Kisahku Menjadi Seorang Guru di Indonesia - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 10 Mei 2022

Kisahku Menjadi Seorang Guru di Indonesia

Suka dukaku  menjadi seorang guru SD di  Pulau Sumatera memberi pelajaran  yang sangat berharga. “ Siapa Yang sabar dia akan meraih apa yang diinginkannya” kata bijak inilah yang selalu kuingat ketika rasa lelah dan putus asa memenuhi pikiranku.

Cerita Guru

Chitra Ruth Mami Purba,S.Pd

Kunjungi Profile
2157x
Bagikan

Suka dukaku  menjadi seorang guru SD di  Pulau Sumatera memberi pelajaran  yang sangat berharga. “ Siapa Yang sabar dia akan meraih apa yang diinginkannya” kata bijak inilah yang selalu kuingat ketika rasa lelah dan putus asa memenuhi pikiranku.

Tahun 2007 adalah awal perjalananku menjadi seorang guru dimana pada waktu itu status masih honorer yang gajinya tidak seberapa dan bisa dibilang untuk kebutuhan mengajar sajapun gaji itu tak cukup. Waktu itu saya tidak terlalu memikirkan gaji karena bagi saya itu adalah pengabdian dan mencari pengalaman sebagai guru. Tapi yang namanya hidup pasti tak terlepas dengan uang dan selalu ada kebutuhan yang harus dipenuhi dan alasan itulah yang kadang membuatku ragu untuk melanjutkan panggilan jiwa sebagai guru. Sering muncul pertanyaan yang tidak bisa kujawab sendiri “ Bagaimana masa depanku jika pekerjaanku tetap seperti ini dan gaji tak akan cukup untuk kebutuhan hidup?”. Gajian sekali dalam 3 bulan apa mungkin saya bertahan sementara biaya kuliah harus dibayar tepat waktu. Bersyukur punya kepala sekolah yang amat pengertian,dimana pada waktu itu kepala sekolah saya selalu siap membantu dan selalu memotivasi saya agar tetap bersabar dan memberiku penagalaman- pengalaman dari guru lain yang awalnya honor diangkat menjadi PNS. Saya semakin semangat mendengarnya dan berharap suatu saat akan diangkat juga jadi PNS sama dengan guru yang lainnya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun juga ikut berganti tapi yang namanya pengangkatan tidak ada juga kabarnya, tapi saya tetap bersabar dengan pekerjaan itu dan saya sudah nyaman dengan panggilan jiwa itu walau gaji tak seberapa. Kedekatanku dengan siswa-siswiku membuatku tak bisa move on untuk mencari pekerjaan lain bahkan tanpa mereka saya sering merasa sepi, mungkin saya sudah betah dan nyaman dengan mereka. Tapi suka duka menjadi seorang guru begitu banyak dan inilah yang membentukku menjadi pribadi yang lebih sabar dan baik. Selain gaji tantangan berat bagi saya adalah tinggal diperkampungan yang mana jarak tempuh untuk kekota cukup jauh dan melalui jalan-jalan rusak yang melewati hutan, ditambah lagi jaringan tidak ada. Jangankan mengakses internet untuk telponan saja kadang harus pergi ke suatu tempat yang ada jaringannya,lebih parahnya lagi  harus memanjat pohon yang tinggi untuk mendapat jaringan. Cukup tertantang dengan situasi tersebut dan bukan menjadi lasan untuk pindah ke kota. Bertahan dan Berinovasi adalah solusi yang tepat. Untuk menambah penghasilan saya harus bijak untuk mendapat uang tambahan dengan cara mengajar private, membuka warung makanan dan juga bertani. Dengan mengajar les dan private membuat siswa saya semakin pintar dan mampu bersaing dengan siswa yang tinggal di sekitar perkotaan, dan prestasi mereka juga meningkat. Saya sering mengajak mereka untuk belajar kelompok di luar jam sekolah, dan membimbing mereka untuk berkarya di lingkungan sekitar contohnya di acara di gereja, acara desa,dll. Saya senang dan menikmati panggilan tersebut, tak hanya mengajar tapi saya juga ikut belajar mengembangkan kompetensi saya sebagi guru,aktif di KKG dan sering mengikuti pelatihan- pelatihan adalah cara saya menambah ilmu dan keahlian saya. “ Belajar dan Mengajar adalah rutinitas saya” walau kadang impianku untuk memperoleh NIP belum tercapai tapi saya berusaha dan berdoa agar semua indah pada waktunya.

Tak terasa 13 tahun berlalu dan sudah banyak dari siswa-siswi saya yang berhasil dan lebih sukses dari saya, sementara saya masih dengan status yang sama yaitu pejuang NIP. Kalau diatanya sedih? ya, sudah pasti. Nyerah? Tentu tidak, karena jika saya menyerah maka impian itu tak akan terwujud. Jalan satu-satunya adalah berusaha dan berdoa, IMANI dan AMINI. Puji Tuhan di tahun 2020 doa saya di kabulkan, yang saya impikan terwujud. 3 huruf yang saya perjuangkan sudah ditangan, tapi apakah puas sampai disitu dan tak perlu berusaha lagi? Tidak dan never stop to strugle. Saya megikuti PPG dengan baik dan sangat bersyukur tahun 2021 sah lulus dan mendapatkan sertifikat pendidik, dan saya tidak puas sampai disitu saja, perjuangan masih panjang dan terus kembangkan potensi dengan ikut pelatihan dan program yang mendukung, dan ingat usaha tidak pernah menghianati hasil. Beradaptasilah dengan jaman dan lingkungan, wujudkan merdeka belajar dan jangan buat siswa ketakutan kepada guru,tetapi buat mereka nyaman. Jadilah Guru yang berorientasi pelayanan,akuntabel,kompeten,harmonis,loyal,adaptif dan kolaboratif.

Salam Guru Hebat 

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Kisah Saya Sebagai Seorang Guru Kelas
Membumikan Empati Untuk Mengikis Perbedaan Kultural
Mama Telah dikeluarkan
1 min
CREATIVE PRODUCT - ENTREPRENEUR PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI MEMPERKUAT KARAKTER SISWA GENERASI MI
8 min
Tantangan Guru di Masa Pandemi
3 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB