IMPLEMENTASI MENYIMAK TEKS NARASI DALAM PROFIL PELAJAR PANCASILA (BERNALAR KRITIS DAN MANDIRI) - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 25 Sep 2022

IMPLEMENTASI MENYIMAK TEKS NARASI DALAM PROFIL PELAJAR PANCASILA (BERNALAR KRITIS DAN MANDIRI)

Artikel

Cerita Guru

Dra. Sri Suprapti

Kunjungi Profile
2698x
Bagikan

Artikel

IMPLEMENTASI MENYIMAK TEKS NARASI DALAM  PROFIL PELAJAR PANCASILA (BERNALAR KRITIS DAN MANDIRI)

Oleh : Sri Suprapti, Guru Bahasa Jawa SMP Negeri 8 Surakarta

 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), implementasi memiliki makna pelaksanaan atau penerapan. Hal ini berkaitan dengan suatu perencanaan, kesepakatan, maupun penerapan kewajiban. Sementara, Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum (2002) menuliskan makna implementasi sebagai suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. 

Menurut Nurdin, implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, implementasi yang dimaksud adalah tindakan yang harus mengikuti pemikiran awal yang dilakukan dengan tujuan agar sesuatu benar-benar terjadi dan bisa juga terpenuhi. Menyimak merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa. Menyimak mempunyai kaitan yang erat dengan aspek berbicara. Hingga kini tidak sedikit orang yang beranggapan, menyimak  sama dengan mendengar. 

Menyimak (listening) berbeda dengan mendengar (hearing). Menyimak bersifat aktif, sedangkan mendengar bersifat pasif, spontan dan tidak selektif. Menyimak tidak hanya merupakan aktivitas mendengarkan tetapi merupakan sebuah proses memilih dari sekian banyak rangsangan di sekitar kita. Menyimak menyangkut proses dan interpretasi terhadap informasi yang diterima.

Menyimak biasa digunakan dalam kegiatan sehari-hari, salah satunya yaitu dalam kegiatan pembelajaran. Menyimak turut berperan aktif dalam mengembangkan kompetensi siswa. Maka tidak heran jika guru sering menggunakan aspek menyimak dalam kegiatan pembelajaran.

Manusia adalah makhluk sosial. Mereka selalu hidup berkelompok, mulai dari kelompok kecil sampai dengan kelompok besar. Interaksi antar kelompok didukung dan ditopang oleh alat komunikasi vital yang mereka miliki bersama, yaitu bahasa. Kenyataan ini berlaku baik bagi masyarakat tradisional maupun modern. Jelas dalam masyarakat diperlukan keterampilan menyimak sebagai sarana interaksi antar manusia satu dengan manusia lainnya

Menyimak adalah proses dari aktivitas mendengarkan pesan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi dan menafsirkan pesan tersebut untuk mendapatkan informasi lalu memahami isi informasinya. Atau arti menyimak yaitu, mendengarkan dengan sungguh-sungguh untuk memahami pesan atau materi yang disampaikan dengan penuh perhatian, dengan keinginan yang tinggi dan dengan pemahaman mengenai pesan atau materi yang disampaikan.

Menyimak adalah kemampuan peserta didik menerima, memahami, dan memaknai informasi yang didengar dengan sikap yang baik agar dapat menanggapi mitra tutur. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan dengan konsentrasi, mengidentifikasi, memahami pendapat, menginterpretasi tuturan bahasa, dan memaknainya berdasarkan konteks yang melatari tuturan tersebut.

Menyimak merupakan keterampilan berbahasa reseptif yang merupakan pengembangan dari sebuah kemampuan mendengar. Manusia sendiri pun tak kan mungkin bisa berbahasa atau memiliki kemampuan berbahasa yang lain jika tak memiliki kemampuan mendengar. Dalam bahasa Inggris kosa kata mendengar yakni hear sedangkan menyimak yakni listening. Menyimak tak sekadar mendengar akan tetapi mendengar dengan penuh perhatian dan sungguh-sungguh sehingga mampu menyerap informasi dengan indera telinga dan mengolahnya dengan akal. 

