Guru Jantung Pemulihan Pendidikan - Guruinovatif.id

Diterbitkan 09 Mei 2022

Guru Jantung Pemulihan Pendidikan

Jika pengalaman adalah guru terbaik maka menjadi seroang guru adalah pengalaman terbaik. Pengalaman baru saja para guru alami dan masih menjadi tantangan sampai saat ini dimulai dari munculnya covid 19 yang menjangkit kesehatan seluruh dunia termasuk bidang pendidikan. Mulai Maret 2020 UNESCO menyebut kurang lebih ada 1,6 miliar pelajar secara global tidak dapat pergi ke sekolah sebagai akibat dari kebijakan lockdown, sehingga kegiatan belajar-mengajar diwajibkan dilakukan secara daring. Sistem pendidikan online dan sekolah virtual pun menjadi standar baru dan didorong sebagai agenda politik pemerintahan di berbagai negara.

Cerita Guru

Istiana Hamida, S.Pd

Kunjungi Profile
527x
Bagikan

Jika pengalaman adalah guru terbaik maka menjadi seroang guru adalah pengalaman terbaik. Pengalaman baru saja para guru alami dan masih menjadi tantangan sampai saat ini dimulai dari munculnya covid 19 yang menjangkit kesehatan seluruh dunia termasuk bidang pendidikan. Mulai Maret 2020 UNESCO menyebut kurang lebih ada 1,6 miliar pelajar secara global tidak dapat pergi ke sekolah sebagai akibat dari kebijakan lockdown, sehingga kegiatan belajar-mengajar diwajibkan dilakukan secara daring. Sistem pendidikan online dan sekolah virtual pun menjadi standar baru dan didorong sebagai agenda politik pemerintahan di berbagai negara.

Guru dimasa pandemic

Kebijakan yang diterapkan pemerintah mengubah system pembelajaran tatap muka menjadi tatap layar (daring) menjadi tantangan baru bagi guru. Menyiapkan pembelajaran yang kreatif, inovatif agar siswa dapat memahami materi pembelajaran melalui berbagai media digital seperti youtube, whatsapp, blog dan sebagainya. 3 bulan pertama pembelajaran daring, mulai bermunculan platform-platform pembelajaran yang dinilai dapat memudahkan siswa dalam belajar dan memahami materi pelajaran. Guru memantau secara online selama siswa belajar atau mengerjakan tugas online (harapan). Namun tidak semudah yang dibayangkan, pada kenyataannya guru menemui banyak sekali kendala pembelajaran daring ini. Pertama, siswa memiliki berbagai latar ekonomi yang berbeda sehingga masih ditemui siswa yang tidak memiliki smartphone dan tidak dapat mengikuti pembelajaran daring dengan lancar. Kedua, kendala jaringan bagi siswa yang tinggal dipedesaan. Ketiga, kurangnya dukungan dari orangtua sehingga siswa tidak memiliki semangat jika belajar sendiri dirumah secara daring.

Dari berbagai masalah yang muncul guru berusaha menyelesaikan semua masalah yang ditemui siswa dengan berbagai cara. Mulai dari mengunjungi rumahnya bagi yang susah dihubungi, meminjami handphone, meminta siswa datang kesekolah untuk mengambil soal, dan yang seharusnya guru mengajar dari pagi sampai siang hari berubah menjadi 24 jam selama masa pandemic. Mengapa bisa demikian? Disebabkan karena sarana dan prasarana yang dimiliki siswa tidak memadai, sehingga siswa mengerjakan tugas tidak sesuai waktu yang ditentukan karena menunggu handphone orangtua / meminjam handphone tetangga yang bisa dilakukan setelah pulang kerja, mengumpulkan tugas pada malam hari. Dalam keadaan seperti ini guru bersabar dan menunggu siswa mengumpulkan tugas meski sudah malam guru tetap mengoreksi pekerjaan siswa.

Keadaan pandemic berlangsung kurang lebih 1,5 tahun, dampaknya siswa mulai malas belajar, kurang motivasi dan tidak ada dukungan. Setelah penyebaran covid 19 mulai membaik akhirnya pemerintah mengijinkan siswa masuk kembali namun masih dibatasi di new normal.

Guru di era New Normal

Kebahagiaan dirasakan kembali oleh guru dan siswa yang bisa pergi kesekolah dan melakukan pembelajaran secara tatap muka. Pembelajaran tatap muka dibuka kembali, para guru menyesuaikan agar pembelajaran berjalan dengan lancar. Dari pengamatan guru, lamanya siswa tidak masuk ini menyebabkan munculnya learning lost yaitu kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar siswa, serta kurangnya komunikasi secara langsung juga menyebabkan degradasi moral pada siswa karena tugas guru mentransfer ilmu pengetahuan dan mendidik (pembentukan akhlak dan karakter siswa). Sedangkan selama pandemic siswa hanya mendapatkan ilmunya saja, itupun kurang maksimal.

Pada masa pandemic dan pasca pandemic sangat besar dampaknya bagi dunia pendidikan terutama siswa. Untuk mengembalikan pendidikan siswa yang berilmu dan berkarakter pasca pendemi, guru menyiapkan strategi baru yaitu dengan menjaga motivasi belajar siswa dan guru. Salah satu cara yang dilakukan saat ini yaitu membuat pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, siswa aktif dan guru memberikan contoh kepada siswa. Terjalin kolaborasi antara siswa dan guru yang diharapkan mampu mewujudkan siswa yang tidak hanya berilmu pengetahuan namun juga siswa yang berkarakter (berakhlak mulia). Pandemi covid 19 tidak boleh mematahkan semangat dan harapan kita semua.

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Mengajar dengan Cooperative Skrip
Usia Bukan Halangan
6 min
Edukasi Digital Melalui Pengembangan Aplikasi Aku Pintar Sebagai Upaya Meningkatkan Literasi Digital Siswa dan Guru

Danang Mahmudi

Sep 06, 2023
3 min
From Teacher to Podcaster
Kisahku Menjadi Seorang Guru di Indonesia

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar