"Guruku inspirasi kesehatan mentalku".
Begitulah kalimat yang tertanam dalam diri ini tentang kesehatan mental guru bersama sajadah basahnya.
Pagi itu ayam jago telah berkokok, terdengar suara merdu yang aku kenali, suara adzan subuh menggelegar berkumandang, waktunya hari berganti pagi. Langkah demi langkah kakiku menuju masjid, sesampainya di serambi, suara sapaan lirih terdengar sampai kedalam hatiku, "assalamu'alaikum, selamat dan semangat pagi nak..," dengan tatapan penuh semangat, memakai baju koko berwarna putih dengan sajadah basah di atas pundaknya.
Begitulah kejadiannya, guruku telah selesai mengumandangkan adzan, lalu menghampiriku dengan senyum dan sapa santunnya hingga terasa damai di hati.
Pagi itu sholat subuh telah terlaksana, senyuman dan sapaan guruku ikut menyertai semangatku mengawali aktifitas di hari itu.
Mentari pagi telah muncul, waktunya aku bersiap berangkat ke sekolah.
Pukul 06.30 WIB tepat, tibalah aku di sekolah. Dari kedekatan, seorang yang menjadi teladan dan isnpirasiku kembali aku temui, dengan gagah dia berdiri, nampak menawan gerakan tangan mengayun, menyapa, menyambut siswa siswi.
Guruku sudah datang lebih awal dariku di sekolah.
"Assalamu'alaikum, selamat dan semangat pagi nak.."
Itulah kalimat yang sering terucapkan pada pagi hari di sekolah dari seorang yang menjadi teladan dan inspirasiku.
Guruku telah mengajari dan mendidikku dengan sepenuh hati.
Guruku mengajari tentang titik yang menjadi garis, garis yang menjadi bidang, bidang yang menjadi bentuk.
Guruku mengajari tentang huruf, huruf yang menjadi deretan kata, kata yang tersusun menjadi kalimat.
Guruku mengajari tentang angka, angka yang bercampur dengan simbol, angka dan simbol yang tergabung dengan rumus, sebagai bekal diriku menghadapi dan meraih kesuksesan pada masa depan.
Terimakasih guruku.
Engkau telah tulus mendidik dan mengajariku. Engkau telah menjadi pribadi yang kuat, hebat, tangguh, ideal, selalu semangat, pribadi yang patut diteladani, mengispirasi yang aku kenali.
Tidak pernah nampak sedikitpun beban hidup dan keluh kesahmu aku temui dalam peranmu mencerdaskan kehidupan bangsa, negara dan mencerahkan dunia.
Engkau telah berhasil guruku, murid-muridmu yang dulu pernah belajar darimu, sekarang banyak yang meraih kesuksesan, ada yang menjadi pemimpin bangsa, ada yang menjadi pengusaha, dan pedagang besar, petani maju dan seorang sukses lainnya.
Anak didikmu yang dulu sering engkau temui di serambi masjid, yang dulu pernah melihat sajadah basahmu pada waktu subuh, sekarang telah meraih cita-citanya menjadi seorang guru yang menyadari tentang sajadah basah itu, sajadah basah yang seakan menyimpan dan merahasiakan sesuatu.
Ya, sajadah basah yang biasa saja, hanya sajadah basah yang sudah biasa basah, bukan bekas luka ataupun duka pada setiap malam berganti pagi, bukan juga sesuatu yang menjadikan patahnya semangat dan pupusnya cita-cita seorang guru teladan sukses yang menginspirasi.
Penyunting: Putra