Tujuan dari menyimak yaitu agar bisa menangkap informasi, mengolah informasi, dan memberi tanggapan terhadap informasi. Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Sejalan dengan pendapat tersebut, Subyantoro dan Hartono dalam (Hijriyah, 2016:17) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indra pendengar yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak intensitas perhatiannya terhadap apa yang disimak.

Tarigan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Adapun tujuan menyimak adalah menangkap, memahami atau menghayati pesan ide atau gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. Melalui kegiatan menyimak seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Misalnya para siswa menyimak ceramah guru dan sebagainya. 

Kegiatan menyimak memerlukan cara atau strategi supaya memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Mulyati (2012:37) menyatakan bahwa secara umum, ada dua strategi yang bisa digunakan untuk menyimak bahasa, yaitu, memusatkan perhatian dan membuat catatan. Simakan kosakata pertama sangat menentukan keterampilan berbahasa lainnya. Semakin banyak dan semakin sering seseorang menyimak kosakata, pola-pola kalimat, intonasi, dan sebagainya maka semakin berkembang pula keterampilan berbicara. Apabila sudah ada tradisi menyimak di kalangan masyarakat, keterampilan membaca dan menulis pun turut berkembang. Dari uraian itu maka tidak mengherankan jika para ahli menyimpulkan bahwa keterampilan menyimak merupakan dasar dari keterampilan berbahasa yang lainnya.

Dalam kegiatan belajar mengajar materi teks narasi dalam mata pelajaran Bahasa Jawa, siswa diharapkan untuk menyimak teks yang ada dalam buku Paket, laptop, internet, LCD. Hal yang harus diperhatikan dalam menyimak agar mendapatkan hasil yang baik antara lain: Mendengarkan dengan baik, Fokus hanya pada satu arah, yaitu mendengarkan dan menyimak, Jangan memikirkan hal lain selain mendengarkan yang kamu simak, Jangan ubah arah pandanganmu ke arah lain.

Teks narasi adalah karangan cerita yang menyajikan urutan peristiwa sesuai urutan waktu. Peristiwa atau kejadian bisa benar-benar terjadi atau hanya khayalan. Umumnya kalimat dalam teks narasi bertujuan untuk menghibur pembaca. Contoh cerita narasi yaitu cerpen, novel, atau kisah inspiratif dari kehidupan seseorang.

Tujuan Pembelajaran melalui kegiatan menyimak : a) Peserta didik mampu menganalisis ciri-ciri teks narasi sebuah peristiwa,b) Peserta didik mampu mengevaluasi informasi atau pesan yang akurat tentang teks narasi sebuah peristiwa, c) Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan tentang isi teks narasi sebuah peristiwa menggunakan unggah-ungguh basa yang sesuai. Model yang digunakan dalam pembelajaran adalah diskusi dan tutor sebaya.

Selanjutnya yang pertama kali dilakukan oleh Peserta didik menyimak dan memahami teks narasi melalui visual ataupun audiovisual sesuai minat peserta didik. Kemudian Peserta didik berdiskusi menentukan isi dan ciri umum. Peserta didik melaporkan/menyampaikan gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan tentang isi teks narasi sebuah peristiwa menggunakan unggah-ungguh basa yang sesuai.

Untuk pertemuan kedua Peserta didik mengamati dan memahami tiga teks yang terdapat dalam buku untuk menemukan perbedaan dilihat dari jenis teksnarasinya. Kemudian Peserta didik untuk membuat simpulan tentang jenis-jenis teks narasi. Selanjutnya Peseta didik untuk memahami perbedaan narasi ekspositoris dan sugestif yang terdapat pada buku, dan yang terakhir Peserta didik mengidentifikasi jenis teks narasi dari beberapa teks narasi melalui tutor sebaya dengan mengisi lembar kerja.

