MAKNA LAGU DOLANAN “CUBLAK-CUBLAK SUWENG” - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 28 Agu 2022

MAKNA LAGU DOLANAN “CUBLAK-CUBLAK SUWENG”

Artikel

Cerita Guru

Dra. Sri Suprapti

Kunjungi Profile
40884x
Bagikan

Artikel

MAKNA LAGU DOLANAN “CUBLAK-CUBLAK SUWENG”

Oleh : Sri Suprapti, Guru Bahasa Jawa SMP Negeri 8 Surakarta

 Cublak Cublak Suweng

Cublak cublak suweng.. ( tempat anting)

suwenge ting gelenter.. (antingnya berserakan)

mambu ketundung gudel ..(berbau anak kerbau yang terlepas)

pak empong lera-lere ..(bapak ompong yang menggeleng-gelengkan kepalanya)

sopo ngguyu ndelik–ake ..(siapa yang tertawa dia yang menyembunyikan)

sir-sir pong dhele kopong .. (kedelai kosong tidak ada isinya)

sir sir pong dhele kopong... (kedelai kosong tidak ada isinya)

            Lagu/tembang Cublak Cublak Suweng (tebak-tebak suweng) berasal dari Jawa Timur. Penciptanya adalah Sunan Giri atau Syekh Maulana Ainul Yakin dan dibuat pada 1442 M. Lagu dolanan merupakan salah satu bentuk tradisi lisan yang dilakukan oleh orang Jawa. Tradisi lisan merupakan salah satu kearifan lokal yang mempunyai pelajaran tersembunyi yang selama ini belum dipahami masyarakat luas (Wahyuningsih, 2009:23).

            Indonesia merupakan Negara yang kaya akan nilai budaya. Nilai-nilai tersebut dapat ditemukan pada berbagai macam aspek kebangsaan di negeri ini, salah satunya adalah permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan permainan yang dimainkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Pada umumnya, permainan tradisional dimainkan oleh sekelompok anak, sehingga terciptalah kebersamaan ketika memainkan permainan tersebut. Selain itu, dengan adanya permainan tradisional dapat melatih anak dalam mengembangkan rasa kepedulian diantara sesama (Isnin, 2013).

Perlu diketahui bahwa kebudayaan Indonesia khususnya daerah pulau Jawa memiliki banyak perbendaharaan permainan tradisional yang masih ada dan dilestarikan sampai sekarang yang biasa disebut dolanan anak. Di antara beberapa dolanan anak tersebut, ada dolanan anak yang dimainkan dengan diiringi lirik atau lagu, seperti dolanan Cublak-Cublak Suweng. 

Lirik lagu yang mengiringi dolanan anak Cublak-Cublak Suweng pada umumnya terkesan sangat sederhana. Akan tetapi, jika dilihat lebih mendalam, lirik yang terkandung dalam lagu dolanan Cublak-Cublak Suweng sarat akan makna. Dapat dikatakan bahwa lirik lagu tersebut memperkuat nilai budaya bangsa. Lagu dolanan merupakan salah satu bentuk karya sastra Jawa yang digunakan anak-anak untuk bermain. 

Sedangkan pengertian sastra sendiri adalah karya manusia yang berupa dan refleksi pengarang mengenai kehidupan bermasyarakat. Salah satu hasil karya sastra adalah berwujud lagu/tembang. Dalam karya sastra terdapat ajaran moral. Yang dimaksud ajaran moral adalah nasehat dan amanat mengenai benar-tidaknya sikap manusia dalam kehidupan bermasyarakat (Nurgiyantoro, 2012:320). Lebih lanjut, ajaran berguna untuk manusia yang hidup bermasyarakat dengan cara bertingkah laku dan bersikap baik (Hadiatmaja dan Endah, 2008:56).

Lagu dolanan dirasa memiliki makna estetik, musikal dan kultural. Dari segi musikal, lirik dan iramanya berkaitan dengan perkembangan musikalitas anak. Dari segi kultural lagu dolanan dapat memberikan ajaran kepada anak agar disiplin, menjaga harmoni dengan alam, sesama manusia dan orang tua. Mengajarkan lagu dolanan merupakan alternatif untuk mengatasi modernisasi yang umumnya menjauhkan anak untuk memiliki moral yang baik (Triyono, 2000:12).

Dari berbagai sumber sejarah menyatakan bahwa lirik/lagu  dolanan yang berjudul Cublak-cublak Suweng diciptakan oleh seorang wali songo yaitu Syekh Maulana Ainul Yakin atau biasa dikenal dengan Sunan Giri sekitar tahun 1442 M. Pada masa itu Sunan Giri menyebarkan Agama Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa melalui jalur kebudayaan. Karena itulah Sunan Giri menciptakan lirik Cublak-Cublak Suweng yang akhirnya di jadikan lagu dolanan pengiring permainan tradisional anak-anak. Lagu dolanan memiliki bobot atau porsi yang pas untuk diberikan kepada anak-anak. Tema yang mengiringi kebanyakan adalah Pendidikan, sehingga hal ini cukup menarik untuk dikaji dari sudut pandang Pendidikan.

Lagu/tembang Cublak-Cublak Suweng ini sering dimainkan oleh sekelompok anak perempuan antara 3 orang atau lebih. Cara permainan ini adalah satu orang menunduk dan teman-teman lainnya membuka telapak tangan mereka dan meletakkannya di atas punggung teman yang menunduk tadi. Kemudian beramai-ramai mereka menyanyikan lagu Cublak-Cublak Suweng sampai akhir. Permainan Cublak-Cublak Suweng memiliki makna filosofi yang dalam karena merupakan salah satu media yang digunakan Walisongo dalam dakwah menyebarkan Islam di Nusantara

Berkaitan dengan penafsiran lirik dolanan Cublak Cublak Suweng maka Penulis berusaha mencoba untuk menggali lebih dalam lagi bagaimana arti dan makna tentang nilai-nilai moral yang terkandung di dalam liriklagu/tembang  dolanan Cublak Cublak Suweng sebagai berikut: Kata suweng pada lagu.tembang ini sangat ditekankan, suweng diartikan sebagai; Suwung, Sepi, Sejati atau Harta Abadi. Sedangkan gelenter dalam bahasa Jawa berarti berserakan, karena sesungguhnya harta yang kita cari sudah berserakan dipelosok bumi.

Sedangkan arti dari Gudel adalah istilah yang digunakan masyarakat Jawa sebagai anak kerbau untuk melambangkan orang bodoh. kalimat “mambu ketundhung gudèl” Bermakna bahkan orang bodoh (minim pendidikan) mencari harta duniawi tersebut dengan penuh nafsu ego, tindakan korupsi, jual beli jabatan tujuannya untuk mencari kebahagiaan sesaat. Orang bodoh tersebut seperti orang tua ompong yang sedang kebingungan (Pak empo lera-lere). Meskipun berlimpah harta, namun bukan harta atau kebahagiaan abadi. Mereka kebingungan dan selalu gelisah karena dikuasai oleh keserakahannya sendiri. Sopo ngguyu Ndhelikake diartikan siapa tertawa dia yang menyembunyikan. 

Mengandung pesan bahwa siapa yang bijaksana, merekalah yang menemukan kebahagian abadi yang hakiki. Mereka adalah orang orang yang tersenyum dalam menjalani setiap cerita hidup, walaupun berada hidup tengah-tengah dunia yang penuh keserakahan. Sir (hati nurani/suara hati) pong dhele kopong (kedelai kosong tanpa isi). Maksudnya hati nurani yang kosong. Untuk sampai kepada kebahagiaan abadi harus menghindari dari kecintaan kepada kekayaan duniawi, rendah hati, tidak meremehkan orang lain, serta selalu melatih kepekaan Sir/hati nuraninya.

Makna lirik yang terkandung pada lirik Cublak-Cublak Suweng adalah untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya kembali ke hati nurani yang bersih. Tidak dipengaruhi hawa nafsu. Dengan hati nurani akan lebih mudah menemukan kebahagian, dan tidak tersesat jalan hingga lupa akan akhirat. Dari segi kultural lagu dolanan Cublak-Cublak Suweng dapat memberikan ajaran kepada anak agar tidak menuruti hawa nafsu, menjaga harmoni dengan alam, sesama manusia dan Orang Tua..

Dilihat dari penjelasan di atas dapat dijabarkan bahwa nilai moral yang terkandung dalam lirik lagu dolanan Cublak-Cublak Suweng yaitu: ajaran moral hubungan manusia dengan Tuhan, ajaran moral hubungan manusia dengan manusia, ajaran moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan ajaran moral hubungan manusia dengan alam. Untuk mencapai kebahagiaan yang sejati, harus bisa mengendalikan hawa nafsu.

0

9

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

TCL vs SCL, Bentuk Merdeka Belajar?
2 min
Nulis Bareng dengan Hati
Pentingnya Self-Regulated Learning dan Kecerdasan Emosional Siswa
Slamet yang Selamat
Tetap Aman, Tetap Sehat, Tetap Teguh Dalam Iman
5 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB