GI Academy #53 | Membangun Kelas Berarti: Integrasi Deep Learning dan SEL dalam Pembelajaran - Guruinovatif.id

Diterbitkan 14 Jul 2025

GI Academy #53 | Membangun Kelas Berarti: Integrasi Deep Learning dan SEL dalam Pembelajaran

Guru Inovatif Academy kembali diselenggarakan oleh GuruInovatif.id pada tanggal 11-12 Juli 2025 yang lalu. Workshop nasional ke-53 ini membahas topik “Membangun Kelas Berarti: Integrasi Deep Learning dan SEL dalam Pembelajaran” yang dibawakan oleh Sartika Ratna Juwita dari trainer GuruInovatif.id.

Pelatihan Guru

Event Guru Inovatif

Kunjungi Profile
50x
Bagikan

[Yogyakarta, 11-12 Juli 2025] GuruInovatif.id menyelenggarakan workshop nasional bersertifikat Guru Inovatif Academy ke-53 yang membahas mengenai topik “Membangun Kelas Berarti: Integrasi Deep Learning dan SEL dalam Pembelajaran” bersama Sartika Ratna Juwita.

Sartika memberikan kilas balik mengenai bagaimana mengintegrasikan pendekatan deep learning yang bermakna dengan pembelajaran sosial emosional atau **SEL (Social Emotional Learning) guna menciptakan ruang belajar yang tidak hanya berorientasi pada hasil akademik, tetapi juga mendukung kesehatan mental dan perkembangan karakter siswa.

Memahami Esensi Deep Learning dalam Pembelajaran

Kemudian Sartika mengajak peserta untuk memahami kembali makna deep learning, yaitu pendekatan pembelajaran mendalam yang berfokus pada proses, bukan sekadar hasil. Tujuan utamanya adalah membantu siswa benar-benar memaknai apa yang mereka pelajari dan menumbuhkan rasa ingin tahu serta kebutuhan belajar yang otentik dari dalam diri siswa.

Ketika pembelajaran diarahkan secara mendalam, siswa tidak hanya memahami materi pelajaran, tetapi juga membangun keterkaitan antara pengetahuan, pengalaman, dan konteks kehidupannya. Inilah yang menjadi fondasi dalam menciptakan kelas yang bermakna

Student Wellbeing sebagai Pilar Kelas yang Berarti

Mengapa student wellbeing penting dalam pembelajaran? Sartika menjelaskan bahwa kesejahteraan siswa (student wellbeing) menjadi dasar kuat untuk membentuk lingkungan belajar yang positif dan produktif. Dalam sesi ini, peserta diajak memahami definisi student wellbeing dari berbagai perspektif ilmiah, diantaranya:

1. Holve-Sabel (2014)

Wellbeing berkaitan dengan persepsi positif siswa terhadap pengalaman belajar, pertemanan, dan hubungan dengan guru.

2. Noble & McGrath (2015)

Menekankan bahwa wellbeing adalah kondisi optimal yang ditandai dengan perilaku positif, hubungan guru dan siswa yang sehat, kepuasan belajar, serta ketahanan diri.

3. Anderson & Graham (2016)

Melihat wellbeing sebagai kondisi ketika siswa merasa dihargai, diperhatikan, dan memiliki kebebasan untuk menyampaikan pendapat.

Dari ketiga pandangan tersebut, Sartika menyimpukan bahwa student wellbeing adalah kondisi optimal siswa yang ditopang oleh hubungan yang positif, lingkungan belajar yang suportif, dan keterlibatan aktif dalam proses belajar. Ketika hal ini tercapai, siswa akan lebih siap untuk mengalami pembelajaran yang bermakna.

Baca juga:
Asesmen Awal Pembelajaran sebagai Langkah Krusial dalam Mewujudkan Pendidikan Berkualitas Tinggi

Apa itu Social Emotional Learning (SEL)?

Selanjutnya Sartika menjelaskan bahwa SEL adalah seperangkat keterampilan sosial dan emosional yang dapat diajarkan secara sistematis kepada anak dan remaja. Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk:

  • Mengenali dan mengelola emosi diri
  • Menunjukkan empati
  • Menetapkan dan mencapai tujuan positif
  • Membangun hubungan sehat, dan
  • Mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

SEL bukan hanya pendekatan komplementer, melainkan bisa menjadi kerangka utama dalam menumbuhkan student wellbeing. Ketika SEL diintegrasikan dalam perencanaan pembelajaran, Bapak/Ibu guru bisa menyusun strategi yang terukur, mengamati prosesnya, dan mengevaluasi hasil pembelajaran secara menyeluruh baik dari sisi kognitif maupun sosial-emosional.

Framework CASEL: 5 Kompetensi Inti dalam SEL

Berdasarkan Collaborative for Academic and Social Emotional Learning (CASEL), ada lima kompetensi utama dalam SEL yang bisa Bapak/Ibu guru ajarkan di kelas:

1. Self-awareness

Mengenali emosi diri dan nilai pribadi, serta menyadari kekuatan dan keterbatasan diri sendiri.

2. Self-management

Mengatur emosi dan perilaku, serta menetapkan tujuan pribadi dan belajar untuk mencapainya.

3. Social awareness

Mampu memahami perasaan orang lain dan menunjukkan empati serta respek terhadap perspektif yang berbeda.

4. Relationship skills

Membangun dan memelihara hubungan positif, bekerja sama, serta mengelola konflik secara konstruktif.

5. Responsible decision-making

Mengambil keputusan yang etis, konstruktif, dan mempertimbangkan kesejahteraan diri sendiri serta orang lain.

YuYg7Np4lqoCKu9F8ETzYL0o5ARG5Pb4qLJAkl15.jpg

Dampak Positif Student Wellbeing

Integrasi SEL dalam kelas bukan hanya berdampak pada suasana belajar yang positif, tetapi juga memberikan pengaruh nyata terhadap performa akademik dan perkembangan sosial siswa.

Dampak akademik:

  • Meningkatkan prestasi belajar
  • Meningkatkan kehadiran dan keterlibatan siswa

Dampak non-akademik:

  • Meningkatkan keterampilan sosial dan emosional
  • Menekan masalah perilaku di kelas
  • Meningkatkan kesehatan mental siswa secara keseluruhan

Keterkaitan Antara Deep Learning dan SEL

Sartika menekankan bahwa dialog merupakan salah satu kunci utama dalam membangun pembelajaran yang mendalam. Dalam kelas yang mengintegrasikan deep learning dan SEL:

  • Guru memfasilitasi ruang refleksi dan percakapan terbuka.
  • Siswa saling berbagi perspektif, menghubungkan pengetahuan, dan membentuk makna baru.
  • Kelima kompetensi SEL saling terkait dan membentuk proses belajar yang lebih humanis dan kontekstual.

Baca juga:
Mengenal Konsep School Well-being: Pendidikan yang Melampaui Batas Akademik

Strategi Perencanaan Pembelajaran Integratif: Deep Learning dengan SEL

Agar pembelajaran bermakna dan mendukung wellbeing siswa, berikut adalah beberapa strategi perencanaan yang bisa Bapak/Ibu guru terapkan menurut Sartika, diantaranya;

1. Pahami profil siswa

Termasuk gaya belajar, latar belakang keluarga, dan karakter sosial-emosional.

2. Tentukan tujuan pembelajaran

Baik dari aspek akademik (sesuai kurikulum) maupun sosial-emosional (berdasarkan 5 kompetensi CASEL).

3. Rancang asesmen yang tepat

Gunakan portofolio atau instrumen lain untuk mengamati capaian siswa dan mengevaluasi efektivitas pembelajaran.

4. Pilih strategi pembelajaran yang sesuai

Sesuaikan dengan profil siswa, konteks kelas, dan tujuan pembelajaran.

5. Siapkan sumber belajar yang mendukung

Pilih media atau bahan ajar yang relevan dan dapat menguatkan proses belajar mendalam serta perkembangan sosial-emosional.

Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, Bapak/Ibu guru dapat mulai merancang pembelajaran yang tidak hanya bermakna secara akademik, tetapi juga mendukung perkembangan sosial-emosional siswa secara holistik.

Simak penjelasan lebih lengkap mengenai tema “Membangun Kelas Berarti: Integrasi Deep Learning dan SEL dalam Pembelajaran” dalam tayangan ulang workshop nasional berikut ini!

Tertarik dengan materi-materi yang serupa? Yuk, bergabung menjadi membership GuruInovatif.id untuk mendapatkan berbagai akses materi pengembangan kompetensi guru lainnya.

Membership guruinovatif.id

Akses semua event GuruInovatif.id


Penulis: Faqih | Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

GI Class #93 | Mapping Minat dan Bakat Siswa: Jembatan Anak Raih Kesuksesan
2 min
Pilihan Tema In House Training bersama Guru Inovatif
1 min
GI Class #117 | Pembelajaran Sosial Emosional di Era Society 5.0
2 min
Sekolah Juara: Inovasi, Inspirasi, dan Apresiasi pada Insan Pembangun Negeri
2 min
GI Class # 119 | Class Management: Menyiapkan Sesi Diskusi Interaktif
4 min
GI Academy #38 | Optimalisasi Keterampilan 4C Guru dan Siswa dalam IKM
2 min
Komunitas