Bangun Generasi Emas 2045 Mulai Golden Age - Guruinovatif.id

Diterbitkan 20 Sep 2024

Bangun Generasi Emas 2045 Mulai Golden Age

Pendidikan karaker yang baik sekarang ini akan berbuah manis untuk ke depannya. Penguatan relevansi antara karakter dan digitalisasi dalam pendidikan nantinya akan menjadikan generasi emas bangsa Indonesia mampu bertransformasi secara digital namun tetap mengedepankan budaya Indonesia.

Dunia Pendidikan

Hasan Ismail, S. Pd

Kunjungi Profile
56x
Bagikan

Tahun 2045 akan menjadi salah satu tahun bersejarah bagi bangsa Indonesia. Karena pada tahun tersebut Indonesia genap berusia 100 tahun sejak mendeklarasikan kemerdekaan. Inilah alasan munculnya visi mempersiapkan generasi masa depan Indonesia. Generasi masa depan Indonesia atau yang sering kali kita dengan sebagai generasi emas 2045 merupakan salah satu fondasi utama dari upaya membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan bermartabat. Indonesia emas 2045 juga merupakan impian besar bangsa Indonesia. Impian tersebut muncul dari sebuah wacana dan gagasan guna mempersiapkan para generasi muda Indonesia menjadi insan yang unggul, berkompeten, dan berdaya saing tinggi. Meskipun masih membutuhkan waktu sekitar 20 tahunan menuju tahun 2045, akan tetapi sudah banyak rancangan dan kegiatan yang tujuannya untuk menggugah, mendorong dan menginspirasi generasi muda agar lebih semangat belajar dan berkarya dalam berbagai bidang.

Guna mewujudkan generasi unggul, berkompeten, dan berdaya saing tinggi para pemuda juga perlu dibekali dengan pendidikan karekter. Unggul dalam berbagai bidang pengetahuan saja tidaklah cukup karena membutuhkan sisi yang mengimbanginya yakni, karakter. Benar adanya, seiring berjalannya waktu banyak sekali penemuan-penemuan baru yang mutakhir. Dari penemuan-penemuan tersebut terciptalah para ahli-ahli yang mempu menguasai berbagai bidang keilmuan. Akan tetapi, dari sekian banyaknya ahli-ahli ilmu pengetahuan tersebut tidak banyak ahli dalam bidang pengetahuan diimbangi dengan karakater yang unggul. 

Karakter unggul merupakan cerminan kualitas seseorang yang bisa juga dijadikan sebagai standar moralnya. Karakter unggul memiliki nilai tersirat dari seseorang dari cara bersosialisasi, berkomunikasi, dan berinteraksi. Karakter unggul juga mengedepankan nilai religius, nasionalis, memiliki etos kerja, mampu bergotong royong dan berintegritas. Karakter unggul yang diharapkan nanti adalah generasi yang memiliki kecerdasan dan karakter yang baik di dalam dirinya, selalu berdampak positif bagi diri sendiri, sesama dan di lingkungan sekitar. Sehingga perlunya usaha sejak dini untuk membiasakannya.

Masa depan bangsa Indonesia nantinya akan menjadi milik dari generasi muda. Maka dari itu, perlu adanya kesungguhan dari generasi tua untuk mempersiapkan generasi muda. Salah satu yang bisa dimulai sejak dini persiapan tersebut adalah menjaga golden age anak. Periode emas atau golden age adalah tahan pertumbuhan dan perkembangan paling penting pada masa awal kehidupan anak. Golden age meliputi 1.000 hari pertama kehidupan anak yang dihitung dari masa dalam kandungan sampai dengan anak mencapai 2 tahun. 

Menjaga golden age sama saja menjaga masa depan generasi muda. Menjaga golden age anak ini penting karena pada masa ini anak bisa menyerap ilmu dengan cepat dan penting dan ini sangat berguna untuk membentuk karakter pada anak. Anak akan mudah dibentuk karakternya pada masa ini. Perhatian khusus dari generasi tua kepada generasi muda pada masa golden age perlu dilakukan secara intens dan berkala karena otak anak bertumbuh secara maksimal. Bukan hanya itu saja pada masa golden age anak juga mengalami pertumbuhan fisik yang akan berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak, pembentukan pola perilaku, sikap dan ekspresi emosi.

Seorang ahli psikoanalisis, Sigmund Freud mengemukakan bahwa golden age bagi tumbuh kembang anak adalah usia di bawah lima tahun. Hal ini karena dalam usia tersebut adalah masa perkembangan pesat bagi seorang anak. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan demi mencapai pribadi yang berkarakter unggul. Peran ini bisa dimunculkan dalam bentuk pola asuh kepada anak. Orang tua perlu mengetahui tahapan dalam masa golden age sehingga paham apa yang bisa dilakukan pada masing-masing fase. Freud mengemukakan golden age pada psikoseksual anak menjadi 5 tahap. Yakin tahap oral, anal, phalik, laten dan genital. 

Pada dua tahap awal psikoanalisis ini akan sangat berpengaruh pada karakter anak. Yakni tahap oral dan tahap anal. Tahap oral (usia 0 sampai 1 tahun), pada tahap ini bayi mendapatkan kesenanangan dari mulut. Selain didapatkan dari proses menyusui, bayi biasanya akan memasukkan benda ke dalam mulutnya. Orang tua perlu mengetahui ini karena sumber kesenangan utama tahap oral berada di mulut. Sehingga bisa memahami apa yang bisa dilakukan kepada anaknya. Jika orang tua terlalu protektif atau bahkan abai dengan membiarkan bayi untuk mendapatkan kepuasan dengan kadar yang pas akan berdampak negatif kepada anak, Secara psikologis, ketidakselesaian tahap ini bisa menyebabkan kelak anak saat dewasa mudah sekali untuk mengumpat atau berkata kasar. Dalam aspek lain yang mungkin terjadi adalah anak kelak akan menjadi pilih-pilih makanan sehingga bisa menyebabkan stunting.

