âMama was my greatest teacher, a teacher of compassion, love, and fearlessness. If love is sweet as a flower, then my mother is that sweet flower of loveâ (Stevie Wonder)
Kutipan manis di atas disampaikan oleh Stevland Morris atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Stevie Wonder, seorang penyanyi, penulis lagu, dan aktivis sosial terkenal di Amerika Serikat. Baginya, ibu merupakan guru terbaik, ia memberikan kasih dan keberanian dalam menjalani kehidupan.
Seorang ibu adalah pelita di antara gelap dan senyap malam. Ia memberikan kita petunjuk, membimbing kita menuju panggung dunia yang lebih besar. Dengan kasih dan sayangnya, seorang ibu dengan tulus mengorbankan waktu dan tenaganya agar kita menjadi seseorang yang berkualitas. Ibu adalah kunci dari semua kesuksesan, landasan awal dari terbentuknya nilai-nilai moral, juga tempat paling aman dan nyaman untuk berkeluh kesah.
Ibu adalah Guru sekaligus Teman Pertama Anak (Sumber: Canva) Sebagai wujud kasih dan apresiasi atas semua perjuangan seorang ibu, maka setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu Nasional . Peringatan tersebut bukan hanya sebatas acara seremonial belaka tetapi juga memuat refleksi-refleksi, pemikiran, serta tujuan-tujuan tertentu yang filosofis dan bermakna.
Tapi, tahukah Anda mengapa tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu? Apa tujuan dan makna yang ada dalam peringatan tersebut? Simak penjelasan di bawah ini ya!
Sejarah Hari Ibu Secara historis, peringatan Hari Ibu dirayakan setiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Peringatan tersebut telah ada bahkan sebelum kemerdekaan Negara Republik Indonesia, 17 Agustus 1945. Jadi, sebelum hadirnya ide pencetusan Hari Ibu di tanah air pada 22 Desember 1928, kesadaran akan perlunya kesetaraan terhadap perempuan telah digaungkan oleh pahlawan perempuan dari berbagai daerah, seperti Tjuk Njak Dien di Aceh, Nyi Ageng di Jawa Barat, R.A Kartini, dan masih banyak lainnya. Kesadaran inilah yang membangkitkan semangat perempuan untuk dapat terlibat dalam rapat atau perkumpulan-perkumpulan yang membahas perihal kemerdekaan bangsa dan isu-isu lainnya.
Pada tahun 1908, setelah kelahiran Budi Utomo, banyak perkumpulan-perkumpulan dan organisasi perempuan hadir di tanah air seperti, Aisiyah, Wanita Katolik, dan Putri Merdeka. Eksistensi mereka bukan tanpa peran, secara aktif banyak kegiatan-kegiatan yang mereka adakan guna menunjang keterampilan dan pembahasan hak serta kewajiban mereka di dalam masyarakat sosial. Kemudian, ide-ide tersebut terdengar oleh Kongres Pemuda Indonesia I, yang pada akhirnya menjadikan pembahasan mengenai kedudukan perempuan dalam masyarakat Indonesia sebagai pusat kajian. Kegiatan yang dilaksanakan pada 30 April â 2 Mei 1928 tersebut telah menghasilkan langkah besar bagi perempuan Indonesia. Berikut merupakan hasil dari Kongres I tersebut:
1. Terbentuknya âPerikatan Perempuan Indonesiaâ
2. Lahirnya tiga mosi yang keseluruhannya berorientasi pada kemajuan perempuan, yaitu:
Tuntutan penambahan sekolah renda untuk anak perempuan Indonesia Perbaikan aturan dalam hal perjanjian nikah (taklik nikah) Perbaikan aturan tentang sokongan untuk janda dan anak yatim pegawai negeri Poin-poin di atas merupakan landasan awal bagi ditetapkannya tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu Nasional.
Lahirnya Perikatan Perempuan Indonesia pada Mei 1928 telah mendorong diselenggarakannya Kongres Perempuan I pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta. Kongres tersebut dihadiri oleh 30 Organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra. Fokus pembahasan pada Kongres Perempuan I berfokus pada empat hal utama yaitu, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, persatuan perempuan nusantara, perbaikan gizi dan kesehatan ibu dan balita, serta pernikahan usia dini bagi perempuan. Pada tahap ini, perempuan telah memiliki ruang yang lebih luas untuk menyuarakan pendapatnya.
Perempuan Indonesia menyuarakan Pendapatnya (Sumber: lakilakibaru.or.id) Pada tahun 1935, Kongres Perempuan II hadir dengan membawa terobosan baru perihal hak pendidikan perempuan. Sebagai respons atas isu tersebut maka dibentuklah BPPH (Badan Pemberantasan Buta Huruf) sebagai penunjang kualitas perempuan Indonesia. Selain itu dibahas juga perihal hak dan kewajiban buruh wanita di perusahaan batik di Rembang.
22 Desember sebagai Peringatan Hari Ibu Masifnya pergerakan perempuan dan mulai diakuinya eksistensi mereka dalam masyarakat membuat terselenggaranya Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Hasil dari Kongres III inilah yang memutuskan bahwa 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu Nasional. Secara resmi, pengukuhan Hari Ibu Nasional diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang bukan hari libur.
Kongres Perempuan Indonesia III (Sumber: Solopos.com) Ada relasi yang erat antara keberhasilan perempuan dengan lahirnya peringatan Hari Ibu Nasional. Secara simbolis, dirayakannya Hari Ibu Nasional menunjukan keberhasilan seluruh perempuan Indonesia dalam upaya pemerataan hak dan kewajiban dalam masyarakat. Selain itu, peringatan tersebut juga sebagai bentuk apresiasi mengenang semangat dan perjuangan para perempuan bangsa dalam upaya memperbaiki kualitas bangsa ini.
Memaknai Hari Ibu Peringatan Hari Ibu Nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, pada tahun 1950-an, perayaan Hari Ibu dirayakan dengan pawai dan rapat umum. Pada tahun tersebut juga eksistensi perempuan semakin terlihat dengan diangkatnya Maria Ulfah sebagai Menteri Sosial yang pertama.
Sejarah panjang dan perjuangan heroik perempuan dalam memerdekakan haknya menunjukan bahwa peringatan Hari Ibu Nasional bukanlah hanya sebuah penanggal simbolis. Ada banyak nilai-nilai yang semestinya kita hayati dan renungi perihal bagaimana kita memandang perempuan, khususnya ibu dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai manusia merdeka hendaklah kita perlahan meninggalkan stigma bahwa tugas seorang ibu hanya di ranah domestik seperti masak, mencuci, belanja, dan bersih-bersih. Hendaklah dalam peringatan Hari Ibu Nasional kita menjadi lebih terpelajar dengan membuka mata bahwa seorang Ibu lebih mulia dan berharga dalam aspek apapun.
Menghabiskan Waktu bersama Ibu di Hari Ibu Nasional (Sumber: Canva) Peringatan Hari Ibu seharusnya membawa kita pada hubungan yang lebih harmonis. Berikanlah ibu hadiah-hadiah sederhana, mintalah maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan, berikanlah pelukan hangat sebagai ungkapan kasih terdalam atas segala perjuangannya.
Pada akhirnya, perayaan Hari Ibu, 22 Desember 2022 bukanlah sebatas penanggal biasa. Ada garis historis yang panjang dan heroik yang membawa nilai-nilai perjuangan perempuan Indonesia dalam memperoleh haknya. Selain itu, hendaklah kita memaknai Hari Ibu sebagai momentum untuk menyenangkan hati mereka, memperbaiki hubungan, dan merefleksikan sejauh mana kita telah berbakti atas segala pengorbanan yang telah ibu lakukan. Selamat Hari Ibu untuk seluruh ibu di Indonesia, engkau adalah guru pertama dalam hidupku, engkau adalah pelita yang menerangi langkah-langkah. Semoga engkau sehat selalu, kasihmu abadi dalam sanubari!
Owh ya! salah satu langkah yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam pembelajaran adalah dengan menjadi Member Premium Guru Inovatif. Selain harganya yang sangat bersahabat, fitur-fitur dan event yang ditawarkan juga relevan dengan kebutuhan Bapak/Ibu dalam pembelajaran. Oleh karena itu, jangan ragu, jangan segan, klik Link Pendaftaran sekarang juga! Selamat belajar bersama-sama!
Penulis : Yandi Chidlir
Editor: Putra