Bijak Sikapi Komentar Negatif di Dunia Digital
Era digital telah mengubah cara kita berkomunikasi, membuka seluas-luasnya peluang koneksi dan kolaborasi yang belum pernah ada sebelumnya. Namun, situasi ini juga membawa masalah mendesak berupa komentar tidak sopan, pelecehan, dan intimidasi dalam interaksi online.
Dampak psikologis dari perilaku dan komentar yang menyakitkan tidak dapat diabaikan lagi. Komentar dan perlakuan tidak sopan di dunia maya akan memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Wawasan dalam menanggapi hal-hal negatif dengan baik dan menciptakan budaya online yang bermartabat, penuh pengertian, dan empati, sangat perlu didengung-dengungkan lebih aktif lagi di berbagai tingkat pendidikan dari tingkat dasar sampai tinggi.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa banyak anak-anak di bawah umur telah menjadi artis di berbagai platform media sosial. Anak-anak yang belum bisa membaca, mungkin tidak tahu mereka mendapat komentar negatif. Namun, mereka mungkin merasakan langsung dampak komentar negatif dengan perlakuan buruk orang-orang yang mereka temui atau teman-teman yang mengejek. Di sisi lain, anak-anak yang sudah bisa membaca akan bisa membaca komentar buruk itu kapan saja, baik saat bersama orangtua maupun saat berinternet sendiri.
Tambahan pula, saat ini banyak orangtua dan guru aktif bermedia sosial dan menjadi content creator. Anak-anak mereka suatu saat akan membaca komentar buruk yang ditujukan kepada orangtua, keluarga, guru atau bahkan sekolah mereka. Dan bukan tidak mungkin akan menimbulkan rasa benci, lalu berkeinginan membalas dengan komentar buruk pula.
Komentar dan perlakuan tidak sopan di dunia online dapat menimbulkan konsekuensi luas terhadap kesehatan mental dan emosional. Kata-kata kasar, cyberbullying, dan pelecehan dapat mengikis harga diri, menciptakan perasaan terisolasi, dan berujung pada kecemasan dan depresi. Dunia digital menihilkan kehadiran fisik dan tanpa nama terang, sehingga memicu individu mengatakan hal-hal yang mungkin tidak mereka lakukan dalam interaksi tatap muka. Terus-menerus terpapar hal-hal negatif dapat menumbuhkan suasana permusuhan, yang mengarah pada tindakan balas balas dendam tanpa akhir.
Pendidik mempunyai banyak kesempatan membentuk perilaku berinternet para siswa dan mengajarkan mereka cara merespons komentar negatif. Apa yang dapat diajarkan guru di sekolah tentang etika menyikapi komentar buruk dalam berinternet?
- Tanggapi Komentar Negatif dengan Bijaksana
Guru dapat mengingatkan para muridnya untuk mengambil jeda dan merenungkan perlakuan negatif yang didapat di internet. Saat menghadapi komentar negatif, luangkan waktu sejenak untuk mengumpulkan pemikiran sebelum merespons. Jelaskan bahwa bereaksi secara impulsif dapat memperburuk situasi.
2. Tetap Berempati
Ajak selalu para murid untuk berempati sepert halnya di kehidupan nyata. Empati dan pengertian tetap diperlukan walaupun berinteraksi anonim. Ingatkan selalu para murid untuk bersikap sopan termasuk dalam menyikapi komentar negatif. Tekankan bahwa terkadang, orang hanya asal tulis komentar, dan tidak sepenuhnya memahami dampak dari tulisan mereka.
3. Tetap Tenang dan Konstruktif
Ajak para murid untuk selalu menciptakan respons yang tenang dalam mengatasi masalah sambil mempertahankan nada positif dalam tulisan-tulisan balasan mereka. Hindari bersikap defensif atau agresif, karena hal ini dapat semakin memperburuk konflik.
4. Tetapkan Batasan
Ajarkan para murid untuk menetapkan batasan sejauh mana perlakuan negatif yang mereka dapatkan di dunia maya dapat diselesaikan mereka sendiri, dan kapan harus melaporkan pada orangtua atau guru. Jangan sampai, tawuran di media sosial beralih ke tawuran di dunia nyata dan mengancam nyawa serta masa depan.
Untuk anak-anak pra remaja dan remaja, ceritakan pula tentang lika-liku proses hukum dan kehidupan penjara agar mereka mengerti masa depan seperti apa yang akan mereka hadapi manakala berurusan dengan hukum.
Dengan teknologi informasi dan komunikasi yang merajai setiap aspek kehidupan kita, pendidikan etika berinternet perlu diperluas hingga ranah digital. Pendidikan etika di internet tidak hanya dilakukan di dunia nyata tetapi juga perlu digiatkan di berbagai platform digital.
Platform online memainkan peran penting dalam membentuk iklim digital yang kondusif. Melalui platform-platform inilah pendidikan etika dapat terus digalakkan dalam berbagai cara. Artikel-artikel mengenai literasi digital dapat disisipi tentang etika menyikapi komentar negatif di internet. Dengan begitu, artikel-artikel ini sedikit demi sedikit akan membekali pengguna internet dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjelajahi dunia digital secara bertanggung jawab.
Salah satu platform online yang berfokus pada pendidikan adalah guruinovatif. Situs ini menyediakan layanan pendidikan bagi para pendidik. Situs guruinovatif hadir untuk membantu meningkatkan mutu dan kualitas sekolah dengan pelatihan guru dan sertifikasi guru melalui berbagai kursus, pelatihan, dan seminar yang diselenggarakan secara online. Selain itu, guruinovatif juga menyediakan layanan pelatihan guru secara offline dengan materi yang dapat disesuaikan khusus untuk kebutuhan sekolah tersebut (pelatihan in house training).
Penutup
Akhir kata, menciptakan lingkungan online yang saling menghormati membutuhkan upaya kolektif kita semua. Rasa saling menghormati adalah pijakan interaksi online yang sehat. Komentar negatif dan tidak sopan dapat menimbulkan dampak psikologis serius, tetapi dengan merespons secara bijaksana dan menumbuhkan budaya saling menghargai dan saling mendukung, kita dapat menciptakan iklim digital yang meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional. Guru sebagai mitra orangtua, memainkan peran penting dalam membimbing siswa dalam berinternet. Menumbuhkan sikap saling berempati dalam berkomentar di dunia maya, akan mewujudkan suasana berinternet yang sehat.
Penyunting: Putra