Lalu apa dampaknya bagi SDM berkarakter?

Tentu saja kita semua tidak ingin generasi berkarakter untuk menyongsong generasi emas 2045 diisi oleh pemuda-pemuda yang suka mengumpat dan berkata kasar. Pemuda yang dengan mudahnya mengkritik dan mencaci. Yang diharapkan pada masa itu adalah pemuda-pemuda yang kritis dalam berpikir namun tetap santun dalam berujar. Generasi yang cerdas yang mau menerima perubahan dengan damai dalam interaksi sosial dan berkartaker yang kuat. 

Tahap anal (usia 1 sampai 3 tahun), kepuasan anak diperoleh dari anus. Berbeda dengan tahap oral yang mana bayi suka memasukkan berbagai hal ke dalam mulut, pada tahan ini justru kebalikannya anak mendapatkan kepuasannya dengan cara mendorong sesuatu keluar dari anus. Pada tahap ini Freud percaya bahwa pentingnya peran orang tua sangat besar. Orang tua perlu memberikan pola asuh kepada anak dengan mengajarkan toilet training. Dengan pengajaran toilet training, maka anak mampu untuk mengendalikan buang air besar dan kandung kemih juga sebagai sumber utama kesenangan. Pendekatan orang tua dalam tahap ini akan memengaruhi bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain dikemudian harinya. Ketidakselesaian pada tahap ini, bisa menyebabkan anak menjadi terlalu perfeksionis. Jika ditinjau secara psikologis, anak akan jadi sulit untuk mengendalikan emosinya.

Pertanyan yang sama, apa dampaknya bagi SDM berkarakter?

Kembali lagi pada topik bahasan bahwasannya yang diharapakan nantinya dari generasi muda adalah generasi yang berkarakter unggul. Generasi yang disiapkan untuk generasi emas 2045 adalah generasi muda yang mampu berpikir dengan jernih dan tenang. Generasi yang tidak mudah tersulut emosi dan terprovokasi dengan situasi sekitar. Generasi yang berpegang teguh dengan kemandirian bukan yang mudah diatur dan diarahkan. Sehingga kita sebagai orang dewasa sekaligus orang tua, perlu menjaga fase golden age untuk golden generation 2045.

Pendidikan karakter sejak dini perlu juga digencarkan dalam berbagai aspek pendidikan. Sebab, Indonesia mendapatkan peluang bonus demografi 2045. Bonus demografi yang dimaksud adalah proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 70%, sedangkan 30% sisa penduduknya merupakan golongan usia tidak produktif (usia di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun). Jika tidak segera dibekali dengan pendidikan karakter dalam berbagai jenjang pendidikan, dikhawatirkan akan membahayakan kelangsungan Indonesia pada tahun 2045. Tanpa dibekali pendidikan karakter, dikhawatikan juga generasi yang diharapkan ini tidak memenuhi ekspektasi dan justru menjadi beban negara. Sehingga Impian untuk menyongsong generasi emas hanya akan menjadi isapan jempol belaka.

Menggencarkan pendidikan karakter ini akan berdampak besar bagi penyiapan generasi emas 2045. Dewasa ini, di Indonesia hampir semua bidang sudah berbasis digital termasuk dalam bidang pendidikan. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi dengan adanya perkembangan digital bisa memudahkan untuk mengakses dan mendapatkan informasi dari belahan dunia dalam hitungan detik. Digitalisasi akhirnya bisa memunculkan budaya baru kepada generasi muda. Jika tidak membekali generasi muda dengan pendidikan karakter semua informasi akan masuk tanpa filter dan akan berdampak negatif kelangsungan generasi muda ke depan. Penyebaran hoax, cyberbullying, hingga menjadikan kurangnya interaksi sosial secara langsung. Terkhusus cyberbullying menurut suvrei APJII di tahun 2018, sebanyak 49% pengguna internet pernah mendapatkan ejekan dari media sosial. Sehingga penanaman budaya ramah dan santun melalui pendidikan karakter sebagai ciri yang sudah melekat pada pribadi bangsa Indonesia perlu tetap dikembangkan. 

Pendidikan karaker yang baik sekarang ini akan berbuah manis untuk ke depannya. Penguatan relevansi antara karakter dan digitalisasi dalam pendidikan nantinya akan menjadikan generasi emas bangsa Indonesia mampu bertransformasi secara digital namun tetap mengedepankan budaya Indonesia. Menjadikan generasi masa depan yang berkarakter dan berwawasan global. Generasi yang mampu tetap menjaga tradisi, karakter dan jati diri bangsa. Menerapkan budi pekerti yang luhur, toleran dan berjiwa gotong royong. Sehingga semua pihak dalam dunia pendidikan perlu terlibat dan bekerja sama demi menciptkan SDM berkarakter untuk membangun Indonesia emas.


Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Pemanfaatan chromebook dalam kegiatan literasi

Titi Suryansah

Sep 10, 2023
53 sec
Analisis Evaluasi Pembelajaran TIK Kelas VIII di Pondok Pesantren Diniyyah Pasia

RAHMA YANTI

Jul 25, 2023
8 min
Membangun Generasi Emas : Inovasi dan Sinergi Memenuhi Kebutuhan Belajar Peserta Didik
2 min
Inovasi Pembelajaran Modern dan Menyenangkan dengan Platform Digital “pHelper”
4 min
MPLS atau MOS? Menentukan Mana yang Paling Efektif untuk Memperkenalkan Lingkungan Sekolah
3 min
Menjelajahi MPLS: Memahami Signifikansi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
4 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar