Apakah Anda pernah merasa kalau siswa yang kita ajar di kelas, tidak /atau jarang bertanya ketika guru sudah selesai menerangkan pelajaran? Kenapa siswa sering kali ragu mengungkapkan pertanyaan mereka dan meninggalkan celah penting dalam pemahaman materi. Padahal interaksi adalah kunci dalam pembelajaran efektif. Fenomena ini bukan sekadar malu-malu biasa, melainkan melibatkan berbagai faktor psikologis dan lingkungan yang perlu dipahami secara mendalam oleh pendidik. Masalah tersebut seharusnya diselesaikan secepat mungkin untuk dapat mengidentifikasi akar masalah yang dihadapi oleh siswa-siswi di kelas.
Mengapa Siswa Enggan Mengajukan Pertanyaan?
Ada beberapa alasan mendasar mengapa siswa enggan untuk bertanya, yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori:
1. Rasa takut dan malu
Ini adalah alasan paling umum. Siswa takut pertanyaannya dianggap sepele atau bodoh oleh teman-teman atau bahkan guru. Mereka khawatir menjadi pusat perhatian atau diejek. Rasa malu ini bisa sangat menghambat proses belajar karena pertanyaan yang tidak terjawab akan menumpuk, menyebabkan kesenjangan pemahaman yang semakin besar. Lingkungan kelas yang terlalu kompetitif atau kurang mendukung seringkali memperburuk ketakutan ini.
2. Kurangnya kepercayaan diri
Siswa mungkin merasa tidak cukup pintar atau tidak pantas untuk bertanya. Mereka meragukan kemampuan diri sendiri untuk merumuskan pertanyaan yang tepat atau memahami jawaban yang diberikan. Kepercayaan diri yang rendah dalam akademis seringkali bermuara pada kecenderungan untuk diam, bahkan ketika ada kebingungan yang nyata.
3. Takut mengganggu
Beberapa siswa beranggapan bahwa bertanya akan mengganggu jalannya pelajaran atau menyita waktu guru. Mereka merasa tidak nyaman menjadi penyebab "penundaan" bagi seluruh kelas, terutama jika pelajaran sedang berlangsung lancar. Perasaan tidak ingin merepotkan guru ini bisa jadi penghalang yang kuat.
4. Tidak tahu harus bertanya apa
Terkadang, siswa tidak bertanya bukan karena tidak ada pertanyaan, melainkan karena mereka tidak tahu bagaimana merumuskan kebingungan mereka menjadi sebuah pertanyaan. Materi yang terlalu kompleks atau penjelasan yang kurang jelas bisa membuat siswa bingung total, sehingga sulit mengidentifikasi inti masalah yang ingin ditanyakan. Ketidakmampuan merumuskan pertanyaan yang spesifik ini adalah tantangan tersendiri.
5. Pengalaman negatif sebelumnya
Pernahkah siswa ditertawakan saat bertanya, atau pertanyaannya diabaikan? Pengalaman negatif semacam itu bisa membekas dan membuat mereka enggan bertanya lagi di masa depan. Trauma bertanya di kelas bisa menjadi penghalang jangka panjang.
6. Gaya mengajar guru
Gaya mengajar yang terlalu formal, monoton, atau kurang interaktif dapat membuat siswa merasa canggung atau tidak nyaman untuk bertanya. Guru yang terlihat galak atau kurang ramah juga bisa menghambat interaksi. Kurangnya inisiatif guru dalam memancing pertanyaan juga menjadi faktor penting.
7. Lingkungan kelas yang kurang mendukung
Jika suasana kelas terlalu tegang, kompetitif, atau tidak ada dorongan untuk berinteraksi, siswa akan cenderung diam. Budaya kelas yang tidak mendukung diskusi terbuka akan membuat siswa menutup diri.
