Guru A: âTadi sebelum berangkat kerja, entah kenapa anak saya tiba-tiba ngambek minta diantar ke sekolah padahal waktu sudah mepet dan akan macet di jalan. Saya jadi terburu-buru dan panik khawatir datang terlambat ke sekolah â
Guru B: âSaya pagi ini merasa sedih karena tadi sempat adu argumen tentang suatu hal dengan suami dan berakhir dengan cekcok hebat. Saya jadi tidak bersemangat mengajar hari ini karena kepikiran tentang hal tersebut â
Guru C: âKemarin ada siswa yang berkata tidak sopan tentang saya di medsos karena dia kecewa dengan nilainya yang di bawah standar. Saya masih merasa kesal dengan dia dan pagi ini kebetulan akan mengajar di kelasnya â
Gambaran situasi yang dihadapi guru A, B, dan C tersebut mungkin tidak asing juga dengan kehidupan kita. Ketika memulai pagi dengan kekesalan dan energi negatif, hal tersebut secara tidak langsung akan memengaruhi performa kita dihadapan siswa. Guru dalam kesehariannya harus menangani banyak tuntutan tugas yang saling bersaing skala prioritasnya. Merekapun dihadapkan pada peran penting sosok guru seperti yang ditanamkan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara dengan semboyan yang tidak asing lagi ditelinga kita yaitu, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.
Ing ngarso sung tulodo memiliki arti seorang pendidik harus menjadi contoh dan panutan yang baik. Semangat ini dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara untuk sama-sama mengingatkan kita agar senantiasa memberikan teladan baik untuk orang-orang di sekitar kita. Bukan hanya siswa, tetapi juga masyarakat dan keluarga yang kita sayangi. Ing madya mangun karso artinya seorang pendidik ada kalanya harus berada di tengah memberikan semangat kepada siswanya. Kemudian tut wuri handayani memiliki makna seorang pendidik harus mampu berada di belakang untuk memberikan dorongan, tuntunan terus-menerus serta pengarahan yang baik.
Akibatnya, guru tanpa sadar mendahulukan kebutuhan kesehatan mental dan kesejahteraan orang lain dibandingkan kebutuhan mereka sendiri. Namun, penting bagi guru untuk meluangkan waktu memprioritaskan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka sendiri, demi kepentingan mereka, keluarga, dan seluruh komunitas sekolah. Kegiatan kesehatan mental dan kesejahteraan bagi guru harus berkelanjutan dan holistik. Melakukan aktivitas fisik, berkumpul dengan teman, dan menetapkan batasan (skala prioritas) di sekitar pekerjaan dapat mendukung guru untuk meningkatkan dan menjaga kesejahteraan pribadi mereka.
Kita semua sepakat bahwa kesehatan mental bagi guru merupakan masalah yang cukup signifikan. Hal ini memengaruhi suasana belajar, perkembangan siswa, dan efektivitas pengajaran. Sangatlah penting untuk mengakui tantangan kesehatan mental yang dihadapi para pendidik kita. Membantu mereka menghadapi tantangan-tantangan ini secara efektif bukan hanya merupakan kewajiban moral namun juga merupakan investasi strategis dalam kualitas pendidikan. Ketika guru memiliki mental yang baik, mereka akan memancarkan sikap positif yang berdampak langsung pada lingkungan belajar dan standar pendidikan di institusi mereka. Kesehatan mental mereka bukanlah masalah tersendiri. Itu adalah pilar fundamental yang mendukung keseluruhan sistem pendidikan.
Institusi pendidikan mempunyai peran penting dalam membina kesehatan mental dan kesejahteraan staf pengajarnya. Menyadari tantangan yang dihadapi guru, institusi harus secara proaktif menciptakan lingkungan yang mendukung dan memprioritaskan kesehatan mental para pendidiknya. Salah satu strategi sederhana yang bisa dilakukan oleh sekolah yaitu memulai kegiatan pagi hari dengan saling berbagi informasi secara menyenangkan di program Fun Morning Briefing For Teachers . Kegiatan ini merupakan praktik baik yang sudah dilaksanakan di Sekolah Sugar Group Lampung Tengah dan bisa diterapkan sesuai kebutuhan kondisi sekolah lain. Kegiatan ini bertujuan untuk mengawali hari dengan berbagi informasi kegiatan sekolah dan memastikan kesiapan pembelajaran pada hari tersebut dengan diselingi informasi menarik lainnya. Detail kegiatannya sebagai berikut:
Kegiatan dilakukan setiap pagi (atau menyesuaikan kondisi sekolah) selama 10-15 menit sebelum pembelajaran. Peserta briefing adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf administrasi. Saat sesi berlangsung, akan ada beberapa guru yang bergantian piket (tidak ikut briefing ) untuk menyambut siswa yang datang ke sekolah. Pemimpin briefing atau disebut sebagai leader morning briefing dijadwalkan bergantian. Jadi semua peserta secara bergantian akan berbagi informasi sesuai jadwal yang telah ditentukan sebulan sekali. Hal ini melatih komunikasi dan kepemimpinan semua komponen sekolah. Materi briefing terkait rencana kegiatan harian/informasi untuk siswa/kegiatan sekolah terbaru/berbagi praktik baik/permainan tebak lagu/kuis berhadiah/resensi film inspiratif/berbagi buku yang sudah dibaca/ucapan ulang tahun untuk rekan guru/dan lain lain. Materi briefing disajikan secara singkat, padat, jelas, dan menyenangkan. Untuk pembahasan yang lebih kompleks bisa mempergunakan waktu rapat khusus. Dokumentasi Morning Briefing (berbagi informasi kegiatan harian dan hiburan singkat tebak lagu nasional) Pertemuan rutin ini dapat memungkinkan seluruh ekosistem sekolah untuk terhubung, berbagi pengalaman, dan memberikan dukungan emosional satu sama lain. Kebahagiaan ketika mendapat hadiah kuis yang sederhana, berbagi pengalaman praktik baik, pengalaman menonton film yang menginspirasi, bacaan yang menginspirasi akan memunculkan energi positif jika dilakukan secara konsisten dan bertujuan untuk memulai hari dengan hal baik dan menyenangkan. Ketika guru memulai hari dengan bahagia, maka energi tersebut akan diterima siswa dengan baik pula.
Kendalikan karier Anda dan ucapkan selamat tinggal pada stres. Mari bekerja sama untuk mencapai tujuan pengajaran Anda!
Penyunting: Putra