assessment
Penulis: Eka | Penyunting: Putra