Cerita Guru
MY WRITING JOURNEY, sebuah catatan guru honorer
Saya adalah seorang guru honorer di SMK Fauzan Ciranjang Cianjur sejak 2017. Memulai karir sebagai guru di tahun 2011, saat usia saya sudah menginjak kepala 4. Menjadi guru bukanlah cita-cita sejak kecil, tapi menjadi pilihan terakhir dalam hidup, sehubungan hanya posisi itulah yang bisa menerima saya disaat usia saya sudah menjelang senja. Tidak ada yang istimewa dalam perjalanan karir guru saya, hanya menjalankan kewajiban rutin, datang, mengajar, kemudian pulang. Barangkali karena lingkungan sekolah yang tidak menantang dan tidak menuntut kita untuk kreatif, Inovatif dan berkembang. Cerita-cerita yang saya dengar dari para senior honorer saya membuat saya tersenyum miris, gaji yang sangat kecil, impian untuk menjadi ASN yang tak kunjung datang dan hanya menjadi harapan yang tergantung di awang-awang, walaupun mereka sudah mengajar puluhan tahun dan telah berjuang bersama-sama lewat orasi dan demonstrasi, menjadi ASN tetap tak kunjung datang. Semakin membuat saya sedih dan menangis, ketika salah satu sahabat saya meninggal dunia karena kanker tenggorokan, di mana pada masa hidupnya beliau selalu bercerita tentang harapan menjadi ASN, dan menunggu waktu itu datang, sampai-sampai dia tidak mau mendaftar PLPG untuk mendapat sertifikasi guru karena sudah dijanjikan menjadi ASN lewat K2 di salah satu sekolah SD Negeri tempat beliau mengajar. Tak kenal lelah dan tanpa menyerah, beliau sering ikut demonstrasi ke Jakarta sampai berhari-hari untuk memperjuangkan nasib para guru honorer Tapi sayang, perjuangannya belum membuahkan hasil, takdir berkata lain, pastinya Allah lebih sayang dengan memanggilnya cepat pulang agar tidak terus berburu harapan semu. Walaupun saya tidak bisa menjadi ASN, tapi saya tetap merasa bersyukur dan merasa lebih beruntung dari teman-teman lain , karena saya sudah mendapat sertifikasi dan inpassing, sementara masih banyak teman-teman lain yang sudah puluhan tahun mengajar tapi belum bisa mendapatkan haknya.