Jika berbicara tentang kemampuan numerasi, yang langsung ada di pikiran Bapak/Ibu adalah angka, berhitung, dan matematika bukan? Banyak juga yang berpendapat bahwa siswa yang pintar dalam bidang matematika, pasti ia akan menguasai materi lainnya dengan mudah. Padahal, penerapan kemampuan numerasi dalam kehidupan sehari-hari jauh lebih kompleks dari itu. Nah, artikel ini akan lebih jauh menjelaskan tentang pengertian kemampuan numerasi, bagaimana cara meningkatkannya, kaitannya dengan kurikulum merdeka, dan manfaatnya di era digital.
Meningkatkan Kemampuan Numerasi di Era Digital Kemampuan atau keterampilan numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, menginterpretasikan, dan mengomunikasikan informasi numerik (angka) dalam berbagai situasi atau permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Keterampilan numerasi yang kuat berpotensi tinggi membantu individu untuk membuat keputusan yang baik, memecahkan masalah, berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat yang dinamis, dan beradaptasi di era digital. Dalam konteks penerapan Kurikulum Merdeka yang berfokus pada kebebasan belajar dan pengembangan kompetensi diri, keterampilan numerasi menjadi variabel yang penting dalam memberikan keahlian yang relevan, sekaligus mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia modern. Berikut adalah beberapa metode atau pendekatan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan numerasi siswa:
1. Metode Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Model Pembelajaran PjBL dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah melalui sebuah proyek (Sumber gambar: Unsplash) Metode pembelajaran PjBL bertumpu pada konsep pembelajaran konstruktif yang mampu mendukung para siswa dalam membangun pengetahuan dan pengalamannya sendiri. Metode pembelajaran ini dirancang dengan tujuan agar siswa mampu menyelesaikan masalah melalui berbagai aktivitas proyek yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah mengatur dan mengelola proyek keuangan sederhana dengan melibatkan perencanaan anggaran, pengelolaan pengeluaran biaya, dan analisis data numerik. Kemudian, siswa juga diharapkan bisa aktif mengomunikasikan pembelajaran dan pengalaman yang sudah mereka dapatkan, serta merepresentasikan situasi matematika ke dalam bentuk tabel, diagram, dan grafik. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah dan terbiasa dalam menyaring informasi yang diperoleh dari internet tanpa perlu diingatkan, serta dapat menjaga etika dalam penggunaan internet sehari-hari. Kesimpulannya, metode pembelajaran PjBL dapat memberikan banyak dampak positif kepada siswa yang berkaitan dengan kemampuan numerasi seperti merancang proyek keuangan, meningkatkan keterampilan mengelola data digital, adaptasi terhadap teknologi, dan pemecahan masalah.
2. Pembelajaran Kolaboratif Fokus utama dalam pembelajaran kolaboratif adalah proses belajar dan meningkatkan keterampilan siswa dalam bekerja sama (Sumber gambar: Pexels) Dalam lingkungan pembelajaran kolaboratif, siswa dapat melakukan berbagai aktivitas positif seperti berbagi ide, berdiskusi, dan menyelesaikan masalah matematika bersama-sama. Ini memungkinkan siswa untuk membangun dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dengan melihat perspektif pendekatan yang luas sebagai bentuk peningkatan probabilitas penyelesaian masalah. Selain itu, aktivitas yang melibatkan kerja sama antara siswa juga dapat meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kekompakan.
3. Metode Pembelajaran Realistic Mathematics Education Model Pembelajaran RME merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan untuk siswa yang kurang menyukai pelajaran matermatika (Sumber gambar: Pexels) Metode pembelajaran Realistic Mathematics Education adalah salah satu pendekatan belajar matematika yang dikembangkan untuk mendekatkan matematika kepada siswa. Dasar dari metode pembelajaran ini diambil dari masalah-masalah nyata yang ada di kehidupan sehari-hari, yang digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Harapannya siswa juga dapat memahami materi dengan lebih mudah karena mereka akan langsung belajar dari pengalaman yang didapatkan. Adapun 5 tahapan dalam metode pembelajaran ini, yaitu:
Memahami masalah kontekstual Menjelaskan masalah kontekstual Menyelesaikan masalah kontekstual Membandingkan dan mendiskusikan jawaban Menyimpulkan Itulah beberapa metode yang dapat Bapak/Ibu terapkan kepada siswa dalam proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan numerasi di sekolah. Tidak hanya itu, Bapak/Ibu juga bisa meningkatkan kompetensi pengajaran dan kualitas akademis dengan pelatihan bersama Guruinovatif.id melalui In House Training private di sekolah Bapak/Ibu masing-masing.
Penyunting: Putra