Kemampuan peserta didik menerima, memahami informasi yang didengar, dan menyiapkan tanggapan secara relevan untuk memberikan apresiasi kepada mitra tutur. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan, mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi tuturan bahasa, memaknainya, dan/atau menyiapkan tanggapan terhadap mitra tutur. Menyimak merupakan kemampuan komunikasi yang penting sebab kemampuan menyimak menentukan tingkat kemampuan peserta didik memahami makna (tersurat dan tersirat) paparan lisan, memahami ide pokok dan pendukung pada konten informasi maupun konteks yang melatari paparan tersebut. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menyimak di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.

Terdapat beberapa tahapan dalam menyimak, diantaranya seperti tahap mendengarkan, memahami, menafsirkan, mengevaluasi dan menanggapi, yang penjelasannya sebagai berikut ini: 1. Mendengarkan (Heaarning). Tahap ini merupakan tahap dimana mendengarkan sesuatu dari yang menyampaikan pesan lalu memperosesnya untuk memperoleh isi informasi yang baru. 2. Tahap memahami (Understanding). Setelah mendapatkan informasi dari pesan yang disampaikan oleh pembicara/nara sumber, maka pendengar akan merasa ingin mengetahui, ingin mengerti dan memahami isi dari informasi yang sudah di dapatkan dari apa yang sudah dia dengarkan.

Selanjutnya 3. Tahap menafsirkan (interpreting). Biasanya pada tahap ini akan merasakan tidak puas dengan apa yang sudah disampaikan oleh narasumber yang menyampaikan pesan, lalu akan muncul keinginan untuk menafsirkannya dalam pendapatnya sendiri yang dianggap bisa melengkapi informasi yang sebelumnya sudah didapatkan. 4. Mengevaluasi (Evaluating). Lalu setelah menafsirkan biasanya akan melakukan evaluasi atau penilaian terhadap narasumber yang menyampaikan pesan, apakah baik atau kurang baik dan biasanya pendengar yang mendapatkan informasi akan berpendapat mengenai kelemahan maupun keunggulan dari narasumber.

Kemudian yang ke 5. Menanggapi (Responding). Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam menyimak, dimana orang yang menyimak akan menyerap hasil dari Informasi yang di simaknya lalu memberikan tanggapan terhadap informasi yang sudah di dapatkannya, tanggapannya dapat berupa pertanyaan, komentar dan lain-lain.

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri. Dalam pembelajaran menyimak teks narasi ini, implementasi dalam profil Pelajar Pancasila adalah mandiri. Dengan menyimak teks narasi Peserta Didk dapat menyebutkan tokoh utama yang ada dalam cerita, menjelaskan isi  cerita, menjelaskan piwulang luhur  cerita, menjelaskan makna kata dalam kalimat, menjelaskan isi cerita, menuliskan kembali dalam bahasa dialek, menyebutkan latar tempat ada dalam cerita, menjelaskan watak tokoh dalam cerita, menyimpulkan isi bacaan.

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan. 

Implementasi bernalar kritis dalam hal ini adalah bahwa Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dengan bahasa Jawa sesuai dengan kaidah undha-usuk basa dan tata bahasa untuk tujuan pengajuan usul, pemecahan masalah, dan pemberian solusi secara lisan dalam bentuk monolog dan dialog logis, kritis, dan kreatif.

Dalam kegiatan menyimak tentulah tak lepas dari bebagai kendala yang hadir. Kendala itu bisa muncul dari dalam diri penyimak ataupun dari faktor lingkungan. Sumber kendala utama dari menyimak yaitu karena kepribadian dan lingkungan. Tipe kepribadian yang memiliki sifat tak acuh atau sombong atau sudah merasa paling pandai dan berilmu dsb. 

