Profesi guru bukan hanya persoalan mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa (transfer of knowledge). Lebih dari itu, guru mempunyai tanggung jawab besar dalam membimbing dan mendukung perkembangan peserta didik. Meski memiliki dimensi mulia, profesi guru seringkali menghadapi tantangan yang dapat memengaruhi kesehatan mental. Kondisi ini tentu berpengaruh pada kualitas pembelajaran saat di kelas.
Misalnya saja, jika guru memiliki kesehatan mental yang baik maka cenderung lebih efektif dalam mengajar. Guru tersebut mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif, mendukung perkembangan siswa dan memberikan bimbingan yang baik. Sebaliknya, kesehatan mental yang buruk berdampak pada situasi belajar di kelas akan tidak nyaman dan kreatifitas guru terhambat, sehingga guru tidak bisa memberikan ilmu yang terbaik untuk siswa.
Maka, sebagai seorang guru diperlukan keseimbangan dan konsistensi mental yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus terampil dalam mengelola masalah dalam dirinya. Dalam koteks ini guru perlu secara rutin merenung dan mengidentifikasi perasaan, stress atau ketegangan yang mungkin muncul dalam dirinya. Dengan mengetahui posisi emosional dirinya, maka hal ini sebagai langkah preventif sebelum muncul masalah mental yang lebih serius.
Selain aspek psikis yang harus dijaga, guru juga dituntut untuk menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya, maka tidak ada salahnya jika guru selalu melibatkan diri dalam refleksi positif dan merayakan pencapaian yang telah dilakukan. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja. Tindakan semacam ini menjadi sangat penting, pasalnya, dalam beberapa kasus, proses pembelajaran tidak berkembang karena rendahnya motivasi dan mengabaikan refleksi dalam setiap proses.
Dalam ranah eksternal, menjadi sebuah keniscayaan bagi guru untuk menjalin relasi dan dukungan sosial. Guru harus mampu membangun jaringan dari rekan kerja, teman dan keluarga, sehingga guru tidak merasa berjuang sendiri dalam menajalankan profesinya. Dengan adanya jaringan yang kuat, maka segala persoalan yang berat akan terasa lebih ringan dan cepat dalam penyelesaianya.
Menjaga konsistensi mental guru adalah investasi penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan produktif. Dengan menerapkan cara-cara tersebut guru dapat tetap produktif dalam peranannya sebagai pendidik, memberikan dampak positif bagi siswa, dan tentu mengalami keberlanjutan karir yang sehat secara mental. Kesadaran diri dan tindakan proaktif merupakan kunci kesehatan mental yang optimal dalam dunia pendidikan (Arief Hanafi)
Penyunting: Putra