âBangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.â
Ucapan di atas disampaikan oleh presiden Soekarno pada peringatan hari pahlawan, 10 November 1961. Pesan yang abadi dalam ingatan kita untuk tidak melupakan jasa-jasa para pahlawan. Namun, muncul pertanyaan dalam pikiran kita, apa yang dimaksud pahlawan? Sudahkah kita menghayati nilai-nilai di balik hari pahlawan? Siapa yang layak disematkan dengan gelar pahlawan?
Apa itu Pahlawan? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),kata âpahlawanâ diartikan sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani; hero. Lebih mendalam, tesaurus bahasa Indonesia memasukkan kata pahlawan yang memiliki persamaan makna dengan âpatriotâ yang juga memuat kata pejuang, pembebas, pembela, penggagas, penyelamat, dan perwira. Oleh karena itu, pahlawan dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki semangat, keberanian, dan dan tekad rela berkorban untuk dapat terbebas dari segala bentuk penjajahan.
Sebagai bentuk penyematan tanda terima kasih bangsa Indonesia terhadap jasa pahlawan, setiap tanggal 10 November diperingati sebagai hari pahlawan. Sejarah panjang telah dilewati bangsa ini untuk merdeka. Setidaknya pada 77 tahun yang lalu di Surabaya, sekelompok pejuang kemerdekaan bertempur dengan gagah berani melawan penjajah. Keterbatasan senjata, logistik, dan lain sebagainya tidak mengurangi semangat bangsa Indonesia demi satu kata âMERDEKA! â
Saat ini, bangsa Indonesia telah bebas dari belenggu-belenggu penjajahan. Namun, semangat kemerdekaan harus selalu terjaga, salah satunya merdeka secara intelektual. Kata intelektual mengarah kepada pengertian yaitu seseorang yang cerdas; berakal; dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Artinya, merdeka secara intelektual adalah perwujudan lahirnya seorang anak bangsa yang matang cara berpikirnya, cerdas dalam pengambilan keputusan, dan memiliki inovasi untuk memajukan bangsa ini. Sebagai salah satu upaya untuk menciptakan anak bangsa yang intelektual dan berkualitas adalah dengan meningkatkan kualitas di dunia pendidikan. Peningkatan tersebut tidak hanya berhenti pada perancangan kurikulum tetapi juga berkaitan dengan peningkatan kualitas tenaga pendidik, fasilitas penunjang, dan perencanaan keberlanjutan. Hal ini sesuai dengan salah satu harapan terbesar bangsa Indonesia saat ini yaitu Menuju Indonesia Emas 2045.
Pahlawanku Teladanku Pada tanggal 2 November 2022, Kemensos melalui lamannya merilis tema hari pahlawan tahun 2022. Tema yang diangkat pada tahun ini bertajuk âPahlawanku Teladankuâ. Ada harapan besar bahwa perjuangan, kisah, dan keberanian para pahlawan terdahulu dapat dijadikan panduan, teladan bagi masyarakat saat ini. Hari pahlawan diharapkan bukan hanya sebagai acara seremonial tetapi lebih daripada itu, perihal bagaimana nilai-nilai kepahlawanan dapat diterapkan oleh generasi saat ini. Selain itu, memperingati hari pahlawan juga berarti menghormati perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan eksistensi bangsa. Masyarakat akan teringat kembali pada nilai-nilai luhur, perjuangan, dan pengorbanan pejuang bangsa. Semangat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dengan berlandaskan nilai-nilai kepahlawanan dan pancasila dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari sudut pandang yang lebih mendalam, ada relasi yang erat antara tema âPahlawanku Teladankuâ dengan salah satu semboyan Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara. Dalam dunia pendidikan, kita mengenal tiga slogan penting yang berbunyi âIng Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayaniâ . Ketiga slogan tersebut memiliki pemaknaan filosofis masing-masing. Pada bagian ini, Bapak/Ibu akan melihat relasi yang erat antara slogan Ing Ngarsa Sung Tuladha yang berarti di depan memberi teladan dengan profesi guru. Seorang guru adalah teladan bagi murid-muridnya. Apabila gurunya baik maka baik juga muridnya. Tetapi, apakah guru dapat disebut sebagai pahlawan?
Logo Hari Pahlawan (Sumber: Kemensos.go.id) Guru, Pahlawan, dan Kemuliaan Pendidikan adalah cara terbaik untuk memperkuat kualitas anak bangsa. Kemampuan dalam berpikir, mengelola ide, dan menerapkan nilai-nilai pancasila akan berdampak pada terciptanya bangsa yang berkualitas. Kualitas yang dimaksud bukan hanya menyoal kemampuan akademik atau non-akademik, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal yang lebih filosofis seperti sikap dan moral. Satu-satunya pintu gerbang agar harapan-harapan tersebut dapat tercapai adalah melalui tutur seorang guru.
Pengabdian Guru dalam Pendidikan (Sumber: Canva) Menjadi guru berarti menjadi seorang pengabdi. Seorang guru merelakan dirinya agar tercipta anak bangsa yang terbebas dari sikap-sikap terjajah. Ia mengemban tugas mulia yaitu, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Selain itu, seorang guru juga harus bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya. Ia harus bertutur, berperilaku, dan bersikap baik agar tercipta murid yang baik. Oleh karena itu, menjadi seorang guru adalah pekerjaan mulia. Guru adalah pahlawan yang jasa-jasanya abadi, kata-katanya menumbuhkan dan membesarkan jiwa-jiwa anak bangsa agar kelak dapat bermanfaat bagi kemajuan Indonesia.
Sebagai penghargaan terhadap guru di hari pahlawan, tulisan ini ditutup dengan kutipan hymne guru berikut ini,
â⦠Terpujilah wahai ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasaâ
Selamat hari pahlawan untuk semua guru di Indonesia, jasamu abadi dalam sanubari.