Sedangkan kalau lingkungan bisa karena kondisi yang memang tidak mendukung, atau karena bahan simakan yang kurang menarik dsb. Kendala-kendala dalam menyimak menurut Russel Back dalam Tarigan 1994: 82-86, ada tujuh yaitu 1 keegosentrisan, 2 keengganan ikut terlibat, 3 ketakutan akan perubahan, 4 keinginan menghindari pertanyaan, 5 puas terhadap penampilan eksternal, 6 pertimbangan yang prematur, dan 7 kebingungan semantik. Keegosentrisan adalah sifat mementingkan diri sendiri atau sering disebut egois. Di dunia ini banyak orang yang mempunyai sifat seperti itu, mereka cenderung tidak perduli dengan lingkungan sekitarnya. Biasanya orang egois itu tidak mau bergaul dengan orang banyak, kalaupun bergaul mereka harus menang artinya orang lain harus menuruti keinginannya dan harus mau mengalah.

 Padahal kalau mereka diminta untuk memahami orang lain tidak mau. Sifat inilah yang bisa menjadi kendala dalam kegiatan menyimak. Keengganan ikut terlibat, artinya seorang penyimak tidak mau terlibat dengan pembicara. Padahal dalam kegiatan menyimak seorang penyimak mau tidak mau harus terlibat agar kegiatan menyimak dapat berjalan dengan lancar. Jika mereka enggan untuk terlibat, bagaimana mungkin bisa menjadi penyimak yang baik.

Dari pendapat tersebut,seorang guru bisa menerapkan teknik pengajaran menyimak dengan metode diskusi yang terdiri dari minimal dua Peserta Didk untuk melakukan pembelajaran menyimak bergiliran apa yang disampaikan teman sejawat. Pun dengan penilaiannya Peserta Didik dapat saling memberi penilaian kepada Peserta Didik lainnya dalam kelompok diskusinya. Pembelajaran dapat dilakukan di luar ruangan dan siswa dipersilakan mencari tempat yang nyaman di lingkungan sekolah untuk pembelajaran menyimak materi dari teman sejawat tersebut dengan waktu yang telah ditentukan.

 Guru melakukan observasi dan berkeliling melihat dan menilai keaktifan Peserta Didik. Dengan menciptakan suasana sosial dan adanya interaksi antar Peserta Didik, maka diharapkan akan menumbuhkembangkan sikap simpati dan empati serta menekan keegoisan Peserta Didik. Menyimak kritis perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana Peserta Didik mampu berpikir secara kritis untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir- butir yang baik dan benar. Perlunya menyimak kritis ini juga untuk meneliti letak kekurangan, kekeliruan, ketidaktelitian ujaran pembicara.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan sehari- hari menyimak berperan sebagai penambah informasi atau pengetahuan dan pengalaman yang dapat kita pelajari dari orang lain dan dapat kita manfaat dalam kehidupan. Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat bermanfaat dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu kegiatan yang memanfaatkan aspek menyimak adalah kegiatan pembelajaran dalam hal ini menyimak teks narasi. Menyimak sangat bermanfaat bagi Peserta Didk. Dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat menerapkan berbagai teknik menyimak. Teknik-teknik menyimak tersebut dapat digunakan secara bergantian supaya Peserta Didik tidak mudah bosan.

Kegiatan menyimak dapat membuat Peserta Didik SMP Negeri 8 Surakarta menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan Peserta Didk harus mendengarkan secara seksama apa yang diucapkan oleh guru. Menyimak turut mengembangkan kompetensi Peserta Didik dalam kegiatan pembelajaran.

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Siswaku Ladang Inovasiku

zurnyta aziz

Jul 02, 2022
8 min
Mengemban Amanah di dalam Surga Perkebunan Sawit
2 min
Pentingnya Digital Leadership Bagi Guru Sekolah Dasar di Era COVIDigital
6 min
Simalakama : Guru di Pedalaman, Bisa Apa?
Guru: "The Power Of Hikma/Tentang Panggilan Hati (Kisah Nyata)"

Nur Hikma M

May 09, 2022
8 min
LITERA MEDIKA: SEHAT BERBAHASA INDONESIA, CERIA!

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB