Pendidikan adalah awal baru bagi setiap orang untuk meraih kesuksesan. Berbagai jenis pendidikan dan tingkat akan dijalani setiap orang untuk mengembangkan bakatnya. Seperti pendidikan formal, non formal dan informal.
Setiap orang berhak memperoleh Pendidikan tanpa terkecuali anak dengan penyandang disabilitas. Keterbatasan bukanlah suatu penghalang bagi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) untuk memperoleh pendidikan. Saat ini pihak pemerintah juga pihak swasta sangat memperhatikan kebutuhan para ABK. Dengan adanya pendidikan yang diselenggarakan bagi anak ABK menciptakan anak-anak yang berkarakter dan bermartabat.
Era 4.0 merupakan zaman yang sangat berhubungan dengan teknologi. Jika berbicara tentang teknologi, tentunya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Selama peradaban manusia masih ada, teknologi akan terus menjadi hal terpenting dalam kehidupan.
Hal yang menjadi trend dan ramai diperbincangkan saat ini adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang mana merupakan salah satu hal terpenting di abad ini. Tidak dapat dipungkiri kalau TIK tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari anak kecil hingga orang tua, pedagang kecil hingga pengusaha besar, baik disadari maupun tidak sudah begitu tergantung pada TIK.
TIK berkembang dengan sangat pesat hingga sekarang. Saat ini, jarak dan waktu seakan tidak lagi menjadi halangan dalam berkomunikasi. Orang yang berada di pulau yang berbeda bahkan negara yang berbeda kini sudah mampu melakukan komunikasi bahkan mampu ditampilkan secara visual.
Melihat apa yang terjadi saat ini, dapat dibayangkan apa yang mungkin dapat terjadi di masa depan. Jauhnya jarak tidak lagi akan terasa. Kelak komunikasi jarak jauh akan dilakukan dengan hologram tiga dimensi yang begitu nyata. Tentunya kemajuan teknologi ini akan berpengaruh di dunia Pendidikan. Misalnya dalam hal literasi di sekolah. Kemajuan teknologi bisa dimanfaatkan oleh guru dalam pengembangan literasi. Mereka yang kreatif dan inovatif akan mampu mengembangkan dunia literasi menjadi hal yang menyenangkan bagi peserta didik. Baik di sekolah regular , sekolah inklusi maupun di sekolah khusus/ Sekolah Luar Biasa (SLB).
Saat ini kurikulum merdeka yang sudah mulai terlaksana di sekolah menjadikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Di Dalam kurikulum Merdeka terdapat Penguatan profil pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Jadi untuk program literasi di sekolah dikaitkan dengan penguatan profil pelajar Pancasila.
Kegunaan Profil Pelajar Pancasila adalah Menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan Pendidikan. Menjadi kompas bagi pendidik dan pelajar Indonesia. Tujuan akhir segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan Pendidikan.
Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi dan beberapa elemen di dalamnya, antaralain:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Pancasila mengimani dan mengamalkan nilai dan ajaran agama/kepercayaannya. Hal ini diwujudkan dalam akhlak yang baik pada diri sendiri, sesama manusia, alam, dan negara Indonesia (nasionalisme).
a. Akhlak beragama
b. Akhlak Pribadi
c. Akhlak Kepada Manusia
d. Akhlak Kepada Alam
e. Akhlak Bernegara
2. Berkebinekaan global
Pelajar Pancasila mengenal dan mencintai budaya dan negaranya (nasionalisme), menghargai budaya lain, serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi antar budaya. Mereka juga melakukan refleksi terhadap pengalaman kebhinekaannya, sehingga dapat menyelaraskan perbedaan budaya untuk mewujudkan masyarakat inklusif, adil, dan berkelanjutan.
a. Mengenal dan Menghargai Budaya
b. Komunikasi dan Interaksi Antar Budaya
c. Refleksi dan Bertanggung Jawab Terhadap Pengalaman Kebhinekaan
d. Berkeadilan Sosial
3. Mandiri
Pelajar Pancasila memiliki pemahaman terhadap diri dan situasi yang dihadapi, serta regulasi diri untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
a. Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
b. Regulasi Diri
4. Bergotong royong
Pelajar Pancasila melakukan kolaborasi yang dibangun atas dasar kemanusiaan dan kepedulian kepada bangsa dan negara, sehingga dapat berbagi kepada sesama.
a. Kolaborasi
b. Kepedulian
c. Berbagi
5. Bernalar kritis
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis menganalisa dan mengevaluasi semua informasi maupun gagasan yang diperoleh dengan baik. Mereka juga mampu mengevaluasi dan merefleksi penalaran dan pemikirannya sendiri.
a. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
b. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya
c. Refleksi pemikiran dan proses berpikir
6. Kreatif
Pelajar Pancasila yang kreatif adalah pelajar yang bisa menghasilkan gagasan, karya, dan tindakan yang orisinal. Mereka juga memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.
a. Menghasilkan gagasan yang orisinal
b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
c. Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
Sesuai dengan tujuan dari kurikulum merdeka yakni Pendidikan yang berpusat pada peserta didik. Pendidikan yang berpihak kepada peserta didik adalah pendidikan yang memfasilitasi kebutuhan peserta didik dimana peserta didik terdiri dari berbagai latar belakang karakteristik yang sehingga guru memihak kepada peserta didik agar peserta didik bebas menentukan pembelajaran yang diinginkan namun tetap sejalan dengan tujuan pembelajaran nasional dan capaian pembelajaran yang telah ditentukan .
SLB-A Karya Murni Medan yang merupakan salah satu sekolah penggerak memulai mendalami penguatan profil pelajar Pancasila. Sehingga program literasi di sekolah dikembangkan berdasarkan dimensi dan elemen yang terdapat dalam profil pelajar Pancasila.
Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, peserta didik akan lebih senang mengikuti program literasi. Peserta didik akan bebas memilih media pembelajarannya. Bebas dalam arti sesuai dengan minat setiap peserta didik. Dengan pengawasan dan tuntunan guru. Guru di sini menjadi penuntun dan sebagai fasilitator.
Merdeka belajar tentunya menciptakan rasa nyaman tersendiri bagi peserta didik. Tidak ada hambatan bagi peserta didik untuk melakukan literasi sesuai dengan target guru. Namun, peserta didik akan lebih berani dan kreatif dalam memilih pelajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
SLB-A Karya Murni Medan sebagai Lembaga Pendidikan mendukung program literasi sekolah. Di sini peserta didik akan dilatih untuk mandiri dan kreatif. Keterbatasan yang dimiliki oleh peserta didik bukanlah suatu penghalang bagi mereka untuk berkarya.
Sekolah akan memfasilitasi sarana dan prasarana penunjang bagi peserta didik. Misalnya laptop dan komputer. Agar peserta didik yang memiliki keterbatasan penglihatan bisa menggunakannya, sekolah akan menginstal aplikasi tambahan seperti Screen Reader (Pembaca Layar). Aplikasi ini bisa berupa JAWs dan NVDA.
Dengan adanya aplikasi ini terinstal di laptop atau komputer, peserta didik akan lebih mudah menggunakannya. Tentunya mereka akan lebih tertarik menggunakan laptop ataupun komputer. Peserta didik tentunya tertantang untuk lebih memahami manfaat teknologi dalam dunia pendidikan.
Saya seorang guru di samping mampu untuk mengajar, saya juga mampu mengoperasikan laptop dan juga mengikuti kemajuan teknologi. Misalnya penggunaan laptop saat mengajar, menyusun modul atau RPP ajar. Saya juga mampu menyajikan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang sudah ada.
Contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, atau gerakan yang bisa saya lakukan adalah gerakan literasi. Saya memiliki kemampuan untuk menulis puisi dan cerita. Dengan bakat yang saya miliki tentunya dapat membantu peserta didik dalam literasi.
Saya mencoba untuk mencetak hasil karangan saya yang berupa puisi atau cerita. ketika peserta didik sedang melakukan literasi mereka bisa menggunakan buku hasil karya saya sendiri. Saya masih berusaha untuk menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai menulis/literasi dengan mengikuti beragam webinar/workshop yang berkaitan dengan literasi.
Dukungan yang saya berikan kepada peserta didik yang memiliki bakat dalam bidang sastra adalah memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan bakatnya. Selain itu, saya memotivasi mereka bahwa mereka bisa dan mampu.
Tentunya bukanlah mudah mendidik anak yang berkebutuhan khusus netra. Di samping sabar dalam mendidik, saya harus memiliki skill atau kemampuan untuk mendidik anak-anak berkebutuhan khusus netra. saya sering menggunakan Media Sosial untuk mengasah kemampuan saya. Misalnya mengikuti pelatihan Guru, mengikuti olimpiade dan mengikuti bimtek.
Dalam kesempatan ini, saya sebagai pendidik yang berkomitmen untuk mengembangkan program literasi berbasis konten digital. Bekerja sama dengan sekolah untuk memanfaatkan IT dalam program literasi. Sebelumnya, saya tentunya harus mengikuti pelatihan In House Training yang diselenggarakan beberapa lembaga pendidikan baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta. Dari hasil pelatihan ini tentunya menambahkan wawasan saya dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan minat baca peserta didik. Misalnya menuliskan puisi sederhana setiap hari di facebook. Melengkapi pantun yang masih rampung. Ataupun melanjutkan cerpen yang belum lengkap.
Setiap peserta didik akan memilih jenis tulisan apa yang mereka sukai. Apakah mereka memilih puisi, pantun cerpen ataupun memilih semuanya. Di sini peserta didik tidak dipaksakan untuk mempelajari semuanya. Namun sesuai dengan bakat dan minatnya.
Saya juga berencana untuk memanfaatkan google site sebagai tempat literasi bagi peserta didik dalam bentuk portofolio. Di platform ini saya akan Menyusun berbagai menu tempat peserta didik untuk menulis sesuai dengan bakat dan minatnya. Selain bermanfaat sebagai tempat menulis, peserta didik akan diajak untuk membaca dan memberi komentar atas karya temannya.
Transformasi literasi dalam konteks merdeka belajar mengajak peserta didik untuk percaya diri memanfaatkan perkembangan IT. Tentunya sekolah akan memfasilitasi peserta didik dengan laptop yang sudah dilengkapi dengan pembaca layar.
Sangat menarik tentunya jika literasi sekolah tidak dibatasi dengan target dari sekolah tersebut. Namun jika kepada peserta didik diberikan kebebasan dalam berkarya.
Dengan demikian, hasil dari literasi ini bukan hanya menciptakan peserta didik yang hanya mampu membaca, menulis, bercerita, ataupun menciptakan karya. Namun, akan menghasilkan peserta didik yang berakhlak mulia, berkarakter, mandiri, kreatif dan mampu bekerja sama dengan teman dan juga dengan guru.
Referensi:
https://guru.kemdikbud.go.id/kurikulum/referensi-penerapan/profil-pelajar-pancasila/fase-a/
Tingkatkan kemampuan dan kreativitas menulis Anda melalui Lomba Artikel Season 4 GuruInovatif.id x Kompas.id . GRATIS! Dapatkah hadiah JUTAAN rupiah dan beasiswa literasi digital Kompas.id.
Penyunting: Putra