Peran Guru dalam Mengatasi Hambatan Bertanya
Mengingat kompleksitas alasan di balik keengganan siswa untuk bertanya, peran guru sangatlah penting. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh para pendidik:
1. Ciptakan lingkungan aman dan mendukung
Ini adalah fondasi utama. Guru harus memastikan bahwa kelas adalah tempat yang aman untuk membuat kesalahan dan mengajukan pertanyaan, tanpa takut dihakimi. Membangun suasana kelas yang positif akan sangat membantu. Guru bisa memulai dengan menetapkan "aturan main" bahwa semua pertanyaan itu baik dan tidak ada pertanyaan salah (sesuai konteks yang di pelajari).
2. Dorong pertanyaan sejak awal
Jangan menunggu siswa bertanya. Guru bisa memulai dengan mengajukan pertanyaan terbuka yang mendorong pemikiran kritis dan memancing siswa untuk bertanya balik. Contohnya, "Ada yang masih belum jelas di bagian ini?" atau "Apa pendapat kalian tentang topik ini?". Inisiatif guru untuk memancing interaksi ini penting.
3. Berikan waktu untuk berpikir
Setelah menjelaskan konsep, berikan jeda sejenak agar siswa punya waktu untuk memproses informasi dan merumuskan pertanyaan. Jangan langsung melanjutkan materi. Memberi waktu jeda yang cukup akan membantu siswa memproses informasi.
4. Validasi setiap pertanyaan
Apapun pertanyaannya, hargai dan validasi. Ucapkan terima kasih karena sudah bertanya, dan berikan jawaban yang jelas. Jika pertanyaan tidak relevan, jelaskan dengan lembut mengapa demikian. Menghargai setiap pertanyaan siswa adalah kunci. Ini akan membangun kepercayaan siswa bahwa pertanyaannya dihargai.
5. Gunakan metode pembelajaran interaktif
Libatkan siswa dalam diskusi kelompok, kerja sama, atau aktivitas tanya jawab. Ini bisa mengurangi tekanan individu dan membuat siswa lebih nyaman bertanya dalam kelompok kecil terlebih dahulu. Metode pembelajaran yang mendorong kolaborasi sangat efektif.
6. Perhatikan bahasa tubuh dan intonasi
Guru yang ramah, approachable, dan memiliki bahasa tubuh terbuka akan lebih mudah didekati oleh siswa. Intonasi suara yang hangat juga berpengaruh. Komunikasi non-verbal yang positif dapat membuat siswa lebih berani bertanya.
7. Ajarkan cara bertanya
Kadang siswa tidak tahu bagaimana merumuskan pertanyaan. Guru bisa mengajarkan teknik bertanya yang efektif, misalnya, "Jika kalian bingung, coba tanyakan bagian mana yang masih belum kalian pahami." Mengajarkan teknik merumuskan pertanyaan adalah keterampilan berharga.
8. Sediakan pilihan lainnya
Untuk siswa yang benar-benar pemalu, sediakan opsi bertanya di luar jam pelajaran, seperti melalui email, kotak pertanyaan anonim, atau waktu konsultasi. Memberikan opsi bertanya secara privat bisa jadi solusi.
9. Berikan contoh
Guru bisa berbagi pengalaman ketika mereka sendiri merasa bingung dan bagaimana mereka mengatasi kebingungan tersebut. Ini menunjukkan bahwa bingung itu wajar. Mencontohkan proses bertanya dapat menormalisasi kebingungan.
10. Umpan balik konstruktif
Ketika siswa bertanya, berikan umpan balik yang membangun, bukan yang menghakimi. Pujian kecil seperti "Itu pertanyaan yang bagus!" bisa sangat memotivasi. Memberikan feedback yang membangun sangat penting untuk keberanian siswa.
Dengan memahami alasan mengapa murid sulit bertanya dan menerapkan strategi yang tepat, guru dapat mengubah dinamika kelas menjadi lebih interaktif dan inklusif. Proses belajar akan menjadi lebih efektif ketika setiap siswa merasa nyaman untuk mengungkapkan kebingungannya dan mendapatkan pemahaman yang utuh. Menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa untuk bertanya dan berdiskusi merupakan investasi penting dalam pendidikan dan pengembangan diri mereka. Membangun kepercayaan diri siswa dalam bertanya adalah tujuan utama, memastikan setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan tumbuh.
Penyunting: Putra